Stefano Cugurra, Pelatih Bali United yang Moncer sejak Gabung Persebaya pada Awal Karier di Indonesia

oleh Aditya Wany diperbarui 20 Jun 2022, 09:15 WIB
Pelatih Bali United, Stefano Cugurra, memimpin anak buahnya dari pinggir lapangan saat bertanding melawan Persib Bandung, Minggu (12/6/2022) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Surabaya - Duel kontra Persebaya Surabaya selalu jadi momen menarik buat Stefano Cugurra, pelatih Bali United. Kini, kedua tim akan berjumpa dalam laga terakhir Grup C Piala Presiden 2022 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Senin (20/6/2022) malam.

Pelatih asal Brasil itu selalu tidak bisa menahan rasa rindunya setiap berjumpa Persebaya Surabaya. Banyak kenangan yang dimilikinya bersama klub berjulukan Bajul Ijo tersebut.

Advertisement

“Saya mau (ucapkan) selamat ulang tahun buat Persebaya, tim Indonesia pertama kali saya kerja, membuka pintu saya di Indonesia pada 2003. Saya lima tahun kerja di sana, saya hidup di sana, saya dapat tiga piala di sana, dan bonus adalah saya dapat istri orang Surabaya, saya senang,” ungkapnya.

Ucapan selamat ulang tahun itu ditujukan kepada Persebaya yang baru merayakan hari jadi ke-95 pada 18 Juni 2022. Meski sudah tidak bekerja di Surabaya, pelatih yang karib disapa Teco itu tampaknya sulit melupakan kenangan manis.

Cerita Teco memang diawali dengan datang ke Surabaya pada 2003. Dia saat itu masuk jajaran pelatih Persebaya Surabaya dengan menjabat pelatih fisik, di bawah komando Jacksen Tiago yang merupakan pelatih kepala.

2 dari 7 halaman

Surabaya yang Spesial

Bali United - Stefano Cugurra Teco (Bola.com/Adreanus Titus)

Lawatan Bali United ke markas Persebaya Surabaya bahkan selalu menjadi ajang pulang kampung buat Stefano Cugurra Teco. Pelatih Bali United itu tak bisa memungkiri bahwa Persebaya dan Surabaya telah menjadi bagian hidupnya.

Menurutnya, Surabaya merupakan kota yang sangat spesial bagi perjalanan kariernya sekaligus hidupnya. Teco mengenang satu hal yang paling membuatnya terkenang terkait Surabaya, yaitu dia memulai belajar bahasa Indonesia di Kota Pahlawan.

“Saya belajar bahasa Indonesia di kota ini. Saat tahun pertama di sini, saya sudah mulai belajar bahasa Indonesia. Selama lima tahun di sini saya bisa juara tiga kali bersama Persebaya sebagai asisten pelatih. Tentu kota ini sangat berarti positif untuk saya,” ucap Teco.

3 dari 7 halaman

Mendapatkan Istri di Surabaya

Stefano Cugurra dan istrinya, Miranda Erlinda. (dok. Instagram @stefanocugurra)

Waktu lima tahun memang tidak sebentar untuk seorang pelatih bersama sebuah klub. Lima tahun di Persebaya Surabaya, Teco juga mendapat pasangan hidup orang asli Surabaya. Makanya, dia merasa seperti pulang kampung.

“Saya punya istri orang Surabaya. Semua keluarga istri saya juga di sini. Saya sangat senang bisa balik ke Kota Surabaya. Pertama datang ke Indonesia, saya datang ke Surabaya pada 2003. Saya bisa hidup di sini, kerja di Persebaya lima tahun dan meraih prestasi bersama,” ucap Teco.

Berikutnya, Jacksen dan Teco sukses membawa Bajul Ijo menjuarai Divisi Utama 2004, gelar juara kasta tertinggi terakhir yang diraih Persebaya.

“Waktu di Persebaya, saya hanya sebagai pelatih fisik. Saat itu, penentuan Persebaya menjadi juara terjadi di pertandingan terakhir. Kami bersaing dengan PSM Makassar dan Persija yang juga berpeluang jadi juara. Tapi, di pertandingan terakhir Persebaya menang atas Persija di Stadion Gelora 10 November (Surabaya),” tuturnya.

4 dari 7 halaman

Awal Karier sebagai Pelatih Kepala hingga Juara Bersama Persija

Pelatih Persija, Stefano Cugurra Teco, memberi arahan kepada Umanailo saat melawan Persegres pada laga Liga 1 Indonesia di Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu (14/10/2017). Persija menang 5-0 atas Persegres. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Setelah cukup dengan karier sebagai pelatih fisik, Teco mencoba menapaki karier sebagai pelatih kepala. Tapi, dia memulainya di Malaysia pada 2009 dengan menangani Kuala Muda Naza.

