Bola.com, Jakarta - Barcelona ternyata tidak menunjukkan kemajuan yang lebih baik di era Xavi Hernandez daripada saat ditangani pendahulunya, Ronald Koeman. Statistik Barca menjadi bukti sahih.
Xavi Hernandez didapuk menggantikan Koeman di Barcelona pada November 2022. Dia layak mendapatkan kredit dan pujian karena membawa Barca perlahan naik ke papan atas.
Saat Xavi menggantikan Koeman, Barcelona tercecer di peringkat kesembilan Liga Spanyol 2021/2022. Di tangan legenda Barcelona itu, timnya melejit ke posisi kedua dan tampaknya bisa menjadi ancaman serius sang pemuncak klasemen Real Madrid.
Prediksi itu makin menguat saat Barcelona melumat Real Madrid 4-0 pada duel El Clasico di Santiago Bernabeu, menjelang jeda internasional. Barca dipuji-puji karena membukukan 15 kemenangan beruntun dan memainkan sepak bola cantik. Sepertinya momen-momen indah kejayaan masa lalu segera kembali ke Camp Nou.
Hanya dalam hitungan lima hari selama Paskah, fans Barcelona dibawa jatuh kembali ke bumi dan harus menghadapi fakta pahit.
Barca kalah agregat 2-4 di perempat final Liga Europa dari Eintracht Frankfurt, yang membuat Xavi masih tanpa kemenangan kandang di Eropa sejak kedatangannya ke Camp Nou. Mereka kemudian juga menelan kekalahan 0-1 dari Cadiz, Selasa (19/4/2022) dini hari WIB. Musim Barcelona resmi berakhir, alias tak ada gelar yang diraih kali ini.
Kini, target Barcelona hanya mengamankan tiket ke Liga Champions musim depan. Barca tercatat menderita kekalahan kandang berturut-turut pertama sejak 2003 dan statistik mengkhawatirkan tambahan menunjukkan mereka tidak lebih moncer saat bersama Xavi Hernansez daripada saat ditangani Koeman.
Statistik Barcelona
Seprto dikutip dari Forbes, dalam 30 pertandingan, Xavi membukukan 16 kemenangan, atau dengan rata-rata kesuksesannya 53,33 persen. Rata-rata kemenangan Xavi tak hanya lebih buruk daripada Koeman (58,21 persen), tapi juga yang terendah di antara para pelatih Barca sejak Charly Rexach pada 2022. Saat itu rata-rata kemenangan Rexac adalah 50 persen.
Selain itu, Barca juga menunjukkan ketergantungan terhadap Pedri. Dua kekalahan beruntun kontra Frankfurt dan Cadiz terjadi saat Pedri absen. Sang pemain tak bakal bermain hingga akhir musim karena cedera.
Statistik juga menguatkan klaim tersebut. Barca membukukan rata-rata kemenangan 89 persen di La Liga bersama Pedri. Dalam periode itu, Blaugrana mendulang 32 poin dari kemungkinan 36 poin.
Tanpa Pedri, Barca hanya mengumpulkan 28 poin dari kemungkinan 57 poin, alias hanya mengoleksi 48 persen rata-rata kemenangan.
Sumber: Forbes