Bola.com, Malang - Arema FC sukses memenangi leg pertama final Piala Presiden 2022 atas Borneo FC. Bermain di hadapan pendukungnya sendiri, tim Singo Edan menang tipis 1-0 atas Borneo FC, Kamis (14/7/2022) malam WIB.
Setelah duel tadi malam, Pelatih Borneo FC, Milomir Seslija memberikan sindiran terkait cara bermain Arema FC. Ia terkejut dengan permainan Arema yang cenderung bertahan. Padahal saat main di kandang sendiri, biasanya mereka akan tampil lebih menyerang.
Milo sendiri pernah jadi pelatih Arema musim 2016 dan 2019. Sehingga dia merasa bermain bertahan di kandang sendiri bukan karakter Singo Edan.
“Sepanjang permainan Arema bertahan. Borneo menguasai permainan. Saya tidak bisa bayangkan sebelumnya, Arema main seperti itu (bertahan) didepan fans sendiri,” katanya.
Kubu Arema Santai
Pernyataan Milo ditanggapi oleh pelatih Arema, Eduardo Almeida. Pelatih asal Portugal ini tak setuju dengan Milo.
Karena dia melihat anak buahnya juga tampil menyerang. Terutama di babak kedua.
Kata Eduardo Almeida
Almeida terlihat ingin menambah keunggulan dengan memasukkan empat pemain bertipe menyerang. M. Rafli, Irsyad Maulana, Ilham Udin dan Hanis Saghara.
“Siapa yang punya peluang lebih banyak. Mereka (Borneo) hanya punya satu pelung babak pertama dan satu lagi di akhir pertandingan,” jawab Almeida.
Bidik Kemenangan di Leg Kedua
Di final kedua yang akan berlangsung di markas Borneo, Stadion Segiri, Samarinda, Minggu (17/7/2022), Almeida menekankan jika timnya masih membidik kemenangan.
Di pertemuan kedua, pelatih asal Portugal ini juga membalas sindiran Milir dengan bercanda.
“Nanti kami akan berupaya menang di sana. Tidak hanya parkir bus. Kalau bisa parkir pesawat, akan kami lakukan,” katanya lalu tertawa.
Skema Permainan Masih Sama
Sejak ditangani Almeida, Arema dikenal punya pertahanan kukuh. Namun, dia tak setuju jika timnya menerapkan skema bertahan. Baginya, skema yang diterapkan normal.
Bertahan saat lawan menekan dan melakukan serangan ketika dapat bola. Tapi, tidak dipungkiri jika Arema sejak semifinal Piala Presiden bermain lebih efektif. Meski minim peluang, mereka bisa menuntaskannya jadi gol.
Saat final pertama Piala Presiden di Malang, Arema hanya punya 2 shot on target. Namun bisa berbuah satu gol. Sedangkan Borneo punya 4 peluang tembakan ke gawang, tapi tidak ada yang berhasil menembus gawang Arema.