Bola.com, Jakarta - Menemukan pemain asing debutan yang tepat ibarat menerima mukjizat bagi klub-klub peserta Liga 1. Tanpa mengetahui pasti kualitas sang pemain, mereka ibarat berjudi dengan mendaratkan mereka ke Indonesia.
Tak heran, bila bursa transfer pemain asing Liga 1 selalu ramai, terutama di pertengahan musim. Banyak pemain yang memilih berpisah dengan ekspatriatnya demi menemukan pengganti yang lebih pas.
Namun, cara ini membuat mereka mengulang kesalahan yang sama. Ibarat membeli kucing dalam karung, mereka kembali diperdaya dengan rekaman video yang tidak menunjukkan secara gamblang permainan target incaran.
Meski begitu, beberapa nama debutan asal mancanegara yang berhasil moncer pada musim perdananya di Indonesia. Mereka menjadi kunci kekuatan timnya untuk menggapai posisi terbaik di papan klasemen.
Sayangnya, klub Liga 1 pemiliknya tak bisa mempertahankannya lebih lama. Mereka memilih hengkang ke luar negeri untuk merasakan level kompetisi yang lebih tinggi serta mengejar kariernya di dunia sepak bola.
Marclei Santos - Mitra Kukar (2017)
Mitra Kukar beruntung mendapatkan Marclei Santos sebelum pengetatan regulasi pemain asing di musim 2017 lalu. Walaupun datang dari klub regional Brasil, kehebatannya di muka gawang lawan cukup luar biasa.
Pada musim debutnya di Indonesia, ia berhasil menciptakan 24 gol yang membuatnya berada di urutan kedua daftar top scorer Liga 1 2017. Sayangnya, performa Mitra Kukar keseluruhan tak sebanding dengan catatannya tersebut.
Pada musim selanjutnya, ia memilih hengkang ke klub Thailand, Chonburi FC. Kini, Marclei diketahui bermain untuk KF Ulpiana yang masih berjuang di papan bawah kasta tertinggi Liga Kosovo.
Sylvano Comvalius - Bali United (2017)
Pria asal Belanda ini merupakan sensasi terbesar di Liga 1 2017. Dalam satu musim kompetisi, Sylvano Comvalius berhasil mencetak 37 gol untuk memecahkan rekor gol terbanyak sepanjang sejarah Liga Indonesia.
Sayangnya, Bali United harus rela kehilangan gelar pada saat-saat terakhir. Meskipun poin mereka setara dengan Bhayangkara FC, klub asal Pulau Dewata tersebut terpaksa merelakan supremasi tertinggi lepas lantaran kalah head-to-head.
Selepas musim yang penuh lika-liku di Indonesia, ia mencoba tantangan ke Thailand dengan memperkuat Suphanburi FC. Namun, saat itu performanya menurun drastis.
Setelah memperkuat Arema FC dan Persipura Jayapura, ia memilih pulang ke Belanda dan memutuskan pensiun.
Peter Odemwingie - Madura United (2017)
Siapa yang tak kenal Peter Odemwingie? Mantan penyerang Stoke City dan West Bromwich Albion itu secara mengejutkan bergabung ke Madura United dengan status marquee player pada Liga 1 2017 lalu.
Walaupun datang pada senjakala kariernya, kompetisi sepak bola Indonesia masih terlalu 'mudah' baginya. Sayangnya, performa positifnya lewat catatan 14 gol ternoda dengan kartu merah di laga terakhirnya pada musim itu.
Setelah 'perseteruan' dengan manajemen Madura United menjelang musim berikutnya. Ia akhirnya memutuskan pensiun dan beralih menjadi duta klub untuk beberapa saat.
David Da Silva - Persebaya Surabaya (2018)
Musim perdana Persebaya Surabaya di kompetisi Liga 1 juga menjadi debut David da Silva di Indonesia. Sempat diabaikan Bhayangkara FC dalam sebuah trial, Persebaya justru melihat potensi besar pemain asal Brasil itu.
Tanpa babibu, penyerang berkepala plontos itu menjelma menjadi kekuatan mengerikan di lini depan Persebaya. Tapi, sayangnya, 20 gol yang dibuatnya sepanjang musim itu hanya membawa klub berjulukan Green Force itu nangkring di posisi kelima.
Musim berikutnya, tawaran besar datang dari klub raksasa Korea Selatan, Pohang Steelers. Tapi, performanya menurun drastis dan ia pun kembali ke Persebaya pada pertengahan musim.
Namun, ia kembali harus berpisah dengan Persebaya pada era pandemi COVID-19. Pemain yang kini berusia 32 tahun itu memutuskan menyeberang ke Malaysia dengan memperkuat Terengganu FC. Namun, sejak pertengahan musim lalu, ia sudah bermain untuk Persib Bandung.
Kei Hirose - Persela Lamongan (2019)
Banyak yang menyangsikan kualitas Kei Hirose saat datang ke Indonesia pada 2019 lalu. Awal musim Persela Lamongan yang buruk nyatanya menghadirkan kesempatan kedua baginya untuk membuktikan diri.
Sosok Nilmaizar yang datang ke Lamongan berhasil mengeluarkan potensi terbaiknya. Sepuluh assist plus tampil penuh sepanjang 34 pertandingan merupakan pencapaian bagus bagi gelandang asal Jepang tersebut.
Tawaran besar datang dari klub kaya raya asal Malaysia, Johor Darul Takzim. Tapi, setelah mendapati dirinya hanya bermain untuk klub B, ia memutuskan kembali ke Indonesia dengan bergabung bersama Borneo FC pada tengah musim lalu.