Bola.com, Bandung - Suporter Persib Bandung pastinya tidak lupa dengan sosok Salim Alaydrus. Pria yang kini berusia 45 tahun itu pernah berseragam Maung Bandung pada musim 2006 hingga 2009.
Salim dikenal sebagai pemain sayap yang punya keunggulan dalam kecepatan dan kelincahan. Aksinya dalam menyisir lapangan kerap membuat pertahanan lawan kesulitan.
Berkat aksinya itu, Salim pun sempat menjadi idola bobotoh. Paling diingat adalah ketika Salim mencetak gol bagi Persib Bandung ke gawang Liga Korea Selatan, Ulsan Hyundai FC dalam laga uji coba di Stadion Siliwangi pada 2007.
Dari balik aksi gemilangnya di lapangan hijau, siapa sangka Salim Alaydrus ternyata memiliki silsilah keturunan dari Nabi Muhammad SAW atau biasa disebut Habib. Hal itu diungkapkan dalam kanal Youtube Republikbobotoh TV.
"Nabi punya anak Siti Fatimah, kemudian Siti Fatimah menikah dengan Sayidina Ali. Kemudian Sayidina Ali punya anak Hasan dan Husen. Nah, saya keturunannya dari Sayidina Husen," kata Salim.
Memilih Sepak Bola
Dia memilih jalan sebagai pesepak bola karena sudah jatuh cinta sejak duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu, dia sering bermain sepak bola di sekitar kediamannya di Purwakarta.
"Pertama saya suka karena di kampung suka main bola dengan komunitas Arab. Sering main dari pagi sampai siang di lapangan sampai enggak tahu waktu," ujarnya
"Ketika itu, orang tua sih membebaskan Salim, terserah mau menjadi apa, mau jadi pemain sepak bola atau pendakwah," lanjutnya.
Mulai dari Divisi 3
Kegemarannya dalam bermain sepak bola membawa Salim bergabung dengan klub Persipo Purwakarta di divisi 3 Liga Indonesia. Kebersamaannya dengan Persipo tidak bertahan lama.
Salim yang baru dikaruniai anak kedua ini kemudian hijrah ke Persika Karawang. Bersama Persika, Salim ketika itu bermain di divisi kedua Liga Indonesia.
"Saya main enggak sengaja dipanggil, katanya saya memiliki bakat alam. Lalu ikut kompetisi dan Persipo kalah. Persika melihat bakat saya dan diambil untuk bermain di divisi kedua," ujarnya.
Gabung Krakatau Steel
Kemampuan Salim yang menonjol membuat tim Krakatau Steel, yang kala itu belum bergabung dengan Pelita, tertarik menggunakan jasanya. Akhirnya Salim pun bergabung dengan tim Krakatau Steel.
Menariknya setelah gabung, Salim memilih kabur karena tidak nyaman dengan suasana tim. Namun, Djoko Driyono sebagai manajemen Krakatau Steel meminta Salim untuk kembali.
"Iya karena enggak ditanya, saya kabur saja. Kemudian ditelpon sama Pak Djoko Driyono, katanya: 'kamu balik lagi' dan dijanjikan langsung teken kontrak,"katanya.
Kemudian ke Persikota dan Persib
Bersama Pelita Krakatau Steel, Salim hanya bertahan satu tahun. Dia memilih untuk hengkang ke Persikota Tangerang dengan alasan ingin mencari tantangan baru.
"Bilangnya ingin cari suasana baru dan dari segi kualitas pemain Persikota lebih menjanjikan. Ada Aliyudin, Firmansyah dan Tema Mursadat," terangnya.
Semusim bersama Persikota, Salim akhirnya membela Persib Bandung. Gabungnya Salim ke Persib tak lepas dari peran sang orang tua.
"Pak Yosi (manajemen Persib) datang ke rumah ketemu orang tua saya dan ngobrol minta Salim gabung ke Persib. Awalnya saya menolak karena sudah nyaman di Tangerang,"ucapnya.
"Tapi, setelah mendapat saran orang tua saya akhirnya gabung Persib. Kata orang tua: 'coba saja' karena Pak Yosi terus datang ke rumah saya,"tambahnya.