Jelang Laga AS Roma di Final Conference League, Jose Mourinho: Saya Kini Bukan Si Special One

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 25 Mei 2022, 10:05 WIB
AS Roma - Jose Mourinho (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Roma - Jose Mourinho mengklaim dirinya bukan lagi si Special One, bahkan jika bisa mengantarkan AS Roma meraih titel Eropa. Pernyataan itu dilontarkan Mourinho jelang duel final Conference League antara AS Roma kontra Feyenoord, Kamis (26/5/2022) dini hari WIB. 

Jose Mourinho berpeluang jadi pelatih pertama yang memenangi treble UEFA, yaitu Liga Champions, Liga Europa, dan Conference League. Kans melakukan itu terbuka lebar karena AS Roma cukup diunggulkan bisa mengatasi Feyenoord. 

Advertisement

Setelah menjalani masa-masa mengecewakan di Tottenham Hotspur, pelatih asal Portugal itu kembali "hidup" di Roma. Giallorossi menjadi klub kesembilan yang berbeda yang ia tangani dalam 22 tahun kariernya.

Meski sudah pernah merasakan magisnya menjuarai Liga Champions dan Liga Europa, api dalam dada Jose Mourinho untuk berjaya bersama AS Roma masih membara. 

Kesempatan untuk mempertahankan rekor tidak pernah kalah di final besar Eropa, melawan Feyenoord di Tirana malam ini, api itu masih membara untuk Jose Mourinho.

 

2 dari 5 halaman

Gairah Mourinho Mengejar Gelar Tak Pernah Berubah

Jelang final Conference League tersebut, Jose Mourinho mengenang memorinya pada babak 16 besar Liga Champions 2012/2013 antara Manchester United kontra Real Madrid. Saat itu, Mourinho mengklaim diundang Sir Alex Ferguson ke kantornya.

"Saya bertanya kepadanya, 'Bagaimana rasanya, bos? Apakah berbeda? Apakah rasanya berubah setelah bertahun-tahun?'. Dia bilang, 'Lupakan. Tak ada yang berubah, akan selalu sama sampai hari terakhir'," kata Mourinho, seperti dikutip Sky Sports.  

"Itulah mengapa saya selalu bilang masih tak percaya saya sudah berusia 59 tahun. Saya tidak percaya sudah berkarier selama 22 tahun sebagai pelatih kepala." 

"Saya tak bisa bilang kapan akan berhenti. Gairahnya tidak pernah berubah," imbuhnya. 

 

3 dari 5 halaman

Asal Julukan The Special One

UEFA Conference League - AS Roma Vs Feyenoord Rotterdam - Head to Head (Bola.com/Adreanus Titus)

Mourinho melabeli dirinya sebagai Special One saat gabung Chelsea setelah menjuarai Liga Champions bersama Chelsea pada usia 41 tahun. Julukan itu terasa pantas disandangnya karena deretan gelar yang diraihnya. 

Kemenangan AS Roma atas Feyenoord akan menjadi trofi Eropa kelima dalam karier Mourinho. Namun, saat ditanya apakah bisa kembali menyuguhkah performa spesial di final Conference League, dia malah memberi jawaban mengenjutkan. 

Apa yang jawaban Mourinho? 

 

4 dari 5 halaman

The Special One Hanya Cerita Lama

"The Special One adalah cerita lama. Ketika Anda lebih matang dan stabil, Anda berpikir lebih banyak tentang orang-orang lain dan tak lagi berpikir banyak soal diri sendiri," kata Mourinho. 

"Saya hanya melakukan apa yang dilakukan setiap pelatih dan berusaha membantu tim. Saya tidak memercayai momen magis. Ini bukan momentum seorang individu. Ini tentang tim, para pemain, dan staf." 

"Apakah setiap pencapaian baru lebih berarti dibanding yang lama? Ya. Tetapi, tak ada yang istimewa, hanya menjadi diri kami sendiri," sambung mantan pelatih Inter Milan dan Manchester United itu. 

 

5 dari 5 halaman

Berita Terkait