Cerita Seru SEA Games 2021: Rombongan Media Indonesia Dibawa Nyasar, Sopir Shuttle Bus dan Wartawan Vietnam Ngakak

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 16 Mei 2022, 16:13 WIB
Shuttle bus yang mengangkut wartawan di SEA Games 2021. (Bola.com/Muhammad Adiyaksa)

Bola.com, Hanoi - SEA Games 2021 menyisakan kenangan indah bagi jurnalis-jurnalis.

Waktu sudah memasuki pukul 21.00 waktu setempat. Namun, shuttle bus yang mengangkut rombongan wartawan Indonesia tidak juga beranjak pergi dari Viet Tri Stadium, Kota Viet Tri, Provinsi Phu Tho, Vietnam pada Minggu (15/5/2022).

Advertisement

Supir shuttle bus baru menginjak pedal gasnya sekitar pukul 21.30 atau tiga jam setengah setelah pertandingan Timnas Indonesia U-23 melawan Myanmar di Grup A SEA Games 2021 berakhir.

Sejurus kemudian, saya dan delapan wartawan Indonesia dibawa nyasar oleh supir. Sang driver dan dua jurnalis Vietnam yang juga ikut dalam shuttle bus, malah tertawa terbahak-bahak.

Pagi harinya, saya dan wartawan Indonesia naik bus dari Media Press Center SEA Games 2021 di Vietnam National Convention Center, Hanoi. Keberadaan shuttle bus sangat menolong karena jarak ke Viet Tri Stadium begitu jauh.

Perjalanan dari Hanoi ke Viet Tri dapat mencapai 85 km dan memakan waktu 85 jam. Sudah begitu, tidak ada taksi online yang tersedia untuk perjalanan sejauh itu. Jadi, jika tidak naik shuttle, saya bisa mencarter taksi offline dengan biaya 1,7 juta Dong atau setara dengan Rp1,1 juta.

2 dari 5 halaman

WhatsApp Tak Berlaku di Vietnam

Shuttle bus yang mengangkut wartawan di SEA Games 2021. (Bola.com/Muhammad Adiyaksa)

Saya berangkat tepat pukul 10.00 menuju Viet Tri Stadium, dan tiba sekitar 1,5 jam kemudian meski laga Timnas Indonesia U-23 kontra Myanmar baru dimulai pada pukul 16.00 waktu setempat.

Saya beruntung punya aplikasi perpesanan Zalo. Aplikasi itu sangat populer di Vietnam. Ketimbang WhatsApp, Zalo lebih banyak dipakai oleh warga di sini. Saya lalu menyimpan nomor Zalo supir, untuk berjaga-jaga agar kami dapat berkomunikasi terkait waktu kepulangan ke Hanoi.

Singkat cerita, supir bilang bahwa saya baru dapat kembali ke Hanoi pada pukul 23.00. Sudah gila ini supir, pikir saya. Sebab, ia menunggu jurnalis Vietnam selesai tugas. Maklum, Vietnam baru bermain pada pukul 19.00 dan kelar dua jam berselang.

Saya coba negosiasi untuk meminta pulang ke Hanoi pukul 20.00. Supir awalnya bilang oke, namun meminta mundur sejam lantaran partai Vietnam belum tuntas. Kami sepakat untuk bertolak dari Viet Tri Stadium pukul 21.00.

Kami pun berangkat. Dari pintu keluar stadion, kami seharusnya belok kiri. Namun, jalan untuk belok kiri ditutup petugas keamanan. Jadilah kami belok kanan, tidak sesuai dengan peta perjalanan ketika pergi.

3 dari 5 halaman

Ngakak

Suasana dalam perjalanan dari Viet Tri ke Hanoi. (Bola.com/Muhammad Adiyaksa)

Dua jurnalis Vietnam duduk di sebelah supir. Satu di antaranya perempuan. Dia menjadi pemandu jalan bagi supir menggunakan Google Maps. Awalnya, perjalanan saya masih meyakinkan. Kami masih melewati jalan besar. Lama-lama, pemandangan berubah menjadi gelap. Ternyata, kami melawatkan jalan yang nihil penerangan.

Selama di Hanoi dan Viet Tri, perjalanan saya selalu melalui jalan besar yang terang. Baru kali ini saya mendapati jalan yang gelap, sepi, dan sedikit hancur.

Dugaan saya, kami melewatkan jalan di sekitar kawasan industri mengingat sejumlah kendaraan besar atau truk kerap melintas.

Supir terus mengikuti arahan dari Google Maps untuk menemui jalan tol. Namun, jalan bebas hambatan itu tidak kunjung terlihat. Bus malah diarahkan ke tanah merah yang lapang. Supir pun bingung. Dua jurnalis Vietnam mulai terkekeh, kami pun ikut-ikutan.

4 dari 5 halaman

Pengalaman Berharga

SEA Games - Ilustrasi SEA Games Vietnam 2 (Bola.com/Adreanus Titus)

Supir masih keukeuh mengikuti petunjuk Google Maps. Kali ini, kami diarahkan menuju gang sempit yang hanya muat untuk satu mobil. Di tengah-tengah gang, ada portal yang hanya bisa dilewatkan kendaraan maksimal setinggi 2 meter. Sedangkan tinggi shuttle lebih dari itu.

Jadilah supir memutar balik untuk mencari jalan lain. Setelah berputar-putar, shuttle masih memasuki jalan perkampungan. Sudah ke sana dan ke kemari, belok sana dan sini, shuttle masih terjebak di jalan sempit.

Setelah setengah jam mencari jalan yang benar, tanda-tanda jalan besar mulai terlihat. Supir lalu banting kiri untuk mengikuti jalan. Pelan-pelan, secercah harapan untuk pulang ke Hanoi itu muncul. Plang jalan tol pun nampak.

Tanpa basa-basi, supir menginjak gasnya. Bus melaju dengan cepat. Sekitar pukul 23.30, saya dan wartawan lainnya tiba di Vietnam National Convention Center. Cerita nyasar di Vietnam mungkin akan terus saya kenang sebagai pengalaman tidak terlupakan di SEA Games 2021.

5 dari 5 halaman