Bola.com, Jakarta - Persaingan di pentas Liga Spanyol 2022/2023 bakal tak jauh dari Barcelona dan Real Madrid. Prediksi ini tak asal, karena melihat statistik sepanjang sejarah La Liga, terutama di era modern selepas era '90-an.
Nah, musim ini perseteruan Real Madrid dan Barcelona akan memberi warna tersendiri. Bagi kubu Barcelona, rasa penasaran sedang memuncak. Sementara itu, Real Madrid ingin terus berjaya.
Wajib Waspada
Real Madrid kudu ekstra hati-hati nih. Soalnya, pelatih Barcelona, Xavi, sudah mengirimkan sinyal kalau musim ini skuadnya akan kembali berjaya di semua ajang kompetisi domestik Spanyol, khususnya La Liga 2022/2023.
Sinyal ancaman itu telontar dari mulut Xavi usai duel pramusim bertajuk El Clasico beberapa waktu lalu di Amerika Serikat. Bentrok di Allegiant Stadium, Las Vegas, Nevada, Sabtu (23/7), Barca menang 1-0 berkat performa menawan Raphael Dias alias Raphinha.
Bahagia dan Remeh
Xavi merespons kemenangan dengan penuh bahagia sekaligus memandang sebelah mata Madrid. "Kami bermain lebih baik dari Real Madrid. Kemenangan memang bukan yang terpenting, tapi Cules alias fans Barcelona tentunya senang sekali dengan kemenangan ini," kata Xavi, dilansir Sport.
Legenda Barcelona itu hakulyakin, skuadnya lebih percaya diri menyongsong musim ini, terlebih jelang duel melawan Madrid. "Apa yang kami raih ini, setidaknya membawa harapan besar bagi publik Catalan," ujar Xavi yang didapuk sebagai juru taktik Barca pada 2021.
Xavi boleh-boleh saja mengusung asa tinggi. Di tengah situasi Barca yang saat ini masih berkutat dengan kondisi keuangan, sikap optimistis memang sangat dibutuhkan. Terlebih bagi seorang nakhoda seperti Xavi.
Berharap Sukses
Fans sendiri berharap sukses Xavi sebagai pemain menular dalam kapasitasnya sebagai arsitek. Jelas tak mudah, mengingat semua kompetisi Spanyol, terlebih La Liga, kerap menyuguhkan duel-duel berat yang penuh kejutan.
Kita tunggu gebrakan yang akan dilakukan Xavi selanjutnya. Yang jelas, pelatih-pelatih sebelumnya pernah menghadirkan kemenangan spektakuler atas Real Madrid, dilansir bleacherreport.
Semoga kemenangan-kemenangan itu, termasuk di zona Eropa, menjadi inpirasi bagi Xavi. Yuk kita simak info di bawah ini!
Putaran Pertama Turnamen Antarklub Eropa 1960, Leg ke-2
Pertengahan 1950-an hingga 1960-an, Real Madrid adalah salah satu tim terhebat sepanjang masa. Alfredo Di Stefano memimpin skuad bersama dengan pemain hebat lainnya seperti Ferenc Puskás dan Jose Vicente Train.
Los Blancos telah memenangkan lima Piala Eropa berturut-turut. Di semifinal Piala Eropa 1959-1960, Madrid menyingkirkan Barcelona dengan agregat 6-2. Sepertinya tidak ada tim yang bisa menghentikan Madrid.
Sempat Keras
Selanjutnya, kedua kubu berhadapan di Piala Eropa 1960-1961. Setelah skor 2-2 di leg pertama di Santiago Bernabéu, Barca memenangkan duel leg kedua di Camp Nou. Tampil gemilang, tuan rumah menang 2-1 berkat gol Verges pada menit ke-33 dan Macedo menit 81'.
Pertandingan bukannya tanpa kontroversi, karena wasit Reg Leafe menganulir empat gol dalam pertandingan tersebut, tiga di antaranya adalah milik Real Madrid.
Leg 1 Semifinal Liga Champions 2010/2011
Ini adalah pertarungan sengit yang membuat Pepe diusir keluar lapangan setelah melakukan pelanggaran keras terhadap Dani Alves pada menit ke-60. Barcelona menang dua gol tanpa balas. Dwigol kemenangan dicetak oleh Lionel Messi.
Ini adalah satu di antara kemenangan terbaik karena Messi dkk dengan cepat menghapus kenangan buruk setelah kekalahan yang menyakitkan di Copa Del Rey.
Usai kemenangan 2-0, Barca dan Madrid bermain imbang 1-1 di laga leg kedua. Barca kemudian melaju ke final dan tampil sebagai yang terbaik usai mengalahkan Manchester United 3-1.
25 November 2005
Tak ada perlawanan sama sekali, Barca menggiling Real Madrid 3-0 dalam lanjutan La Liga. Padahal, saat itu, Los Blancos diperkuat sederet pemain wahid macam Ronaldo, Roberto Carlos, David Beckham, Zinedine Zidane, serta kiper kawakan Iker Casillas yang tergabung dalam Los Galacticos.
Ronaldindo tampil gemilang dengan dua lesakan. Pemain Brasil itu menyempurnakan gol pembuka Samuel Eto'o pada menit ke-14. Menariknya, meski kalah, ribuan fans Madrid yang memadati Santiago Bernabeu memberikan aplaus kepada Ronaldinho.
Skuad Barcelona musim itu adalah satu di antara yang terbaik dalam sejarah, karena mereka memenangkan La Liga dan Liga Champions.
2 Mei 2009
Musim 2008/2009 bisa dibilang periode terbesar dalam sejarah Barcelona. Di musim ini, mereka mengukir satu di antara kemenangan terbaik melawan Real Madrid.
Barca menyambangi Santiago Bernabeu dengan tekad memenangkan La Liga dan mendapatkan momentum. Apalagi, kala itu laga sebelum pertandingan leg kedua Liga Champions melawan Chelsea.
Pesta Pora
Hasilnya fantastis. Pesta gol, Barca menang 6-2. Thierry Henry dan Messi masing-masing menyumbang dua gol. Dua pemain lainnya yakni Puyol dan Pique masing-masing mengemas sebiji lesakan.
Sedangkan dua gol pelipur lara tuan rumah dicetak Higuain dan Ramos. Kemenangan ini merupakan pencapaian puncak musim itu dan salah satu pertandingan terbesar dalam sejarah raksasa Catalan.
29 November 2010
Duel ini merupakan El Clasico yang paling dinanti dunia. Real Madrid menantang musuh besarnya dengan sederet pemain dan pelatih anyar Jose Mourinho.
Mou datang ke Real Madrid setelah mempersembahkan trofi Liga Champions kepada Inter Milan. Di final, Inter mengalahkan Barca.
Tapi, di El Clasico pertamanya ini, Mou terhempas. Real Madrid dicukur 0-5. Gol Barca dicetak Xavi, Pedro, Jeffren, dan sepasang gol David Villa. Tidak seorang pun, bahkan penggemar terbesar Barca, akan membayangkan timnya bisa menang dengan skor telak.