Bola.com, Jakarta - Just Fontaine dan David Platt adalah dua nama yang tak akan bisa lepas dari sejarah Piala Dunia. Meski tak seagung Pele, Franz Beckenbauer, Michel Platini, Bobby Charlton, atau Diego Maradona, baik Fontaine maupun Platt telah memahat sejarahnya sendiri di pentas sepak bola terakbar.
Ketika kita bicara tentang Piala Dunia 1958, kita mungkin hanya mengingat aksi brilian legenda Brasil, Pele. Ia menjadi motor sekaligus bintang kedigdayaan Brasil yang membawa Tim Samba memenangkan Piala Dunia pertamanya di Swedia dan Pele masih berusia 17 tahun kala itu.
Video Timnas Inggris
Sosok Lain
Sejatinya, ada sosok lain yang juga tampil luar biasa di Piala Dunia 1958 namun tidak atau kurang mendapat sanjungan seperti Pele. Pemain itu adalah striker Prancis, Just Fontaine. Fontaine mencetak 13 gol! Bandingkan dengan Pele yang hanya mengemas enam gol.
Fontaine memecahkan rekor gol terbanyak di Piala Dunia yang empat tahun sebelumnya dibuat oleh Sandor Kocsis dari Hungaria dengan 11 lesakan. Gerd Muller, legenda Jerman, mengemas 10 gol di Piala Dunia 1970.
Rekor Fontaine masih bertahan hingga kini. Bayangkan, pria kelahiran Maroko itu hanya butuh satu edisi Piala Dunia untuk mencetak 13 gol. Sesuatu yang sangat sulit dilakukan oleh pemain mana pun.
Rekor Anyar
Fontaine mencetak gol di semua enam pertandingan untuk Prancis dan yang paling banyak tercipta dalam kemenangan 6-3 melawan Jerman Barat di pertandingan perebutan tempat ketiga. Fontaine menyumbang empat gol.
Bintang Prancis saat ini, Kylian Mbappe, baru bisa mengulangi pencapaian Fontaine 63 tahun kemudian saat Les Bleus menggiling Kazakhstan 8-0 dalam laga Grup D Kualifikasi Piala Dunia 2022 tahun lalu. Mbappe memborong empat gol.
Sayangnya, Fontaine sering dilupakan karena Pele yang sensasional dan Brasil tampil sebagai kampiun. Meski begitu, Fontaine telah memahat namanya dengan tinta emas dan akan dikenang sebagai salah satu penyerang terganas di pentas seketat Piala Dunia.
Plot Platt
Nama lain yang juga tak lagi diingat adalah David Platt. Platt memang tak segarang Fontaine. Di Inggris, Platt juga masih kalah tenar dari legenda Tinga Singa lainnya seperti Geoff Hurst, Martin Peters, Bobby Charlton, Kevin Keegan, dan Bryan Robson.
Namun, sangatlah sulit untuk menafikan peran besar Platt di Piala Dunia 1990. Setelah 1966 di Wembley, Inggris tak pernah lagi tampil sebagai juara. Edisi 1990 di Italia merupakan pencapain terbaik mereka dan Platt punya andil besar.
Penentu Hasil
Platt jadi penentu sekaligus pahlawan kemenangan kala Inggris bentrok Belgia di babak 16 besar. Duel mentas di Stadion Renato Dall'Ara, Bologna, 26 Juni 1990.
Pertandingan berlangsung menegangkan dan sengit. Meski sama-sama punya peluang, kedua tim gagal memecah kebuntuan. John Barnes yang jadi tumpuan di lini depan tak bisa berbuat banyak.
Gol yang sangat dinanti-nantikan akhirnya tercipta juga. Platt mencatatkan namanya di papan skor dan menjadi pembeda di babak perpanjangan waktu, tepatnya pada menit ke-119.
Proses Gol
Gol berawal dari tendangan bebas Paul Gascoigne. Si bengal itu melayangkan bola ke dalam kotak penalti dengan harapan rekannya bisa memanfaatkannya dengan baik.
Benar saja, Platt tak menyia-nyiakannya. Berhasil lepas dari kawalan pemain bertahan Belgia, Platt menyarangkan si kulit bundar via tendangan voli. Gol!
Hijrah ke Italia
Menang tipis 1-0, Inggris melaju ke perempat final. Gol tersebut merupakan satu di antara gol penentu kemenangan paling dramatis dalam sejarah Piala Dunia.
Bagi Platt sendiri, gol itu membantunya untuk mendapatkan perhatian dari klub-klub Italia. Pemain Aston Villa itu mewujudkan mimpinya bermain di Negeri Spaghetti dengan bermain bersama Bari, Juventus, dan Sampdoria.