Bola.com, Sleman - Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro adalah satu dari beberapa pelatih muda Indonesia yang memiliki gaya bermain yang menarik. Seto mengedepankan gaya bermain dari kaki ke kaki yang enak untuk ditonton.
Jika boleh meminjam istilah yang sempat populer di Eropa, Bola.com menyebut permainan ala Seto ini sebagai Setoball. Ini merujuk pada Sarriball yang dikembangkan pelatih Italia, Maurizio Sarri.
Pemain PSS Sleman, Muhammad Rifky Suryawan mengaku sangat menikmati tipikal permainan seperti itu. Ia pun merasa nyaman ketika menjalankan instruksi permainan seperti itu.
"Permainannya enak, harus kaki ke kaki, enggak yang long ball," ujar Rifky di kanal Youtube PSS Sleman TV belum lama ini.
Sudah Berpengalaman dengan Seto
Rifky Suryawan baru bergabung dengan PSS Sleman pada musim ini. Padahal, pemain berusia 27 tahun ini adalah pemain asli dari Sleman.
Namun, Rifky sudah memiliki pengalaman bermain di bawah asuhan Seto Nurdiyantoro. Itu terjadi saat Seto menukangi tim Pra PON DIY 2015 lalu. Saat itu, Rifky adalah satu di antara beberapa pemain andalan pelatih yang juga berasal dari Sleman itu.
Ada satu momen menarik yang sampai saat ini terus dikenang Rifky. Momen tersebut terjadi saat tim Pra PON DIY bermain dalam sebuah pertandingan di Jawa Barat. Saat itu, Seto marah kepada Rifky karena salah dalam melakukan umpan.
"Waktu Pra PON main di Jawa Barat, saya main di sayap kiri. Nggak tau kenapa saya di passing ke teman, bolanya telat diserobot, dia langsung teriak RIFKY!," kenang Rifky sembari tertawa.
Takut Salah
Meski sangat menikmati sistem permainan khas Seto Nurdiyantoro di PSS Sleman, Rifky Suryawan juga dihantui ketakutan. Sistem permainan kaki ke kaki memang membutuhkan konsentrasi tinggi di sepanjang laga.
Kemampuan dalam mengumpan juga harus prima. Salah sedikit, bola bisa langsung direbut lawan dan menciptakan situasi serangan balik yang berbahaya. Tak jarang bahkan bisa berbuah gol.
"Sebagai pemain juga happy aja, tapi ada takut salah passing, kalau salah passing langsung teriak dia," tandas Rifky.
Serbabisa
Ada satu tipikal pemain yang menjadi favorit pelatih di dunia sepak bola. Pemain yang dimaksud adalah pemain yang bisa bermain di dua atau tiga lebih posisi alias pemain serba bisa.
PSS Sleman memiliki tipikal seperti itu dalam diri Muhammad Rifky Suryawan. Rifky bisa bermain di enam posisi.
Pemain berusia 27 tahun itu bisa bermain di posisi winger kanan, winger kiri, bek kanan, bek kiri, dan gelandang serang. Bahkan ia pun bisa bermain baik saat dimainkan di posisi gelandang bertahan.
"Mungkin aslinya semua bisa, tapi karena dulu waktu profesional pertama kali main gelandang serang. Abis itu saya turun gelandang bertahan. Abis itu bek kiri, terus sayap kiri," ujarnya.
Paling Nyaman di Posisi Bek Kiri
Namun, Rifky Suryawan mengaku sekarang ini lebih nyaman bermain di posisi bek kiri. Sebagai pemain kidal, ia memang memiliki kemampuan bermain di posisi itu.
"Kalau sekarang lebih sering di bek kiri," katanya.
Meski ia akan selalu siap ketika dimainkan di posisi lain. Seperti yang disebutkan pada bagian atas tulisan ini. Rifky pun menyatakan hanya mencoba tampil semaksimal mungkin baik saat di sesi latihan maupun ketika dimainkan di pertandingan.
"Saya ingin berusaha maksimal buat diri sendiri dulu, nanti kan kebawa ke tim dan timnya lebih baik lagi," ujar Rifky.
Mengidolakan Isnan Ali
Sepak bola Indonesia pernah melahirkan banyak bek kiri yang berkualitas. Isnan Ali adalah satu di antaranya. Isnan pernah lama beredar di Timnas Indonesia.
Pemain yang identik dengan nomor punggung 25 itu juga pernah memperkuat beberapa klub besar di Tanah Air. Sebut saja seperti Sriwijaya FC, Persib Bandung, dan beberapa klub yang lain.
Rifky mengaku sangat mengidolakan sosok Isnan Ali. Ia merasa Isnan bermain jauh ke depan dibandingkan bek-bek kiri di masanya. Isnan sudah menjadi bek kiri modern saat itu menurut Rifky.
"Isnan Ali. Dia cara bermainnya bagus, bertahan dan menyerang sama-sama bagus. Waktu itu kalau saya lihat Isnan sudah menjadi bek kiri yang modern, kaya Philipp Lahm lah," tandasnya.