Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 akan bersua Thailand U-23 pada semifinal cabang olahraga sepak bola SEA Games 2021 di Stadion Thien Truong, Kamis (19/5/2022) sore WIB.
Bagi kedua tim, laga nanti merupakan pertemuan ke-20 di ajang multievent kawasan Asia Tenggara tersebut. Sebelumnya, dalam 19 laga, Thailand menunjukkan dominasinya dengan mengemas 15 kemenangan berbanding tiga milik Timnas Indonesia. Adapun satu laga lainnya berakhir imbang.
Kemenangan terbesar Thailand atas Timnas Indonesia terjadi di SEA Games 1985 ketika bertindak sebagai tuan rumah. Tim berjulukan War Elephants itu berhasil pesta tujuh gol tanpa balas atas Indonesia.
Adapun, kekalahan pertama Thailand dari Timnas Indonesia terjadi pada play-off SEA Games 1979 Indonesia. Bertanding 0-0 selama 120 menit, Timnas Indonesia mampu mengalahkan Thailand 3-1 pada adu penalti.
Duel pertama kedua tim di SEA Games terjadi pada 1977 di Malaysia. Ketika itu, Timnas Indonesia bersua Thailand pada fase semifinal.
Saat itu, pertandingan memasuki menit ke-60, wasit menghentikan laga ketika skor imbang 1-1. Komite Disiplin lalu memenangkan Thailand akibat Timnas Indonesia dianggap bersalah karena melakukan kekerasan.
Adapun pertemuan terakhir keduanya di SEA Games terjadi pada edisi 2013. Timnas Indonesia U-23 berhadapan dengan Thailand pada perebutan medali emas. Sayangnya, tim berjulukan Garuda Muda itu kalah 0-1 lewat gol semata wayang Sarawut Masuk.
Final Sentimentil Via Drama Adu Penalti
Sebelum bersua pada laga final di edisi 2013, Indonesia dan Thailand tercatat dua kali saling berebut medali emas SEA Games pada 1991 dan 1997. Menariknya, kedua laga final ini sama-sama diakhiri dengan drama adu penalti untuk menentukan sang pemenang.
Pada SEA Games 1991 Filpina, Timnas Indonesia ditangani oleh Anatoly Polosin. Pelatih asal Uni Soviet (Rusia) itu membawa 18 pemain.
Mereka adalah Edy Harto, Erick Ibrahim, Ferryl Raymond Hattu, Robby Darwis, Herrie Setyawan, Heriansyah, Sudirman, Toyo Haryono, Aji Santoso, Salahudin, Maman Suryaman, Widodo C Putro, Hanafing, Kashartadi, Peri Sandria, Rochy Putiray, Yusuf Ekodono, dan Bambang Nurdiansyah.
Sebelum ke final, Indonesia terlebih dulu menyingkirkan Singapura di semifinal lewat adu penalti dengan skor 4-2 di Rizal Memorial Stadium, Manila, 2 Desember 1991.
Pada hari yang sama, Thailand tampil trengginas untuk melibas tuan rumah Filipina dengan skor telak 6-2. Hasil semifinal ini membuat Tim Gajah Perang lebih dijagokan meraih emas dibandingkan Tim Garuda.
Namun, Ferril Hattu dan kolega yang bermodal fisik dan stamina tangguh tampil militan untuk meredam Thailand. Kedua tim pun bermain imbang tanpa gol sampai babak tambahan waktu berakhir.
Bungkam Thailand Lewat Adu Penalti
Duel pun dilanjutkan dengan adu penalti. Empat eksekutor Indonesia, Ferril Hattu, Heriansyah, Yusuf Ekodono dan Sudirman berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Sementara itu, dua penembak lainnya, Widodo Cahyono Putro dan Maman Suryaman gagal.
Dari kubu Thailand, tiga eksekutor pertama, Attaphol Buspakom, Praphan Khungkokekroad, dan Vitoon Kijmongkolsak sukses menjebol gawang Indonesia yang dikawal Eddy Harto.
Namun, tiga pemain lainnya yakni Suksun Kunsut, Ronnachai Sayomchai dan Pairote Pongjan gagal memperdaya Eddy Harto. Indonesia pun meraih medali emas kedua diajang ini dengan skor 4-3.
Kembali Bersua pada 1997
Enam tahun kemudian, tepatnya di SEA Games 1997 Jakarta, giliran Thailand mempermalukan Indonesia yang lebih dijagokan.
Selain faktor tuan rumah, penampilan tim asuhan Henk Wullems itu tampil aktraktif dari penyisihan grup sampai semifinal.
Pada penyisihan grup, Tim Garuda mencetak 13 gol dan hanya kemasukkan 4 gol. Robby Darwis dan kolega pun melenggang ke laga puncak setelah mengalahkan Singapura dengan skir 2-1 pada semifinal di Stadion Gelora Bung Karno, 16 Oktober 1997.
Pada hari yang sama, Thailand memastikan tiket final setelah menyingkirkan Vietnam juga dengan skor 2-1. Kedua seteru ini pun saling berhadapan disaksikan 110 ribu penonton yang memadati Stadion Gelora Bung Karno, 18 Oktober.
Gantian Dibungkam Thailand via Adu Penalti
Seperti pada edisi 1991, laga final pun harus diakhiri dengan drama tendangan penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 sampai babak tambahan waktu berakhir.
Kali ini, Thailand yang keluar sebagai pemenang. Empat eksekutor Thailand, Kiatisuk Senamuang, Kritsada Piandit, Tawan Sripan, dan Dusit Chalermsan sukses memperdaya kiper Indonesia, Kurnia Sandi.
Dari kubu Indonesia, hanya Aji Santoso dan Fakhri Husaini berhasil menjalankan tugasnya, sedangkan Ronny Wabia dan Uston Nawawi gagal. Thailand memenangi adu penalti dengan skor 4-2 sekaligus meraih medali emas di kandang Indonesia.