Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 sekali lagi harus menahan dahaga haus medali emas cabor sepak bola di SEA Games. Sebab, mereka gagal melaju ke partai puncak dalam SEA Games 2021 di Vietnam.
Langkah Timnas Indonesia U-23 terhenti di semifinal karena kalah 0-1 dari Thailand di Thien Truong, Kamis (19/5/2022). Pertandingan ini sebenarnya berjalan sangat seru dengan permainan agresif kedua tim.
Puasa medali emas SEA Games pun berlanjut menjadi 31 tahun atau tiga dekade lebih. Kali terakhir Timnas Indonesia menyabet medali emas SEA Games memang sudah begitu lama terjadi. Tepatnya, SEA Games 1991.
Timnas Indonesia U-23 bermain begitu ketat dengan Thailand dalam 120 menit pertandingan. Kedua tim bermain imbang tanpa gol selama 90 menit waktu normal, di mana baik Thailand maupun Tim Garuda Muda melakukan jual beli serangan.
Bahkan tim asuhan Shin Tae-yong mampu memperlihatkan performa yang lebih baik. Beberapa kali para Egy Maulana Vikri dkk. berhasil mencatatkan peluang berupa shot on target, sementara Thailand kesulitan menembus pertahanan Tim Garuda Muda.
Biang Keladi Kegagalan
Timnas Indonesia U-23 asuhan Shin Tae-yong harus menyerah dari tangan Thailand setelah melalui perjuangan sampai babak perpanjangan waktu.
Gol semata wayang Thailand dicetak Weerathep Pomphan pada perpanjangan waktu pertama memupus asa Timnas Indonesia U-23.
Dengan permainan yang apik, Fachruddin Aryanto dkk. seharusnya layak bisa menembus partai puncak. Sayang, asa untuk kembali menyabet medali emas kembali pupus dan kini kans hanya terbuka memperebutkan medali perunggu kontra Malaysia (22/5/2022).
Bola.com telah mencatat ada tiga faktor biang keladi kegagalan Timnas Indonesia U-23 gagal menekuk Thailand dalam pertandingan ini. Simak ulasan berikut:
Banyak Buang Peluang
Timnas Indonesia U-23 sebenarnya tidak dominan dalam penguasaan bola. Ya, Thailand lebih banyak memegang bola dan berusaha untuk memberikan tekanan ke pertahanan skuat Garuda.
Namun, urusan tembakan lain ceritanya. Timnas Indonesia U-23 unggul dengan membukukan delapan tembakan tepat sasaran, berbanding Thailand yang hanya mampu mencatatkan tiga tembakan saja yang mengarah ke gawang.
Unggul jumlah shot on target rupanya tidak membuat Timnas Indonesia U-23 mencetak gol. Mereka banyak membuang peluang emas dalam membobol gawang Thailand. Sedangkan tim lawan bermain efektif memanfaatkan kans.
Cedera Pemain
Jelang waktu normal berakhir, Timnas Indonesia U-23 juga kehilangan Egy Maulana Vikri yang mengalami cedera. Dia pun ditarik keluar diganti Muhammad Ridwan. Laga berakhir 0-0 sampai 90 menit dan dilanjutkan ke perpanjangan waktu.
Berikutnya, Weerathep Pomphan sukses mencetak gol di menit ke-96. Hal itu tampaknya membuat Timnas Indonesia panik. Ditambah, Alfeandra Dewangga juga mengalami cedera dan diganti dengan Firza Andika.
Sayangnya, dua pemain pengganti itu tidak banyak memberi kontribusi untuk Timnas Indonesia. Ridwan gagal memenuhi ekspektasi lini depan. Firza lebih parah dengan berbuat kekacauan dalam kondisi tertinggal 0-1.
Hujan Kartu Merah
Tim Garuda Muda sempat mendapatkan keuntungan pada akhir laga setelah pemain Thailand, William Weidersjo, mendapatkan kartu kuning kedua dan harus meninggalkan lapangan. Itu terjadi di injury time babak perpanjangan waktu kedua.
Unggul jumlah pemain tentu membuat kesempatan untuk mencetak gol balasan terbuka lebar. Tapi, para pemain Timnas Indonesia U-23 terlihat semakin frustrasi karena tak kunjung menjebol gawang Kawin Thamsatchanan.
Namun, setelah gagal memaksimalkan peluang dan Thailand melepaskan bola panjang ke lini depan, Firza Andika melanggar keras Patrik Gustavsson hingga membuat wasit memberikan kartu merah kepada bek sayap Timnas Indonesia U-23 itu.
Momen tersebut membuat tiga pemain Thailand melakukan provokasi dengan menghampiri Firza Andika. Pemain Timnas Indonesia U-23 lainnya juga terpancing terprovokasi. Terlihat hanya Marc Klok yang mengamati situasi dan berusaha melerai ketika Ricky Kambuaya terlibat perselisihan.
Kemudian wasit memberikan sejumlah kartu kuning kepada pemain Thailand dan Indonesia yang terlibat perselisihan. Rachmat Irianto dan Ricky Kambuaya pun akhirnya harus meninggalkan lapangan.