Bola.com, Jakarta - Thomas Tuchel diyakini bakal menghadapi tekanan besar di musim 2022-2023 ini. Skuad Chelsea cukup bagus untuk bersaing jadi juara Premier League, tidak hanya sebatas bertengger di peringkat tiga atau empat saja. Bisakah sang manajer mendudukkan timnya sebagai jawara?
Musim lalu, Chelsea gagal memenuhi ekspektasi tersebut. Di awal musim 2021/22, The Blues diprediksi bakal mengganggu dominasi Man City-Liverpool, sayangnya hal itu tidak terjadi.
Menjelang musim depan, Chelsea pun diharapkan jadi salah satu kejutan di papan atas Liga Inggris. The Blues punya skuad mumpuni, kualitas Tuchel sebagai pelatih top juga tidak bisa dibantah. Masalahnya, finis peringkat tiga lagi tidak akan cukup bagus bagi Tuchel dan Chelsea.
Chelsea dalam 15 tahun terakhir jadi langganan juara. Mereka bukan tim ayam sayur yang puas hanya ada di Big Four. Di era kepemilikan Roman Abrahamovich, deretan pelatih ternama didepak paksa hanya gara-gara The Blues gagal juara Liga Inggris. Tuchel bisa selamat musim lalu karena internal Chelsea sedang bermasalah. Roman dipaksa angkat kaki imbas invasi Rusia ke Ukraina.
Gagal Total
Situasi Chelsea juga dibicarakan oleh analis Premier League, Gabriel Agbonlahor. Menurutnya, jelas bahwa Chelsea seharusnya bisa mengganggu dominasi Man City-Liverpool.
Musim lalu Chelsea gagal total karena banyak faktor, termasuk soal taktik Tuchel yang mengundang tanya di beberapa pertandingan. Musim depan, Chelsea tidak bisa melakukan hal yang sama.
"Chelsea tidak bisa terus finis di peringkat ketiga atau keempat. Mereka harus coba mencari cara mengejar dua tim teratas," ujar Agbonlahor di talkSPORT.
"Mereka tidak bisa terus membiarkan Liverpool dan Man City menang di setiap musimnya."
Butuh Banyak Pemain Baru
Menurut Agbonlahor, tekanan untuk Tuchel akan lebih besar musim depan. Chelsea seharusnya bersaing untuk jadi juara dengan tim sebagus sekarang, bukan hanya merebut peringkat tiga atau empat.
"Chelsea harus menunjukkan progres dan Thomas Tuchel bakal menghadapi tekanan besar musim ini. Jika dia terus finis di peringkat ketiga atau keempat, tentu itu tidak cukup bagus," sambung Agbonlahor.
"Mereka membutuhkan bek baru, gelandang baru, dan striker baru. Frenkie de Jong mungkin pembelian bagus, tapi mereka harus fokus mencari penyerang baru," ujar sang pundit.
Kapten Perpanjang Kontrak
Sementara itu, The Blues memperpanjang kontrak sang kapten, Cesar Azpilicueta dengan durasi dua tahun.
Azpilicueta memutuskan bertahan di London Barat, mengakhiri spekulasi atas kemungkinan keluar dari Stamford Bridge dan bergabung dengan Barcelona.
"Saya sangat senang untuk memperpanjang masa tinggal saya di Chelsea, rumah saya," kata Azpilicueta di situs resmi klub, Jumat (5/8/2022).
"Sudah hampir 10 tahun sejak saya pertama kali tiba dan bergabung dengan klub jadi saya benar-benar merasakan cinta dan saya sangat bersemangat untuk proyek baru kami," kata bek asal Spanyol itu.
Terimakasih ke Todd Boehly
Azpilicueta, yang memulai kariernya bersama Osasuna, merupakan satu-satunya pemain dalam sejarah Chelsea yang tampil di 13 laga final.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuan Todd Boehly dan Tuan Behdad Eghbali karena telah memberi saya kesempatan untuk mempertahankan saya di klub yang luar biasa ini. Saya sangat menantikan untuk melanjutkan petualangan kami. Saya adalah kapten yang sangat bangga. Saya harap kita bisa berbagi banyak kenangan indah bersama," lanjutnya.
Sejak debutnya melawan Wolverhampton Wanderers pada September 2012, Azpilicueta telah membuat total 476 penampilan untuk Chelsea di semua kompetisi.
Poros Belakang Keropos
Keberhasilan Chelsea menahan kepergian Azpilicueta tak cukup. Mereka baru saja ditinggal dua bek tengah andalan, Antonio Rudiger (Real madrid) dan Andres Cristiansen (Barcelona). Kedalaman poros belakang masih terasa kurang karena mereka baru bisa menghadirkan, Kalidou Koulibaly dari Napoli.
Mereka baru saja mendaratkan bek asal Spanyol, Marc Cucurell. Akan tetapi kualitasnya dianggap bukan kelas wahid. Patut diwaspadai Chelsea bersiap ditinggal minggat bek kirinya, Marcos Alonso. Kepergiannya akan jadi persoalan baru.
Akankah Tuchel bisa menyeimbangkan kekuatan skuatnya sehingga bisa bersaing di jajaran atas Premier League. Bukan tugas mudah, karena pesaing punya kedalaman skuat lebih mumpuni.
Sumber: Berbagai sumber