Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia dan Bangladesh saling jajal kekuatan pada FIFA matchday di Stadion Si Jalak Harupat, Rabu (01/06/2022).
Bagi kedua tim, laga ini bukan sekadar wadah untuk mengukur kekuatan jelang menghadapi putaran ketiga kualifikasi Piala Asia 2023, tapi juga mendongkrak peringkat FIFA mereka.
Saat ini, Timnas Indonesia bertengger di posisi 159, sedangkan Bangladesh berada pada peringkat 188. Dihubungi Bola.com, Selasa (31/5/2022), eks pelatih PSM Makassar, Raja Isa, menilai peluang skuad Garuda memenangi laga nanti terbilang besar dibandingkan Bengal Tigers.
Menurut pelatih yang kini menangani klub Liga 1 Bangladesh, Muktijoddha Sangsad KC, keyakinan dirinya bukan semata soal peringkat tapi juga kualitas tim.
"Skill individu pemain Indonesia lebih baik dari Bangladesh. Apalagi, Javier Cabrera sebagai pelatih baru menghadirkan gaya permainan berbeda dibandingkan pelatih sebelumnya," ujar Raja Isa.
Didominasi India
Timnas Indonesia sendiri tercatat sudah enam kali bertemu Bangladesh di level senior. Dari enam laga itu, skuad Garuda memenangi empat laga, satu imbang dan satu kalah.
Pertemuan terakhir kedua tim terjadi di Piala Grand Royal Challenge, Myanmmar, 13 November 2008. Pada laga itu, Indonesia menang dengan skor 2-0.
Raja Isa menambahkan, peta kekuatan sepak bola Asia Selatan yang tergabung dalam SAFF (South Asian Football Federation) saat ini didominasi India.
Apalagi setelah Afganistan memutuskan keluar dari SAFF pada tahun 2015 dan menjadi bagian dari pendiri Asosiasi Sepak Bola Asia Tengah (CAFA).
"India didukung oleh kompetisi yang tertata dan berkualitas. Begitu juga dengan pembinaan usia mudanya. Alhasil, penampilan timnas mereka juga baik," tegas Raja Isa.
Maladewa Lebih Baik ketimbang Indonesia
Seperti diketahui, India sementara bertenger di posisi 106 FIFA. Di belakang India ada Maladewa yang berada di peringkat 156 FIFA atau tiga tingkat di atas Indonesia.
Dimata Raja Isa, keberhasilan Maladewa tak lepas dari peran pelatih asal Malaysia, Lim Kim Chon yang menjadi Direktur Teknik di Asosiasi Sepak Bola Maladewa (FAM) pada awal 2000-an.
Sejak itu, pembinaan pemain di Maladewa lebih tertata dan terstruktur. Begitu pun dengan kompetisinya. Peringkat FIFA Maladewa lebih baik dari Indonesia juga tak lepas dari organisasi serta administrator di FAM yang baik.
Terutama dalam memilih lawan yang dihadapi untuk menaikkan peringkat mereka.
Peran Qatar di Asia Selatan
Selain India, Maladewa dan Bangladesh, Timnas Nepal juga mulai menggeliat setelah mendapat bantuan dari Qatar. Baik berupa pembangunan infastruktur dan edukasi pembinaan dan kompetisi.
"Dalam 19 hari ke depan, Nepal akan mengelar pemilihan ketua federasi baru. Rencananya, usai pemilihan, kompetisi yang sempat terhenti karena masalah politik kembali digelar," ungkap Raja Isa.
Begitu pun dengan Sri Langka yang pembinaan sepak bola terganggu karena keuangan negara bangkrut. Mereka juga mendapat pertolongan dari Qatar untuk kembali membangun sepak bola.
Asia Tenggara Lebih Baik
Sepak bola Asia Selatan juga ditandai dengan membaiknya kondisi sepak bola Pakistan dan Buthan yang kini tengah fokus menggalakkan pembinaan lewat jalur akademi.
"Tapi, secara umum, perkembangan sepak bola Asia Tenggara masih lebih baik dari Selatan," pungkas Raja Isa, pelatih yang kini mengantongi lisensi Pro-AFC ini.