Bola.com, Surabaya - Dinamika bursa transfer pemain di BRI Liga 1 turut mewarnai perjalanan Persebaya Surabaya. Klub asal Kota Pahlawan ini bahkan kehilangan mayoritas pemain andalannya. Total, sebanyak 17 pemain sudah resmi pergi setelah BRI Liga 1 2021/2022 berakhir.
Beberapa pemain bintang Persebaya Surabaya yang hengkang di antaranya adalah Taisei Marukawa, Bruno Moreira, Arsenio Valpoort, Alie Sesay, Johan Yoga Utama, David Ariyanto, Ricky Kambuaya, hingga kapten musim lalu Rachmat Irianto.
Lalu, masih ada sembilan nama lain yang juga pergi. Mereka adalah Reva Adi Utama, Ady Setiawan, Samsul Arif, Hambali Tolib, Franc Sokoy, Mokhamad Syaifuddin, Rendi Irwan, Oktafianus Fernando, dan Arif Satria.
Fenomena ini sebenarnya tidak lepas kontrak jangka pendek yang mengikat para pemain tersebut. Mereka hanya dikontrak sampai akhir musim dan kini bebas menentukan pilihan untuk mendapat tawaran klub lain.
Apalagi, tawaran nilai kontrak dari klub lain itu melonjak naik berkali-kali lipat. Itu juga tidak terlepas dari performa para pemain tersebut dengan membawa Persebaya Surabaya menembus posisi lima besar klasemena akhir BRI Liga 1.
Ada Hambatan
Manajer Persebaya, Yahya Alkatiri, mengungkapkan bahwa proses negosiasi tidak selalu berjalan dengan lancar saat membicarakan nilai kontrak. Apakah ini pertanda bahwa Persebaya mengalami masalah finansial?
“Kata kuncinya, Persebaya berpikir rasional, versi Persebaya. Kami yang jelas bagaimana caranya tim ini juara tanpa harus menghancurkan perusahaan,” kata Yahya Alkatiri, manajer Persebaya, dalam video wawancara di kanal YouTube JEBREEETmedia TV.
“Jadi, kami juara harus, tapi jangan sampai menghancurkan perusahaan. Harus dijaga. Persebaya dikatakan bermasalah finansial juga tidak. Karena kalau dikatakan Persebaya bermasalah finansial, mungkin sudah banyak (pemain terlantar),” ucap Yahya.
Pria berusia 39 tahun itu sempat menuturkan bahwa sejumlah pemain meminta kenaikan nilai kontrak mencapai berkali-kali lipat. Persebaya tidak ingin gegabah dengan menuruti permintaan mereka.
Berkaca musim lalu, Persebaya memilih mengandalkan sejumlah pemain muda. Para pemain asing pun belum berpengalaman. Sehingga, manajemen Bajul Ijo bisa menekan pengeluaran urusan gaji pemain.
Tapi, apakah kebijakan Persebaya dengan melepas pemain bintang itu juga pertanda mereka mengalami kerugian? “Mungkin itu direktur operasional yang (bicara),” imbuh Yahya Alkatiri.
Tetap Profesional
Persebaya sendiri berhasil membukukan prestasi gemilang di BRI Liga 1 2021/2022. Sebanyak tiga personel sekaligus meraih penghargaan individu di bulan Desember 2021 yang diraih di masing-masing kategori.
Pertama, arsitek Aji Santoso dinobatkan sebagai pelatih terbaik. Lalu, winger asing Taisei Marukawa jadi pemain terbaik. Terakhir, Marselino Ferdinan keluar sebagai pemain muda terbaik bulan itu.
Padahal, Persebaya tidak jadi juara dengan menduduki peringkat kelima klasemen akhir. Keberhasilan itu didapat juga berkat kesehatan manajemen klub yang mampu memenuhi hak para pemain.
“Persebaya ini tidak pernah telat (membayar) gaji. Sekalipun kami tidak pernah telat gaji, bonus semua lancar. Masalah keuangan semua lancar. Rumah atau apapun. Semua harus seimbang. Juara harus bagaimana caranya ini mencapainya,” tutur Yahya.
Pelatih Aji Santoso juga membuat kebijakan dengan merekrut pemain muda untuk Liga 1 musim depan. Dia akan melakukan regenerasi dengan mempromosikan sejumlah pemain tim junior ke tim senior Persebaya.
Kini, Persebaya total sudah memiliki 17 pemain pula yang telah diikat kontrak musim lalu. Delapan di antaranya adalah anggota skuat musim lalu, yakni Ernando Ari Sutaryadi, Andhika Ramadhani, Satria Tama, I Gede Dida, Rizky Ridho, Koko Ari Araya, Alwi Slamat, dan Muhammad Hidayat.
Lalu, terdapat empat pemain yang dipromosikan dari tim Elite Pro Academy (EPA), yaitu Deni Agus, Arief Catur, Risky Dwiyan, dan M. Widi Syarief. Terakhir, lima pemain direkrut dari tim lain, yakni Andre Oktaviansyah, Mochamad Zaenuri, Leo Lelis, Januar Eka, dan Salman Alfarid.
Sumber: YouTube JEBREEETmedia TV