Bola.com, Jakarta - Pelaksanaan Asian Games 2022 Hongzhou dan Asian Youth Games Shantou yang ditunda membawa perubahan kalender multievent olahraga pada 2022. Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menjabarkan beberapa agenda penting yang akan diikuti Indonesia hingga 2023.
Sekjen NOC Indonesia, Ferry Kono, menjelaskan bahwa ada empat agenda multievent mandatory yang harus disiapkan.
Empat event tersebut adalah SEA Games 2023 Kamboja (Mei 2023), Asian Games 2022 Hongzhou (September 2023), Asian Indoor and Martial Art Games (17-26 November 2023), dan ANOC World Beach Games (AWBG) di mana Indonesia akan menjadi tuan rumah pada 5-12 Agustus yang berlanjut dengan ANOC General Assembly hingga 15 Agustus.
"Tantangannya bagaimana kami memetakan atlet yang akan turun di 4 multievent itu agar bisa paralel, tapi pada saat yang sama 2023 itu merupakan tahun kualifikasi menuju Olimpiade 2024 Paris yang dimainkan di single event. Jadi prioritas tetap di kualifikasi menuju Paris," tegas Ferry.
"Kami menjadikan semua event tahun depan sebagai ajang tryout bagi atlet untuk mengukur sejauh mana prestasi yang mereka lakukan selama pelatnas. Semoga ini semua bisa berjalan baik," lanjut Sekjen NOC Indonesia itu.
Maksimalkan Waktu saat Asian Games Ditunda
Ferry Kono juga mengungkapkan bahwa ditundanya Asian Games 2022 dan Asian Youth Games membuat NOC Indonesia memiliki waktu tambahan untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan lebih baik.
"Bagi NOC Indonesia, tentu pada waktu luang karena Asian Games dan Asian Youth Games ditunda ini bisa dimanfaatkan dengan baik untuk memperbaiki sistem dan pelayanan yang kiranya akan bermanfaat ketika empat multievent di 2023 itu berjalan," ujar Ferry Kono.
"Kami bekerja secara efisien dan menggunakan teknologi khusus, sehingga tidak ada lagi sistem manual, baik dari akreditasi, logistisk, distribusi, dan lain-lain," lanjutnya.
Persiapan Islamic Solidarity Games
Sekjen NOC Indonesia itu juga mengatakan Indonesia masih memiliki satu agenda multievent yang akan diadakan pada tahun ini, yakni Islamic Solidarity Games (ISG) di Konya pada 9-18 Agustus.
Hal ini menyusul keputusan Dewan Olimpiade Asia (OCA) menunda penyelenggaraan Asian Games Hangzhou serta Asian Youth Games Shantou karena kasus penyebaran virus COVID-19 tengah meningkat hingga menyebabkan China melakukan lockdown di beberapa provinsi.
"Tim kami melalui Komisi Sport dan Development sudah mulai melakukan review untuk ISG dengan parameter yang menjadi target NOC Indonesia dan pemerintah. Semoga akhir pekan ini bisa rampung dan sebagian tim kami akan melakukan CdM meeting kedua di Konya," ujar Ferry.
Ada Syarat Peringkat Dunia
Sekjen NOC Indonesia itu menegaskan bahwa ISG hanya diikuti oleh negara-negara peserta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Namun, bukan berarti Indonesia bisa bebas mengirimkan atlet. Sebab ISG tetap memiliki syarat berdasarkan peringkat dunia yang dimiliki atlet atau pun tim di sejumlah cabang olahraga.
"Ada beberapa cabor yang tidak bisa diikutsertakan, seperti sepak bola karena posisi Timnas Indonesia belum masuk dalam peringkat yang ditetapkan. Jadi tim review juga harus bisa menyeleksi atlet-atlet yang dikirim nanti sudah dalam posisi aman untuk bertanding di ISG," ujar Ferry.
Bicara target, Ferry menjelaskan NOC Indonesia tidak memberikan target khusus di ISG. Namun, bukan berarti tidak ada standar tertentu yang harus dicapai oleh atlet tim Merah-Putih.
"Ini bukan sekadar partisipasi, tapi kami ingin ISG menjadi tryout bagi atlet-atlet menuju Asian Games meski dalam situasi ditunda hingga tahun depan," ujar Ferry.
Baca Juga