Bola.com, Jakarta - Tim apa yang paling dinantikan kiprahnya di Premier League 2022/2023? Jawabannya pastilah Manchester United (MU). Maklum, Setan Merah belum juga bangun dari tidurnya yang panjang.
Pada beberapa musim terakhir, MU mendapat sorotan tajam terkait sepak terjang mereka di liga. Apalagi, musim lalu mereka mendapat 'tamparan' memalukan setelah gagal lolos ke zona Liga Champions.
Asa Rezim Baru
Nah, kini, di bawah rezim Erik ten Hag, juru taktik asal Belanda itu diharapkan bisa kembali mengibarkan panji-panji kebesaran MU. Harapan tinggi ada di pundak Hag, yakni berada di era keemasan pelatih legendaris Sir Alex Ferguson.
Jika ingin sukses, ada baiknya Ten Hag berkaca dari sejarah. Orang bijak bilang, jangan sekali-sekali melupakan sejarah, bahkan lebih ekstrem lagi pakai istilah 'ngacaaja'.
Catatan Tak Enak
Baiklah, sembari menunggu armada Ten Hag bertarung di Premier League ada baiknya kita mengupas tuntas pencapaian The Red Devils di musim-musim sebelumnya. Setidaknya, hal itu bisa menjadi pelajaran berharga bagi MU, sekaligus membuka asa untuk fans Setan Merah.
Pada 2021/2022 merupakan musim terburuk MU dalam sejarah Premier League. Mereka finis di posisi keenam. Padahal, MU adalah klub yang terbiasa bermain Liga Champions setiap tahunnya. Walhasil, periode lalu menjadi momen yang tak terlupakan bagi keluarga besar Old Trafford.
Saling Pergi
Ujung-ujungnya, mereka memecat pelatih Ole Gunnar Solskjaer pada November 2021. Ralf Rangnick asal Jerman, mengambil alih jabatan pelatih untuk sementara.
Setelah itu, jabatan pelatih secara reski diserahkan kepada Erik ten Hag. Ia mendapat target bisa mengamankan satu tempat bagi MU di kompetisi antarklub tertinggi Eropa tahun depan.
Berikut adalah serangkaian fakta betapa jebloknya performa MU musim lalu yang bisa dijadikan Ten Hag dan armadanya saat ini untuk bisa tampil lebih hebat lagi.
Poin
Terpuruk di posisi keenam, Setan Merah hanya mampu mengemas 58 poin. Terpaut sangat jauh dari dua rivalnya yakni Liverpool (92) serta Manchester City (93). Sebelumnya, total poin terendah tersuguh pada musim 2013/2014 dengan torehan 64 poin.
Finis Terburuk
Jika dibandingkan dengan musim 2013/2014, yang finis di posisi ketujuh, musim lalu memang sedikit lebih baik. Hanya saja, MU berpotensi finis lebih buruk lagi karena hanya berjarak dua angka dari West Ham United yang bertengger di posisi ketujuh (56).
Angka Kebobolan
MU mencetak 57 gol musim lalu, yang berarti delapan gol lebih banyak dari rekor terendah sepanjang masa mereka, yakni 49 gol. Pada musim anyar ini, harapan para fan MU adalah tim kesayangan mereka semakin produktif.
Namun, dengan 56 gol kebobolan, MU justru menghasilkan rekor tertinggi gol kebobolan sepanjang masa dalam satu musim Liga Premier. Rekor terjadi pada musim 2018/2019 dengan 54 gol kebobolan.
Sebagai perbandingan, tim papan atas klasemen Liga Inggris Manchester City dan Liverpool masing-masing hanya kemasukan 21 dan 22 gol.
Kemenangan Paling Sedikit
Setan Merah juga menetapkan rekor kemenangan musim lalu dengan 16 kemenangan atau lebih sedikit dari rekor terendah sebelumnya, yaitu 18. Perolehan terakhir berada di zona musim 2016/2017 serta 2019/2020.
Terburuk di Premier League
Finish Terburuk : Peringkat 7 (2013/2014)
Poin Tersedikit : 58 (2021/2022)
Gol Tersedikit : 49 (2015/2016)
Kebobolan Terbanyak : 56 (2021/2022)
Paling Sedikit Menang : 16 (2021/2022)
Kekalahan Terbanyak : 12 (2013/2014)
Statistik Penting
- Sudah lima musim penuh tanpa trofi, pertama kali itu terjadi sejak rentang waktu antara 1977 dan 1983
- MU hanya meraih dua poin dari enam pertandingan Premier League 2021/2022 melawan tim tiga besar yakni Manchester City, Liverpool, Chelsea. Poin itu diperoleh dalam dua laga melawan Chelsea yang berakhir imbang.
- MU kalah dalam lima pertandingan liga secara beruntun (6 Maret 2022 — 7 Mei 2022) untuk pertama kalinya sejak 1981.
- 12 persen dari total gol Liverpool di Liga Inggris musim ini tercipta saat melawan MU (per 2 Mei).
- Mohamed Salah mencetak lima gol dalam dua pertandingan liga Liverpool melawan MU musim 2021/2022.
- MU menguasai 52,5 persen penguasaan bola musim ini (per 7 Mei). Rekor terendah mereka dalam enam tahun terakhir.
Sumber: sportingnews