Bola.com, Jakarta - Klub promosi Serie A, US Lecce, merupakan tim Liga Italia sarat tradisi. Keputusan CEO Emtek, Alvin Sariaatmadja, membeli saham klub tentu jadi kabar membanggakan.
Melalui konferensi pers yang digelar jajaran eksekutif US Lecce, Jumat (27/5/2022) siang waktu Italia, diumumkan bahwa konsorsium bentukan Boris Collardi, Pascal Picci, dan Alvin Sariaatmadja, resmi mengakuisisi 10 persen saham klub.
Buat para pencinta Liga Italia, tentu masih ingat betul ketika Lecce mendobrak sengitnya persaingan di Serie A. Pada medio 2000-an, klub berjulukan I Salentini ini memiliki banyak pemain trengginas, tak terkecuali di barisan depan.
Nah, sebelum ke pembahasan tiga striker ikonik yang pernah dimiliki Lecce, yuk kita mengenal lebih dalam mengenai klub dengan warna kebanggaan merah-kuning ini.
Awalnya Bukan Klub Sepak Bola
Lecce sudah ada sejak 1908. Tapi ketika didirikan pada 15 Maret tahun tersebut, Lecce adalah tim atletik dan sepeda.
Lecce pertama kali mentas di Serie A pada 1985/1986. Perjalanan mereka tak mudah, bahkan bisa dibilang seperti tim yoyo.
Pada 2003, di bawah asuhan Delio Rossi, Lecce menjelma dari tim promosi menjadi tim yang disegani. Bahkan pada musim itu, mereka finis di posisi 10 klasemen akhir.
Lecce bertahan selama tiga tahun dan kembali terdegradasi, meski sempat berharap skandal Calciopoli menyelamatkan klub tersebut.
Valeri Bojinov
Valeri Bojinov atau Bozhinov adalah salah satu produk asli Lecce yang paling terkenal. Memulai karier dari Lecce U-19, performa memukaunya pada musim 2003/2004 membuat Fiorentina rela menebusnya dengan mahar 13 juta euro, angka yang besar saat itu.
Meski cuma mencetak tiga gol dan empat assist, penampilan Bojinov dipuji oleh kritikus kala itu. Menurut mereka, striker asal Bulgaria itu mengedepankan kolektivitas tim.
Bersama Lecce, ia mencatatkan total 20 gol dan 10 assist dari 78 penampilan, menunjukkan betapa Bojinov adalah penyerang yang tak cuma andal sebagai finisher, tapi juga pemberi assist.
Javier Chevanton
Javier Ernesto Chevanton. Namanya seperti bos kartel Amerika Selatan. Bukan. Dia adalah striker haus gol yang membela Lecce hingga musim 2004/2005.
Chevanton mencetak 58 gol dan menyumbangkan 18 assist dari 122 penampilan sebelum diboyong AS Monaco dengan mahar 10 juta euro.
Di Monaco, pemain asal Uruguay ini melesakkan 26 gol dan 7 assist dari 67 penampilan. Ia pensiun pada 2014 dan kembali ke kampung halamannya di Montevideo.
Mirko Vucinic
Striker terakhir adalah Mirko Vucinic, peraih tiga gelar Liga Italia, dua Coppa Italia, dan tiga Piala Super Italia. Dia adalah legenda klub, dan mungkin satu di antara pemain paling penting yang pernah dimiliki Lecce.
Torehan golnya bersama Lecce tak sebanyak Chevanton, tapi Vucinic memiliki tempat spesial di hati para suporter. Dengan torehan 37 gol dan 10 assist dari 118 penampilan, tidak heran Juventus dan AS Roma tertarik meminangnya.
Vucinic pensiun pada 2017 di klub Al Jazira, namun torehan 19 gol dari 28 laga buat Lecce pada musim 2004/2005 akan jadi prestasi yang sepertinya sulit terulang lagi.