Jelang Piala Dunia 2022: Dua Dekade Meneguk Kembali Kenikmatan Timnas Korsel

oleh Choki Sihotang diperbarui 07 Jul 2022, 00:33 WIB
Gelandang Korsel, Ahn Jung-hwan merayakan golden goal ke gawang Italia dalam perpanjangan waktu di babak 16 besar PD 2002 di Daejeon, 18 June 2002. Korsel menang 2-1. AFP PHOTO/CHOI JAE-KU

Bola.com, Jakarta - Tak banyak negara di kawasan Asia yang bisa menikmati nuansa persaingan ketat di panggung Piala Dunia. Artinya, hanya segelintir manusia di area Benua Kuning yang sanggup meneriakkan nama negaranya dalam sebuah pertandingan di event empat tahunan.

Nah, satu di antara yang hampir selalu ada adalah Korea Selatan (Korsel). Latarnya sangat sederhana, yakni keberhasilan Timnas Korsel melaju ke putaran final Piala Dunia.

Advertisement

 

2 dari 8 halaman

Silakan Qatar

Qatar boleh-boleh saja berbangga karena di edisi 2022 mereka mendapat kepercayaan sebagai penyelanggara Piala Dunia. Negara mungil kayak minyak itu jauh-jauh hari sudah berbenah.

Semua fasilitas primer seperti stadion dan penginapan disiapkan sebaik mungkin. Qatar ingin meninggalkan kesan mendalam bagi 32 negara peserta, termasuk para suporter dan pelancong yang akan hadir di sana.

Berdasarkan jadwal, turnamen akbar empat tahunan itu akan dimulai pada 21 November 2022 dan usai 18 Desember 2022. Qatar bukanlah negara Asia pertama yang didapuk sebagai tuan rumah.

 

3 dari 8 halaman

20 Tahun Silam

Guus Hiddink. Eks pelatih berusia 75 tahun yang kini menjadi Direktur Teknik Timnas Curacao sejak awal Mei 2022 ini merupakan pelatih kedua asal Belanda yang mampu meraih trofi Piala Champions. Ia meraihnya di musim kedua pada periode pertamanya membesut PSV Eindhoven pada musim 1987/1988 usai mengalahkan Benfica lewat adu penalti di partai final. Total ia menukangi PSV selama 3 tahun di periode pertamanya, mulai Maret 1987 hingga Juni 1990. (AFP/Jacques Demarthon)

Dua puluh tahun lalu alias dua dekade silam, dua negara Asia, yakni Korea Selatan dan Jepang menjadi penyelanggara Piala Dunia 2002. Pada edisi ini, Korea Selatan tampil hebat. Sempat diragukan, Taeguk Warriors justru merangsek jauh hingga ke semifinal.

Pada fase grup, Korea Selatan tampil menggila dengan meraup dua kemenangan serta sekali imbang. Mereka membuka laga dengan kemenangan 2-0 atas Polandia. Setelah bermain imbang 1-1 kontra Amerika Serikat, giliran tim unggulan Portugal yang mereka gebuk 1-0.

 

4 dari 8 halaman

Sulit Diterima

Zona babak 16 besar, Korea Selatan mempecundangi pengoleksi dua trofi Piala Dunia, Italia. Sempat tertinggal 0-1, tuan rumah mampu bangkit dan akhirnya memenangkan duel berkat aksi gemilang Seol Ki Hyeon serta Ahn Jung Hwan di menit-menit akhir pertandingan.

Sebuah keniscayaan yang sulit diterima, terlebih bagi rakyat Italia. Ahn Jung Hwan lantas jadi sasaran amukan. Penyerang kelahiran 1976 itu dituding tidak tahu berterima kasih karena Italia sudah memberinya kesempatan bermain di Serie A bersama Perugia. Kala itu, dalam kapasitas sebagai pemain pinjaman dari Busan Daewoo Royals.

 

5 dari 8 halaman

Terus Melaju

"Pemain itu takkan pernah menginjakkan kakinya di Perugia lagi. Dia hanya fenomenal ketika melawan Italia dan saya ini seorang nasionalis," kata Luciano Gaucci, presiden klub, hanya beberapa saat setelah Gli Azzurri terdepak secara menyakitkan. Perugia tak butuh waktu lama untuk mendepak Ahn Jung Hwan.

Ahn Jung Hwan dkk lagi-lagi unjuk gigi pada babak perempat final. Sukses memulangkan Italia membuat mereka kian percaya diri, walau harus berhadapan dengan tim bertabur bintang, Spanyol.

Mendapat dukungan penuh dari suporter setia yang menyemut di Stadion Gwangju, Korea Selatan memaksa La Furia Roja memungkasi duel via drama adu penalti dan mereka menang 5-3.

 

6 dari 8 halaman

Tertahan Panser

Melaju ke semifinal, Korea Selatan menantang raksasa Jerman. Sayang, kali ini nasib baik tak berpihak. Korea Selatan menyerah 0-1. Michael Ballack, gelandang Die Mannschact menjadi pembeda pada menit ke-71 di laga krusial yang mentas di Stadion Seoul itu.

Sukses Korea Selatan tentu saja tak lepas dari peluh Guus Hiddink. Keputusan Federasi Sepak Bola Korsel merekrut juru taktik berpaspor Belanda setahun sebelum Piala Dunia, sungguh tepat.

 

7 dari 8 halaman

Kinerja Bagus

Seorang wanita cantik pendukung Korea Selatan mengibarkan bendera Korsel saat tim kesayangannya berlaga melawan Aljazair di Porto Alegre pada 22 Juni 2014 (AFP PHOTO/PHILIPPE DESMAZES)

Hiddink yang sudah pernah menukangi sejumlah klub beken seperti Real Madrid, PSV, dan Valencia lantas melakukan perombakan total. Negeri Ginseng mendukung penuh semua langkah-langkah Hiddink. Di bawah telunjuknya, semua pemain patuh dan tak ada intrik di dalam tim.

Atas prestasi spektakulernya itu, pemerintah Korea Selatan memberikan apresiasi tinggi. Hiddink mendapat sematan warga negara istimewa, sekaligus mengubah nama Gwangju World Cup Stadium menjadi Guus Hiddink Stadium.

 

8 dari 8 halaman

Mampukah di 2022?

3. Son Heung-Min - Striker Korsel ini merupakan pemain andalan The Lilywhites di lini depan. Mampu mengoleksi lebih dari 50 gol untuk Spurs menjadikannya pemain Asia tersubur di Premier League. (AFP/Ian Kington)

Pasca kisah hebat Hiddink dan Ahn Jung Hwan dkk, Korea Selatan tak pernah lagi jadi buah bibir. Kini, di Qatar, armada Paulo Bento yang dimotori tombak Tottenham Hotspur Son Heung-min, bakal bekerja keras.

Timnas Korsel bercokol di Grup H bersama Portugal, Ghana, dan Uruguay. Akankah Taeguk Warriors akan kembali membuat kejutan? Menarik untuk dinanti.

Berita Terkait