Bola.com, Jakarta - Regenerasi sebetulnya hal biasa dalam sepak bola. Pemain-pemain hebat pada akhirnya akan melewati puncak kariernya dan tergantikan oleh sederet wonderkid yang siap menyajikan magis di rumput hijau.
Apalagi musim ini sudah banyak pesepak bola yang memasuki usia 30-an. Karim Benzema (34) dan Robert Lewandowski (33) adalah striker terbaik di dunia saat ini. Hasil mereka sangat mencengangkan musim ini; mereka masing-masing telah mencetak 38 dan 47 gol di semua kompetisi.
Gelandang Real Madrid dan pemenang Ballon d'Or 2018 Luka Modric berusia 36 tahun tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Padahal ada anggapan umum kalau usia emas pesepak bola ada pada usia 26-32 tahun.
Namun, masih ada pemain yang menyentuh puncaknya lebih awal dan mulai kelelahan saat mencapai usia 30-an atau mendekatinya. Tanpa basa-basi lagi, mari kita lihat lima gelandang kelas dunia yang bisa melewati masa jayanya.
Thiago Alcantara (Spanyol/Liverpool)
Thiago Alcantara adalah pemain yang menonjol untuk Bayern Munchen pada musim 2019/2020 yang memenangkan treble kontinental. Dia adalah otak lini tengah Bavarians dan merupakan salah satu gelandang tengah paling efisien pada generasinya.
Namun, jelas bahwa hari-hari terbaik pemain berusia 31 tahun itu sudah lewat, meskipun ia terus beroperasi pada level yang sangat tinggi untuk The Reds. Dia tidak dominan seperti dulu. Di masa jayanya, Thiago sering disamakan dengan orang-orang seperti Andres Iniesta dan Xavi.
Dia telah mencetak dua gol dan memberikan dua assist dalam 27 penampilan di semua kompetisi sejauh musim ini.
N'Golo Kante (Prancis/Chelsea)
N'Golo Kante meraih beberapa penghargaan man-of-the-match bersama Chelsea di Liga Champions musim lalu. Keuletan gelandang Prancis dan kemampuan membaca permainan bekerja dengan sangat baik saat the Blues menjadi juara Eropa yang tidak terduga.
Namun, Kante belum mampu mereplikasi performa tersebut musim ini. Penurunan level tidak lebih terlihat dalam kasus pemain lain dalam daftar ini, seperti yang terjadi pada pemain berusia 31 tahun itu.
Performa Kante menurun drastis musim ini. Meskipun dia bisa menjadi duri di leher lawan ketika dia bermain, musim ini tak lagi sama. Dia terus tajam dengan permainannya dan cukup mahir dalam melakukan ball-recovery. Namun, harus dicatat bahwa musimnya terganggu oleh cedera pangkal paha dan lutut. Kante juga tertular COVID-19 dua kali.
Paul Pogba (Prancis/Manchester United)
Paul Pogba masih menjadi salah satu pengumpan terbaik di dunia. Tekniknya luar biasa tetapi siapa pun yang telah menyaksikannya bermain di Liga Inggris musim ini tahu bahwa dia merasa sulit untuk mengeluarkan performa terbaiknya lagi.
Pogba telah membuat sembilan assist dan mencetak gol dalam 25 penampilan di semua kompetisi untuk Manchester United musim ini. Tetapi penting untuk dicatat bahwa enam dari assist itu datang dalam dua pertandingan Liga Inggris. Ini menunjukkan bahwa dia masih bisa menjadi kelas dunia pada zamannya, tetapi hari-hari itu mulai jarang terjadi sekarang.
Toni Kroos (Jerman/Real Madrid)
Meskipun dia bukan tipe pemain seperti Kante, gaya bermain Carlo Ancelotti di Real Madrid mengharuskan Kroos berjuang dalam membantu pertahanan, dan itu tak bisa dilakukannya. Pemain berusia 32 tahun ini memiliki penguasaan bola yang rapi dan merupakan salah satu pengumpan bola yang paling akurat di era modern.
Namun, dia belum bisa benar-benar menghidupkan gayanya musim ini. Hal ini sangat kontras dengan Luka Modric, yang terus tampil di level kelas dunia meski sudah menginjak usia 36 tahun.
Kroos telah mencetak tiga gol dan memberikan tiga assist dalam 35 penampilan di semua kompetisi untuk Real Madrid musim ini.
Sergio Busquets (Spanyol/Barcelona)
Jangan salah paham, Sergio Busquets masih bisa diandalkan di lini tengah Barcelona. Dia adalah pemain yang setara dengan pemain seperti Xavi dan Andres Iniesta dan bisa dibilang merupakan trio lini tengah paling dominan dalam sejarah pertandingan dengan duo ikonik tersebut.
Akan tetapi, Busquets tidak lagi dominan di tengah lapangan seperti dulu. Ditetapkan untuk berusia 34 pada Juli ini, usia Busquets mulai mengejarnya dan Barcelona mencari pengganti jangka panjang.
Di masa jayanya, Busquets adalah maestro lini tengah. Dia menjaga segala sesuatunya tetap rapi dan merupakan salah satu pemain yang paling tahan terhadap tekanan yang pernah kita lihat di abad ke-21. Dia hanya mencetak satu gol dan memberikan satu assist dalam 43 penampilan di semua kompetisi sejauh musim ini.