Teco kemudian hijrah ke Thailand dari 2010 hingga 2016. Chiangrai United, Phuket FC, Osotska Samut Prakan, hingga Royal Thai Navy adalah deretan klub Negeri Gajah Perang yang pernah ditanganinya.

Baru pada 2017, dia kembali ke Indonesia dan kali ini ditunjuk sebagai pelatih kepala Persija Jakarta. Sempat sulit bersaing di Liga 1, Teco pada akhirnya malah mampu membawa Macan Kemayoran finish peringkat keempat.

Hasil itu membuat Persija tampil di Piala AFC 2018. Pada tahun itu pula, dia membuka prestasi dengan menjuarai Piala Presiden 2018. Akhir tahun jadi lengkap karena Persija dibawanya merengkuh trofi Liga 1 2018.

5 dari 7 halaman

Gabung Bali United dan Terus Jadi Juara

Tim asuhan Stefano Cugurra yang akrab disapa Teco ini unggul enam angka atas peringkat kedua, Persib Bandung yang harus puas menjadi runner-up dengan mengoleksi 69 poin. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Prestasi gemilang di ibukota pun berhenti. Teco memilih hijrah ke Bali United pada awal musim 2019. Hasilnya seperti diketahui, dia sukses memberikan trofi Liga 1 2019 ke klub asal Pulau Dewata itu.

Teco pun tercatat sebagai pelatih pertama yang mampu menjuarai dua kompetisi kasta teratas secara beruntun sejak era Liga Indonesia dimulai pada 1994. Hebatnya, itu dilakukan untuk dua klub yang berbeda.

Rekornya tak berhenti sampai situ, Teco kembali sukses membawa Bali United mempertahankan trofi Liga 1 dengan menjuarai musim 2021/2022.

Stefano Cugurra Teco jadi nama pelatih yang akan melegenda di Indonesia. Bagaimana tidak, arsitek tim asal Brasil itu sudah tiga kali meraih trofi kasta tertinggi Indonesia, bahkan dilakukan secara beruntun.

Teco kali pertama meraih titel juara saat bersama Persija Jakarta di Liga 1 2018. Setelah itu, dia bergabung bersama Bali United dan mempersembahkan dua trofi beruntun, yakni Liga 1 2019 serta terbaru BRI Liga 1 2021/2022.

 

6 dari 7 halaman

Berbeda dengan Jacksen

Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra saat memantau anak asuhnya berlatih di Lapangan Gelora Samudera Kuta, Selasa (10/5/2022). (Maheswara Putra/Bola.com)

Prestasi tiga gelar juara kasta tertinggi ini sebenarnya sudah pernah didapat oleh Jacksen F. Tiago pada ISL 2008-2009, 2010-2011, dan 2013. Tapi, semua itu diraih tidak secara beruntun.

Teco memiliki perbedaan dengan memenangi semua trofi Liga 1 dalam tiga musim beruntun, sempat dijeda oleh Liga 1 2020 yang ditiadakan karena pandemi COVID-19.

“Sekarang saya kerja di Bali United. kami harus kerja bagus, kami mau menang, mudah mudahan yang main lebih bagus bisa menang besok. Persiapan kita buat lawan tim sudah matang besok,” tuturnya.

 

7 dari 7 halaman

Peluang ke Perempat Final Piala Presiden 2022

Pelatih kepala Bali United, Stefano Cugurra saat babak penyisihan Grup C Piala Presiden 2022 antara Persib Bandung melawan Bali United di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Minggu (12/06/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bali United berupaya untuk lolos ke babak 8 besar atau perempat final, tapi peluang mereka tipis karena baru mengoleksi satu poin. Mereka belum mendapat kemenangan, rinciannya seri 1-1 kontra Persib Bandung dan kalah 1-2 dari Bhayangkara FC.

Kemenangan atas Persebaya Surabaya pun tak serta merta membuat Bali United lolos dari grup. Sebab, peluang terbesar ada di Persib Bandung dan Bhayangkara yang kini sama-sama mengoleksi empat poin.

Duel kontra Persebaya diprediksi akan berlangsung sengit lantaran mereka juga hanya mengemas satu poin. Persebaya Surabaya sempat bermain imbang 1-1 kontra Bhayangkara, tapi kemudian kalah 1-3 dari Persib.

Berita Terkait