Nostalgia Nugroho Mardiyanto, Jadi Palang Pintu Persebaya di Liga Champions Asia 2005

oleh Abdi Satria diperbarui 22 Apr 2022, 17:30 WIB
Nugroho Mardiyanto, bek Persebaya Surabaya di Liga Champions Asia 2005 di YouTube Pinggir Lapangan. (Bola.com/Screen YouTube Pinggir Lapangan-Abdi Satria)

Bola.com, Jakarta - Nugroho Mardiyanto membawa Persebaya Surabaya DU (kini Bhayangkara FC) promosi ke Liga Super Indonesia pada 2013 dengan status juara Divisi Utama.

Pria kelahiran Sidoarjo, 15 Maret 1984 ini juga pernah tampil di level Asia dengan berkiprah di Liga Champions Asia bersama Persebaya Surabaya pada musim 2005.

Advertisement

Dalam channel youtube Pinggir Lapangan, Nugroho mengungkapkan perjalanan karier sepak bola yang diawali dengan bergabung di Surnayaga, klub yang berkiprah di kompetisi internal Persebaya.

Ia diajak eks bek legenda Bajul Ijo, Muharom Rusdiana yang melihat potensinya. Ketika itu usia Nugroho baru 14 tahun. Menimba ilmu sepak bola bersama pemainnya lainnya di Suryanaga seperti jadi pintu masuk Nugroho jadi bagian Perseebaya.

Ia memulainya dengan memperkuat Persebaya Junior pada Piala Soeratin 2001 dan langsung meraih trofi juara. Dua tahun kemudian, Nugroho masuk dalam daftar pemain Persebaya Selection yang merupakan tim penyangga Bajul Ijo senior.

Baru pada 2005 atau saat usianya 21 tahun, Nugroho menjadi bagian dari tim senior. Tanpa tanggung-tangung, selain berkiprah di kompetisi kasta tertinggi tanah air, Nugroho juga memperkuat Persebaya Surabaya di Liga Champions Asia 2005.

2 dari 3 halaman

Bersaing dengan Senior

Bejo Sugiantoro yang berposisi sebagai pemain belakang mengemas dua gol.Bejo Sugiantoro merupakan legenda Persebaya yang ternyata pernah menolak untuk bergabung bersama Tim PSSI Baretti di Italia. (AFP/Weda)

Di posisi stoper, Nugroho bersaing dengan tiga seniornya yakni Bejo Sugiantoro, Mursyid Effendi dan Nova Arianto. Ia pun mendapat kesempatan tampil di level Asia karena Mursyid terkena sanksi.

Seperti diketahui pada musim itu, Persebaya Surabaya tergabung di Grup B bersama Busan I'Park (Korea Selatan), Krung Thai (Thailand) dan Binh Dinh (Vietnam).

"Saya dua kali jadi pemain starter. Masing-masing melawan Krung Thai di Thailand dan saat Persebaya menjamu Busan di Surabaya. Selebihnya jadi pemain pengganti," ungkap Nugroho.

3 dari 3 halaman

5 Musim di Persebaya

Liga 1 - Ilustrasi Logo Persebaya Surabaya BRI Liga 1 (Bola.com/Adreanus Titus)

Nugroho tercatat lima musim beruntun berkostum Persebaya. Sampai pada satu momen dirinya terpaksa hengkang karena dualisme kompetisi pada 2010.

Ia kemudian berturut-turut memperkuat PSBI Blitar, Persibo Bojonegoro, Persebo Bondowoso dan PS Mojokerto Putra. Jelang musim 2013, Nugroho menerima tawaran Persebaya DU yang berkiprah di kasta kedua.Pilihannya itu tepat.

Bersama Persebaya DU yang kini bernama Bhayangkara FC promosi ke kasta tertinggi dengan status juara. Di final yang berlangsung 14 September, mereka mengalahkan Perseru Serui dengan skor 2-0.

Selepas dari Persebaya DU, Nugroho balik ke PS Mojokerto Putera dan kemudian pindah ke klub kasta kedua lainnya, Semeru FC. Di klub terakhir, Nugroho memutuskan gantung sepatu pada 2019.

Di Semeru FC yang kemudian berganti nama menjadi PS Hizbul Wathan (PSHW), Nugroho meneruskan kariernya sebagai pelatih tim U-17 dan U-20 klub itu. Belakangan, ia mendampingi Yusuf Ekodono, pelatih kepala PSHW menangani tim berkiprah di Liga 2 2020. Namun, seperti diketahui, kompetisi akhirnya terhenti gegara pandemi COVID-19.

Kini, Nugroho lebih banyak menghabiskan waktunya dengan pelatih pemain usia dini di Garuda Timur Football Academy, Sidoarjo. Sesekali, ia menyempatkan diri bermain bersama dengan mantan pemain Persebaya lainnya.

Berita Terkait