Bola.com, Jakarta - Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno, mencium adanya kejanggalan di balik aksi Marko Simic yang teriak penunggakan gaji di Persija Jakarta. Menurut Diky, aksi Simic sangat janggal karena baru dilakukan usai BRI Liga 1 2021/2022 berakhir.
Marko Simic membuat heboh dunia maya melalui pernyataannya yang diunggahnya di akun Instagram pada Selasa (27/4/2022). Pemain asal Kroasia itu mengklaim, sudah setahun tidak mendapatkan gaji dari Persija Jakarta.
Situasi tak mengenakkan tersebut akhirnya membuat Marko Simic hilang kesabaran. Simic memutuskan untuk menyudahi masa kerjanya di Persija lebih awal dari yang tertera di kontrak pada 2023.
Diky Soemarno tak yakin Persija menunggak gaji Simic selama setahun lamanya. Pentolan The Jakmania itu mempertanyakan sikap Simic yang baru bersuara saat ini ketimbang sedari dulu bila memang penunggakan benar adanya.
"Simic memutus kontraknya dengan Persija dan mengaku setahun gajinya tidak dibayar. Kalau memang sudah setahun tidak dibayar, kenapa tidak pada bulan ketiga atau kelima saja dia memutuskan kontrak dengan Persija jika tim dianggap tidak disiplin bekerja," kata Diky Soemarno di akun Twitter-nya.
"Jika memang tidak digaji, kenapa hanya Simic? Kenapa pemain lain tidak telat digaji? Like and dislike atau bagaimana? Ini kan perlu dicari kebenarannya juga. Apa ada pemain lain yang enggak digaji juga selama setahun seperti Simic. Kalau ada, pasti udah bawel ke mana-mana dari dulu," ucap Diky Soemarno.
Pada situasi ini, Diky Soemarno menganggap ada kesalahan komunikasi antara Persija Jakarta dan Marko Simic. Ini mengacu pada situasi saat berhentinya komunikasi di mana telah disepakati bersama adanya penyesuaian gaji selama pandemi COVID-19.
Sama-sama Salah
Diky Soemarno menilai, Persija Jakarta dan Marko Simic sama-sama salah dalam situasi ini. Kedua belah pihak seharusnya bisa menyelesaikan situasi ini secara kekeluargaan tanpa harus diketahui publik.
Terkait dengan adanya kesalahpahaman mengenai penerapaan Surat Keputusan (SK) PSSI bernomor SKEP/69/XI/2020, Persija seharusnya bisa mencegahnya sejak dini. Namun, Diky Soemarno berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan bantuan PSSI sebagai penengahnya.
"Inti masalahnya, Persija malas memproteksi dirinya. Jadi hal yang seharusnya tidak jadi masalah di kemudian hari bisa terjadi. Seharusnya dari awal saling jelas dan tertulis seperti apa kesepakatannya. Kalau tidak sepakat, ya sepakat untuk tidak sepakat. Sederhana kok," jelas Diky Soemarno.
"Persija salah, Simic juga salah. Seharusnya kedua belah pihak bisa saling ngobrol enak. Keduanya sama-sama berjasa untuk masing-masing pihak. Kalau mau fight di pengadilan ya silahkan, tapi federasi harus back up. Karena ini efek dari kebijakan federasi juga loh," tegas Diky Soemarno.
Persija Jakarta sudah buka suara mengenai rumor penunggakan gaji yang dialami Simic. Melalui Surat Terbuka yang dikeluarkan Presiden Klub, Mohamad Prapanca, dengan tegas membantah adanya penunggakan gaji dan mengaku sudah membayar gaji Simic sesuai kesepakatan yang ada.