Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 telah tiba di Tanah Air pada Senin (23/5/2022) malam WIB. Tim Garuda Muda itu baru saja pulang dari Vietnam.
Timnas Indonesia U-23 membawa pulang medali perunggu SEA Games 2021 seusai mengalahkan Malaysia 4-3 melalui babak adu penalti pada 22 Mei 2022 di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi.
Rombongan besar Timnas Indonesia U-23 bertolak dari Bandara Noi Bai, Hanoi pada Senin (23/5/2022) sore waktu setempat.
Begitu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Timnas Indonesia U-23 disambut Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, hingga Ketua National Olympic Committee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari.
Kegagalan Timnas Indonesia U-23 wajib menjadi bahan evaluasi PSSI. Mantan pemain Timnas Indonesia, Hanafing mengatakan, mengacu pada aksi Garuda Muda di Vietnam, ada tiga pekerjaan rumah (PR) yang wajib dibenahi Shin Tae-yong. Apa saja? Berikut ulasan singkat peraih medali emas SEA Games 1991 itu.
1. Fisik
Sejatinya di era Shin Tae-yong, fisik dan stamina pemain Indonesia membaik. Tapi, belum cukup untuk menopang aksi mayoritas pemain Garuda Muda yang secara alamiah memiliki kecepatan. Hanafing merujuk penampilan Timnas Indonesia U-23 kontra Thailand di semifinal.
Indonesia mampu meladeni Thailand di waktu normal meski agak keteter mulai pertengahan babak kedua.
"Tapi, dibabak tambahan waktu, fisik pemain Indonesia sudah kedodoran. Biasanya dalam kondisi ini, mental dan emosi pemain lebih mudah terpengaruh oleh provokasi lawan," terang Hanafing.
Hanafing merujuk pengalamannya ketika memperkuat timnas yang mampu meraih emas di SEA Games 1991. Kala itu, pelatih timnas, Anatoli Polosin lebih fokus pada peningkatan fisik daripada teknik. Vo2 Max pemain rata-rata diatas angka 60. Hasilnya, fisik yang prima sangat menunjang bakat dan kecepatan pemain timnas saat itu.
"Semua tim, termasuk Thailand yang kita kalahkan di final segan dengan kita," tutur Hanafing.
2. Pemahaman Bermain
Skuad Garuda Muda juga masih menyimpan kelemahan dalam pemahaman bermain atau membaca situasi pertandingan.
Menurut Hanafing dalam sepak bola ada tiga momen yang wajib dipahami dan dijalankan dengan baik oleh sebuah tim untuk memenangi laga yakni bertahan, transisi dan menyerang. Setiap pemain dituntut jeli dalam menyikapinya.
Misalnya, kapan melepas umpan, melakukan high pressing dan menyerang.
"Hal mendasar ini masih belum diperlihatkan dengan baik oleh timnas U-23. Tapi, saya tegaskan, hal ini bukan murni kesalahan Shin Tae-yong sebagai pelatih. Karena untuk memperbaikinya butuh waktu yang tak sedikit karena dasar pembinaan pemain muda kita belum berjalan dengan baik," tutur Hanafing.
3. Mental
Kelemahan pada fisik dan pemahaman bermain berdampak pada mental pemain saat menghadapi lawan yang notabene lebih kuat seperti Vietnam dan Thailand.
Alhasil, skuad Garuda Muda sulit tampil konsisten sepanjang laga karena lemah pada dua faktor ini.
"Saat fisik mulai terkuras, konsentrasi pemain Indonesia mulai menurun. Alhasil, pemain kita terlihat asal tendang dan banyak melakukan kesalahan passing," ungkap Hanafing.
Tak hanya itu, disaat lawan mulai mendominasi pertandingagan, emosi pemain Indonesia mulai tak terkontrol. "Kelemahan ini juga merupakan cerminan dari kompetisi sepak bola Indonesia," pungkas Hanafing.
Next, FIFA Matchday dan Kualifikasi Piala Asia
Mayoritas pemain Timnas Indonesia U-23 tidak dapat berleha-leha terlalu lama setelah SEA Games 2021 tuntas. Witan Sulaeman dkk. telah ditunggu berbagai kegiatan.
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong memastikan bahwa sebagian besar alumnus SEA Games 2021 bakal membela timnas senior dalam uji coba melawan Bangladesh pada 1 Juni 2022.
Selain itu, timnas senior juga akan berkancah di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Asia 2023 di Kuwait pada pertengahan bulan depan melawan tuan rumah, Yordania, dan Nepal.