Cerita Budi Sudarsono Saat Persik Kalahkan Sydney FC di Liga Champions Asia: Melocot Kepanasan Mereka

oleh Hery Kurniawan diperbarui 20 Jun 2022, 10:30 WIB
Legenda Timnas Indonesia, Budi Sudarsono. (Tangkapan layar kanal Youtube Sport 77 Official)

Bola.com, Jakarta - Ada masa di mana klub Indonesia mendapatkan jatah untuk bermain langsung di fase grup Liga Champions Asia. Bahkan, Indonesia sempat mendapatkan jatah dua klub langsung berlaga di ajang bergengsi itu.

Seperti yang terjadi di musim 2007. Saat itu Persik Kediri sebagai juara Divisi Utama Liga Indonesia 2006 dan Arema sebagai juara Copa Indonesia di tahun yang sama berhak mewakili Indonesia di Liga Champions Asia 2007.

Advertisement

Prestasi Persik cukup baik kala itu. Macan Putih nyaris lolos dari fase grup. Mereka hanya kalah dua poin saja dari Sydney FC yang kemudian menemani Urawa Reds Diamonds lolos dari Grup E.

Persik Kediri saat itu menempati posisi ketiga klasemen akhir Grup E. Mereka mengumpulkan tujuh poin dari enam pertandingan.

Salah satu laga yang tak bisa dilupakan dari kampanye Persik di Liga Champions 2007 adalah saat mereka mengalahkan wakil Australia, Sydney FC. Saat itu Persik menang 2-1 di Manahan, Solo.

 

2 dari 3 halaman

Lapangan Banjir

Mantan pemain Timnas Indonesia, Budi Sudarsono, saat hadir pada Indonesian Soccer Awards 2019 di Studio Indosiar, Jakarta, Jumat (10/12). Acara ini diadakan oleh Indosiar bersama APPI. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Legenda Persik, Budi Sudarsono ingat betul mengenai pertandingan itu. Awalnya, laga itu dijadwalkan berlangsung pada 11 April 2007.

Namun, saat itu rumput Stadion Manahan kebanjiran. Kondisi itu membuat laga ditunda keesokan harinya. Sesuai aturan, seharusnya laga kembali dilanjutkan pada pagi hari di tanggal 12 April 207.

Namun, saat itu pihak Sydney enggan bermain pagi hari. Jadilah mereka meminta pertandingan digelar pada pukul 11 siang WIB.

"Salah sendiri, memang waktu itu sore lapangan banjir, biasanya kalau banjir ditunda paginya. Di mana-mana seperti itu," kata Budi di kanal Youtube Budi Sudarsono Official belum lama ini.

"Ketika pagi mereka enggak mau, mereka minta siang, karena kebiasaan orang bule kalau pagi itu masih tidur," sambungnya.

 

3 dari 3 halaman

Menguntungkan Persik

Bermain di tengah hari bolong tentu menguntungkan Persik Kediri. Para pemain Indonesia sudah terbiasa dengan cuaca terik. Berbanding terbalik dengan kondisi para pemain Sydney.

Budi menyebut saat itu memang para pemain Sydney terlihat kepanasan. Persik menang 2-1 di laga itu dengan dua gol yang dicetak oleh Budi Sudarsono dan Aris Budi Prasetyo.

"Main siang, melocot kepanasen mereka. Main jam 11 sampe adzan dzuhur masih main, saya cetak satu gol saat itu," ujar Budi.

Pada 25 April, Persik gantian bertandang ke markas Sydney FC. Di laga itu, Persik tak berdaya dan harus kalah 0-3. Menurut Budi, saat itu cuaca di Sydney memang sangat dingin untuk ukuran pemain Indonesia. Apalagi laga dilangsungkan pada malam hari.

"Pas gantian main ke sana (Sydney) itu main malam, kami kedinginan," tandasnya sembari tertawa.

Berita Terkait