Bola.com, Jakarta - Bek Persija Jakarta, Ondrej Kudela, antusias bermain di bawah asuhan pelatih Thomas Doll. Menurut Kudela, eks pelatih Borussia Dortmund itu berusaha menerapkan gaya main Eropa di Persija.
"Kami pertama kali bertemu di Jakarta. Saya harus katakan dia adalah pelatih yang sangat bagus," kata Ondrej Kudela seperti dikutip Ceska Televize.
Gaya permain ala Eropa sudah mulai terlihat di Persija Jakarta. Pelatih Thomas Doll memang menerapkan gaya permainan dengan mengandalkan bola-bola pendek dan cepat.
"Dia ingin bermain dengan gaya Eropa yakni cepat dan tanpa lama menguasai bola. Dia mencoba mentransfernya ke pemain lokal dan kami," tegas Ondrej Kudela.
Cerita Kemacetan
Ondrej Kudela juga mulai membiasakan diri dengan situasi ibu kota sejak bergabung dengan Persija Jakarta. Menurutnya, kondisi padat lalu lintas membuat mereka harus lebih cepat datang ke tempat latihan.
"Kalau untuk jalan-jalan itu tidak mudah. Lebih dari 10 juta orang tinggal di Jakarta," ujar Ondrej Kudela.
"Makanya kami ke pelatihan harus datang satu jam lebih awal," ucap Kudela.
Takjub dengan The Jakmania
Ondrej Kudela juga merasa terkesan dengan suporter di Indonesia. Pengalaman yang membuatnya terkesan adalah saat bermain dalam laga kandang Persija Jakarta di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, pada Minggu (31/7/2022).
"Kami meraih kemenangan di stadion yang penuh. Basis suporter kami sangat besar," ucap Kudela.
"Tak bisa dipercaya dengan apa yang ditunjukkan orang-orang di sini. Sebanyak 25-30 ribu orang datang ke stadion," kata Ondrej Kudela.
Tak Sendirian
Ondrej Kudela juga merasa tak sendirian di Persija Jakarta. Itu dikarenakan ada pelatih kiper Jan Klima dan Michael Krmencik yang sama-sama berasal dari Ceska.
"Pelatih kiper Jan Klima bekerja di sini untuk waktu yang lama. Saya senang ada lebih banyak dari kita di sini," ucap Ondrej Kudela.
"Michael dan saya berlatih bersama. Senang rasanya tidak sendirian di Jakarta," ujar Ondrej Kudela.
Dapat Chemistry
Kehadiran Michael Krmencik diyakini Ondrej Kudela bakal memudahkan permainannya. Persamaan bahasa dan juga latar belakang pernah bermain bersama membuatnya mudah mengerti di lapangan.
"Ketika kami bermain, dia meneriaki saja dan saya akan memberikan sinyal padanya," ujar Kudela.
"Saya akan memberikannya. Kami saling memahami dan saya pikir itu akan menjadi lebih baik," tegas Kudela.