Bola.com, Jakarta - Atletik Indonesia bisa dibilang sedang keram. Bagaimana tidak, dari delapan target emas yang dicanangkan PB Pasi pada SEA Games 2021, hanya dua emas yang dipetik di Vietnam.
Dua pahlawan kontingen Indonesia dari cabang olahraga atletik adalah Odekta Naibaho Elvina (maraton putri) dan Eki Ekawati Febri (tolak peluru putri). Raihan tersebut meleset dari target delapan emas SEA Games 2021.
Yang lebih parah lagi, PB Pasi awalnya menargetkan 15 medali emas dari 47 nomor cabor atletik SEA Games 2021. Suka tidak suka, ini adalah satu di antara raihan terburuk Merah Putih pada ajang multievent se-Asia Tenggara tersebut.
Memang betul bahwa atletik Indonesia pernah meraih satu emas saja pada SEA Games 2005, tapi prestasi tersebut berangsur membaik pada edisi-edisi berikutnya. Jika dirata-rata, setidaknya Indonesia semestinya bisa meraih minimal lima emas.
Setelah SEA Games 2005, bermunculan atlet-atlet atletik kebanggaan Indonesia, mulai dari Hendro Yap, Emilia Nova, hingga Maria Londa. Ironisnya, nama-nama tersebut masih tampil pada SEA Games 2021 di Vietnam.
Cerita Lama
Jurnalis Bola.com, Arief Bagus, yang pernah meliput SEA Games sejak 2009, kaget mengetahui atlet-atlet 'senior' masih diandalkan Indonesia sampai saat ini. Menurutnya, buruknya regenerasi di cabor atletik bukan cerita baru.
"Zaman saya masih meliput SEA Games, saya ingat Hendro. Kalau dia dapat emas tadi, berarti lima kali beruntun kalau tidak salah," kenang Arief.
"Terus ada Maria Londa juga, berarti memang dari dulu regenerasinya buruk. Kita punya Lalu Muhammad Zohri, tapi karena dia cedera, gagal kasih emas buat Indonesia," katanya lagi.
Keluh Kesah Odekta dan Hendro Yap
Pukulan telak pun datang dari peraih emas SEA Games 2021, Odekta. Usai perlombaan, ia meminta federasi dan pengurus untuk lebih memerhatikan aspek regenerasi seraya mendesak agar serius menangani keorganisasian atletik Indonesia.
Odekta bercerita bahwa ia tidak mendapatkan fasilitas yang layak. Dari pijat, sewa apartemen, sampai uang saku selama di Vietnam tidak jelas jeluntrungannya.
Senada, pengakuan Hendro Yap lebih ironis lagi. Sebagai atlet senior, ia bercerita mengenai usahanya untuk melahirkan generasi-generasi baru kontingen Indonesia di cabor atletik.
Regenerasi yang kacrut sangat mungkin jadi ihwal buruknya penampilan atlet atletik Indonesia di SEA Games 2021.
"Sebenernya sudah saya ajukan beberapa atlet ke PB PASI tapi sampai hari ini juga belum ada yang dipanggil. Jadi selama ini pembinaannya dari saya sendiri," kata Hendro.
"Jadi saya ambil atlet-atlet dari daerah yang mau latihan sama saya, saya biayai pribadi, saya sewakan rumah di Pangalengan, Jawa Barat."
"Sampai saat ini belum ada aksi dari PB PASI untuk pemanggilan. Di Jabatannya pak LBP (Luhut Panjaitan) kok enggal sama kaya dulu (era Bob Hasan), pembinaan juniornya enggak ada. Kalau dibilang belum ada regenarasi itu benar dan masih terpaut jauh sekali umurnya," ketus Hendro.
Bagaimana Cabor Lain?
Sedikit kilas balik ke Olimpiade 2020 Tokyo, PB PASI semestinya bisa berkaca pada sukses cabor lain yang menelurkan banyak atlet muda berprestasi. Sebut saja dari angkat besi.
Windy Cantika Aisah dan Rahmat Erwin Abdullah misalnya, ikut mengharumkan Indonesia di ajang sekelas Olimpiade. CHEF de Mission (CdM) Tim Indonesia kala itu, Rosan Roeslani, langsung mencanangkan target jangka panjang: regenerasi atlet.
Padahal, angkat besi pun beberapa kali mengeluhkan kurangnya fasilitas pendukung. Tapi pembinaan usia muda tetap jadi prioritas penting yang tak bisa ditinggalkan.
Mau Sampai Kapan Mengandalkan Atlet Lawas?
Hendro Yap, usai meraih perak nomor jalan cepat SEA Games 2021 mengaku belum tahu apakah bakal kembali membela Indonesia di ajang yang sama tahun depan. Jikapun demikian, tentu ini sesuatu yang ironis.
"Semua tergantung PB PASI dan Kemenpora masih memercayakan saya apa tidak," kata atlet yang sudah membela Indonesia sejak SEA Games 2011 itu.
Ia lantas mengeluhkan buruknya treatment kepada atlet yang tampil di SEA Games, khususnya dari cabor atletik. Ia mengatakan baru dapat pelatih tiga bulan lalu, bahkan gajinya masih tanda tanya.
"Contohnya sekarang saya baru dapat pelatih itu 3 bulan yang lalu dan pelatih saya juga gajinya masih belum jelas."
"Datang ke sini uang saku juga belum dikasih, perlengkapan seadanya juga. Itu yang menjadi kendala saya juga. Karena baru tiga bulan saya baru dikasih program sama pelatih."
Simak Liputan-Liputan Seputar SEA Games 2021 di Bola.com
Khusus konten non sepak bola:
Khusus konten-konten sepak bola: