Bola.com, Jakarta - Momen spesial tersaji pada laga Liga Inggris antara Burnley kontra Southampton di Stadion Turf Moor, Jumat (22/4/2022) dini hari WIB. Pertandingan sempat dihentikan sejenak pada babak pertama untuk memberi kesempatan dua pemain tim tamu berbuka puasa Ramadan.
Liga Inggris memiliki beberapa pemain muslim yang tetap menjalankan ibadah puasa Ramadan di tengah jadwal liga yang padat. Sebagian pemain bahkan tetap berpuasa pada hari pertandingan.
Sepak bola Inggris menjadi lebih terbuka untuk mengakomodasi permintaan bagi mereka yang menjalankan puasa dalam beberapa musim terakhir. Tahun ini, wasit kembali mengizinkan jeda dalam pertandingan malam - jika diminta - bagi para pemain untuk berbuka puasa.
Ada dua pemain Southampton yang berbuka puasa di tengah pertandingan itu, yaitu Mohamed Elyounoussi dan Yan Valery. Merrka terlihat langsung minum dan memakan sesuatu ketika pertandingan dihentikan sejenak pada pukul Kamis (21/4/2202) pukul 20.26 waktu setempat, atau ketika pertandingan memasuki menit ke-41.
Mereka dikabarkan berbuka puasa Ramadan dengan mengonsumsi minuman bernutrisi dan memakan gel energi. Setelah itu, pertandingan kembali dilanjutkan seperti biasa.
Kebijakan khusus penghentian pertandingan itu sudah diumumkan kepada penonton sebelum duel Liga Inggris itu dimulai.
Bukan Momen Pertama
Musim lalu, momen serupa juga tersaji di Liga Inggris. Saat itu, Wesley Fofana dan Cheikhou Kouyate diizinkan berbuka puasa, di tengah laga Leicester City kontra Crystal Palace.
Pada awal bulan ini, gelandang Everton, Abdoulaye Doucoure, juga mendapat kesempatan jeda untuk berbuka puasa ketika timnya takluk dari Burnley.
Pertandingan Bundesliga juga disetop sejenak untuk kali pertama dalam sejarah pada pekan lalu. Penghentian laga itu untuk memberik kesempatan bintang Mainz, Moussan Niakhate, berbuka puasa.
Kepala Kedokteran olahraga Crystal Palace, Dr Zaf Iqbal, memuji peningkatan kesadaran dan tindakan yang diambil klub Premier League dan wasit untuk membantu para pemain yang menjalankan puasa tahun ini.
"Tentu saja ada lebih banyak kesadaran," kata Dr Iqbal, yang telah bekerja di Premier League sejak 2007, kepada PA, seperti dikutip dari Daily Mail.
"Sungguh luar biasa melihat manajer, pelatih, dan staf lebih memahami keyakinan orang lain dan akomodatif. Itu hanya dapat mengarah pada pemahaman, penghargaan, dan harmoni yang lebih baik dalam sebuah tim," imbuhnya.
Sumber: Daily Mail, ESPN