Aku dan Bola.com: Suratan Takdir Bernama Jodoh dan Harapan Tinggi di Tengah Dinamika Work From Home

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 27 Apr 2022, 22:00 WIB
Aku dan Bola.com. (Ist)
I thought 2020 would be about me chasing all my dreams, but it turned out to be me appreciating all I've got.

Bola.com, Jakarta - Bola.com adalah tempat yang sudah saya impikan sejak lama. Sayang, keseruan di dapur redaksi cuma sebentar saja saya rasakan karena pandemi virus corona menyerang. Lebih dari dua tahun, seluruh operasional pekerjaan pun dilakukan secara remote atau istilah kerennya, WFH.

Tahun 2019 menjadi periode random buat hidup dan karier saya. Sampai suatu ketika saya bertemu seorang wanita yang sekarang menjadi guling saya tiap malam. Bedanya, guling ini bisa kentut. Beliau yang selalu memotivasi saya untuk mengejar goals saya.

Advertisement

Saya bercerita kepadanya bahwa bergabung dengan Bola.com adalah keinginan saya sejak lama. Bahkan saya pernah bilang, "Entar lu gua nikahin kalo gua udah keterima di Bola.com". Klausul itu aktif setelah dijabah oleh yang Maha Kuasa. Frasa ucapan adalah doa agaknya bukan kata-kata klise semata.

Oktober 2019, saya resmi berseragam Bola.com, dengan kontrak plus klausul pengangkatan secara permanen. Empat bulan berselang, saya menikahi partner kentut saya. Tidak sampai 30 hari kemudian, wabah COVID-19 melanda.

Semuanya berjalan begitu cepat. Virus corona menyerang segala aspek. Bola.com juga kena dampaknya. Manajemen kantor pun ketok palu: work from home (WFH).

Ada plus-minus di balik kebijakan WFH. Buat saya yang masih meraba-raba how things work di Bola.com saat itu tentu sedikit banyak jadi penghambat. Meskipun pada 2012-2016 pernah bekerja full remote, tetap saja bukan ini yang saya bayangkan.

Saya, bekerja secara WFH, melewatkan dua ulang tahun Bola.com. Satu hal yang saya rasakan adalah semangat seluruh penggawa 'online club' tidak ada yang berubah, walaupun bertatap muka terbukti adalah barang mahal.

 

2 dari 3 halaman

'Enak Ya di Rumah Terus'

Kantor KLY. (Bola.com/Gregah Nurikhsani)

Setelah pindah ke rumah baru di Kabupaten Bogor, saya dan istri bisa hidup secara proper sebagai pasutri: punya tetangga, halaman depan, halaman belakang, dan ruang kerja supaya bisa bekerja secara proper juga, seharusnya.

Namun, ternyata WFH tidak semudah dan seenak bayangan. Ada saja 'gangguan non-teknis' dari segala penjuru. Sejujurnya, lebih leluasa bekerja di kantor. Fokus dan konsentrasi lebih terkontrol, dan komunikasi antarpenggawa juga lancar.

Sering kali dengar anggapan orang-orang seperti, "Enak banget Gregah, kerjanya duduk doang depan laptop, sambil udud, ngopi, tau-tau udah rumah gedong aja, sultan lah". Mereka mungkin tidak tahu betapa kami struggling dalam hidup bersosial, apalagi menanggapi stereotipe semacam itu.

Dinamika WFH yang dialami tiap orang pasti berbeda sehingga advantages dan disadvantages-nya beragam pula. WFH mengharuskan kami para penggawa Bola.com untuk beradaptasi dengan banyak hal baru.

Konferensi pers secara daring dan menembus narasumber tanpa bertemu langsung jadi tantangan kami semua. Segalanya bukan jadi lebih mudah, cuma caranya saja yang berbeda. Alhamdulillah, kerja tim penggawa Bola.com baik secara horisontal maupun vertikal berjalan oke. Kendala pasti ada, tapi selalu ada pula strategi counter untuk menyelesaikan hal tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Selingan

Seperti yang sudah saya utarakan di awal, menjadi penggawa Bola.com merupakan satu di antara life goals saya. Mengenal tim seintim mungkin juga satu hal yang saya inginkan. Maka, tiap ada selingan untuk bertatap muka, sebisa mungkin akan saya upayakan, meski mahal harganya.

WFH tidak menghentikan saya untuk bersilaturahmi dengan penggawa Bola.com lainnya. Saya juga yakin penggawa lainnya pasti ingin berkumpul seperti sedia kala. Ketika datang kesempatan, apapun dilakukan.

Mengantar dagangan bawang goreng pun jadi selingan buat saya untuk sekadar bertemu antarpenggawa Bola.com, walau cuma sesaat. Setiap pertemuan adalah kabar, dan setiap pertemuan buat saya adalah kabar baik, Insyaallah.

Contoh pertemuan adalah kabar baik berikutnya yakni tatkala kami berkumpul di acara pernikahan kolega. Momen-momen langka seperti ini menjadi kesempatan buat kami untuk sekadar bertemu di tengah boring-nya rutinitas WFH. See, setiap pertemuan adalah kabar.

Sadar bahwa pertemuan adalah barang mahal, merekatkan kekeluargaan di Bola.com juga dilakukan dengan selingan lainnya. Fantasy Premier League (FPL) jadi strategi berjalan. Meski pada praktiknya jadi ajang adu bacot, setidaknya ada upaya mencairkan suasana dari 'kompetisi internal' ini.

Tanggal 28 April jadi hari istimewa buat Bola.com dan saya. Untuk kali kedua, perayaan ulang tahun klub ini tidak bisa dirayakan sebagaimana laiknya perayaan ulang tahun. Terselip doa terbaik dari lubuk hati terdalam, satu di antaranya adalah kesehatan untuk seluruh penggawa.

Terlepas dari segala dinamika yang terjadi di Bola.com, saya akan menikmati setiap momen, menghargai waktu yang ada, dan meneruskan perjuangan baik itu secara WFH maupun WFO. Sebab, I thought every year would be about me chasing all my dreams, but it turned out to be me appreciating all I've got.

Selamat ulang tahun Bola.com...

Berita Terkait