Bola.com, Kediri - Persik mengontrak 13 pemain baru guna menyongsong Liga 1 2022/2023. Kali ini hal menarik kita ungkap adalah keseharian mereka di luar dan dalam lapangan.
Bagi Joanderson de Jesus Assis ini debutnya berkiprah di sepakbola Indonesia. Striker anyar asal Brasil ini kali pertama berpetualang di luar negaranya. Tak pelak lagi, jika dia ingin sukses bersama Persik, tentu saja harus beradaptasi dengan lingkungan baru.
Di dalam tim, dia harus memahami gaya dan atmosfer sepakbola Indonesia. Terutama Joanderson harus secepatnya tahu karakter bermain Faris Aditama dkk. untuk mendukung performa individu dan tim.
"Kalau soal teknis, saya kira tak terlalu sulit. Karena bahasa sepakbola di seluruh dunia sama. Bahasa tubuh sudah bisa mewakili bahasa lisan," ungkap Joanderson.
"Kalau saya pakai bahasa negara saya, teman-teman pasti sulit memahami. Begitu pula, jika teman-teman pakai bahasa Indonesia, saya juga tak paham," katanya.
Tak Kesulitan Adaptasi Iklim dan Cuaca
Soal adaptasi iklim dan cuaca, menurut Joanderson, juga tak sulit. Karena secara geografis Brasil juga beriklim tropis seperti Indonesia.
"Iklim Brasil seperti Indonesia. Kami hanya mengalami dua musim, yakni panas dan hujan. Jadi soal ini sama sekali tak ada masalah," ujarnya.
Secara personal yang jadi kendala faktor urusan perut alias menu makanan. Karena dia dan rata-rata orang Brasil tak suka rasa pedas.
"Sebelum ke Indonesia, saya banyak informasi dari teman-teman Brasil yang sudah main di sini. Hampir semua bilang masakan Indonesia terkenal pedas. Jadi saya harus hindari menu lokal," tuturnya.
4 Sayap Anyar
Soal teknis juga menarik untuk dikupas. Terutama persaingan empat pemain sayap anyar milik Persik. Di sisi kanan, ada dua putra Papua yakni Jeam Kelly Sroyer dan Feri Pahabol.
Kelly Sroyer sudah bergabung dengan Persik sejak paruh kedua musim lalu. Sedangkan Pahabol direkrut usai Persipura degradasi dari Liga 1 silam.
Soal skill individu keduanya bisa diadu. Karena rata-rata pemain asal Bumi Cendrawasih memiliki teknik ciamik. Namun Kelly Sroyer jelas kalah jam terbang dan pengalaman dari Pahabol.
Persaingan Riyatno Abiyoso dan Rahel Radiansyah
Di sayap kiri juga terjadi rivalitas antara Riyatno Abiyoso dan Rahel Radiansyah. Keduanya sudah saling kenal, karena musim kemarin mereka membela Persela. Tampaknya persaingan di Lamongan akan berlanjut di Kediri.
"Tim harus kompetitif. Di semua lini harus ada persaingan antarpemain. Ini sangat membantu tim dan kemajuan kualitas individu. Karena tiap pemain akan bekerja keras untuk merebut posisi inti," ucap Javier Roca.
Pelatih asal Cile ini memang ingin memiliki kedalaman tim bagus. Jadi hal lumrah jika Kelly Sroyer dan Feri Pahabol harus saling sikut. Riyatno Abiyoso dan Rahel Radiansyah juga bersaing.
"Sebenarnya jika diamati, saya lakukan kombinasi pemain senior dan muda di semua lini. Saya ingin yang senior membimbing yang muda. Sebaliknya, pemain muda harus belajar dari seniornya. Ini cara saya membangun kedalaman tim Persik," tuturnya.