2 Pengalaman Paling Berkesan bagi Greysia Polii Selama Jadi Atlet Bulutangkis

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 03 Jun 2022, 19:45 WIB
Pebulutangkis ganda putri, Greysia Polii/Nitya Krishinda, memamerkan medali emas Asian Games 2014 sesaat setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (30/9/2014). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bola.com, Jakarta - Greysia Polii mengaku punya dua pengalaman berkesan yang tak akan dilupakannya sepanjang hidup. Pengalaman itu adalah saat mempersembahkan medali emas Asian Games 2014 dan Olimpiade 2020.

Greysia Polii memilih kedua pengalaman tersebut sebagai yang paling berkesan karena menjadi titik kebangkitan ganda putri bulutangkis Indonesia.

Advertisement

Pada Asian Games 2014, Greysia yang berpasangan dengan Nitya Krishinda sukses mempersembahkan medali emas Asian Games pertama untuk ganda putri setelah 36 tahun.

"Saya dan Nitya tidak ada prestasi membanggakan di ganda putri. Namun, dengan menjuarai Asian Games kami jadi lebih percaya diri ganda putri Indonesia level dunia," kata Greysia Polii.

Selain itu, Greysia menyebut kesuksesan di Asian Games sebagai titik kebangkitan dari ganda putri Indonesia. Kemudian Greysia/Apriyani Rahayu berhasil mengharumkan kembali ganda putri dengan medali emas Olimpiade 2020.

"Jadi, saya merasa itu (Asian Games) start-nya. Kemudian Olimpiade kemarin itu buahnya sih," ucap Greysia Polii.

2 dari 5 halaman

Skandal Olimpiade 2012

Pertama kali tampil di Olimpiade adalah saat Olimpiade London 2012, Inggris. Greysia Polii saat itu berpasangan dengan Meiliana Jauhari yang mulai dipasangkan sejak Januari 2010. (Foto: AFP/Adek Berry)

Greysia Polii juga punya pengalaman pahit yang tidak akan dilupakan sepanjang hidup. Pengalaman pahit itu terjadi di Olimpiade 2012 saat didiskualifikasi karena skandal.

"Yang berkesan paling pahit di Olimpiade 2012. Itu merupakan hal-hal yang prosesnya panjang banget untuk bisa menembus juara lagi di level internasional," kata Greysia Polii.

"Jadi, itu pertama kalinya yang benar-benar menurut saya memorable dan tidak bisa dilupakan seumur hidup," tegas atlet 34 tahun itu.

3 dari 5 halaman

Mengenang Skandal Olimpiade 2012

Wasit BWF Torsten Berg (tengah) mengimbau ganda putri Indonesia Greysia Polii / Meiliana Jauhari Indonesia dan Ha Jung Eun / Kim Min Jung dari Korea Selatan untuk bermain sportif dalam pertandingan bulu tangkis Olimpiade London 2012 di London pada 31 Juli

Pengalaman pahit Greysia Polii di Olimpiade 2012 terjadi karena ada indikasi tindakan melanggar sportivitas. Ketika itu, Greysia/Meliana Jauhari melawan ganda Korea Selatan Ha Jung Eun/Kim Min Jung pada babak penyisihan.

Semuanya berasal ketika adanya upaya manipulasi antarpemain karena kedua pasangan tersebut sama-sama berusaha kalah. Skenario itu dilakukan karena kedua pasangan tersebut menghindari pasangan nomor satu dunia saat itu asal China, Wang Xiaoli/Yu Yang di perempatfinal.

Wasit yang mengendus aksi tersebut akhirnya menghentikan pertandingan. Kedua pasangan akhirnya didiskualifikasi dari Olimpiade 2012 karena dinilai memanipulasi dan mencoreng nilai sportivitas di bulutangkis.

4 dari 5 halaman

Berkaca-kaca

Ganda putri Indonesia, Greysia Polii, mengonfirmasi gantung raket setelah 19 tahun berkarier sebagai pebulutangkis. (Bola.com/Abdul Azis)

Greysia Polii tak kuasa menahan kesedihan saat mengungkapkan keputusan pensiun pada Jumat (3/6/2022). Dengan mata berkaca-kaca, Greysia mengakui keputusan itu diambil setelah merasa cukup meraih pencapaian di dunia bulutangkis.

"Yang pertama saya ingin ucapkan adalah rasa syukur atas segala hal yang sudah terjadi sampai sekarang. Saat para atlet memberikan yang terbaik bagi Indonesia, PBSI dan pihak lainnya akan memberikan apresiasi terhadap atlet yang akan berhenti sebagai seorang pemain," kata Greysia.

"Tak ada kata lain selain rasa syukur kepada Tuhan. Saya ingin berterima kasih kepada PBSI yang sudah 19 tahun menjadi rumah rasa sebagai atlet," tegas atlet 34 tahun itu.

5 dari 5 halaman

Daftar Prestasi Greysia Polii

Ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu merebut medali emas pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. (AFP/Alexander Nemenov)
  • Juara Philippines Open 2006 bersama Meiliana Jauhari
  • Juara Indonesia Grand Prix Gold 2010 bersama Meiliana Jauhari
  • Juara Chinese Taipei Open 2011 bersama Meiliana Jauhari
  • Juara Thailand Open 2013 bersama Nitya Krishinda Maheswari
  • Juara Swiss Open 2014 bersama Nitya Krishinda Maheswari
  • Juara Chinese Taipei Open 2014 bersama Nitya Krishinda Maheswari
  • Medali emas Asian Games 2014 bersama Nitya Krishinda Maheswari
  • Juara Chinese Taipei Open 2015 bersama Nitya Krishinda Maheswari
  • Juara Korea Open 2015 bersama Nitya Krishinda Maheswari
  • Juara Indonesian Masters 2015 bersama Nitya Krishinda Maheswari
  • Juara Singapore Open 2016 bersama Nitya Krishinda Maheswari
  • Juara French Open 2017 bersama Apriyani Rahayu
  • Juara Thailand Open 2017 bersama Apriyani Rahayu
  • Juara India Open 2018 bersama Apriyani Rahayu
  • Juara Thailand Open 2018 bersama Apriyani Rahayu
  • Juara India Open 2019 bersama Apriyani Rahayu
  • Juara Indonesia Masters 2020 bersama Apriyani Rahayu
  • Juara Spain Masters 2020 bersama Apriyani Rahayu
  • Juara Thailand Open 2020 bersama Apriyani Rahayu
  • Medali emas SEA Games 2019 bersama Apriyani Rahayu
  • Medali emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama Apriyani Rahayu