Bola.com, Samarinda - Robert Alberts menjadi pelatih asing terlama yang melatih Persib Bandung. Namun, tim berjuluk Pangeran Biru itu punya rekam jejak yang kejam dengan nakhoda impor.
Sudah tiga tahun tiga bulan sejak Robert Alberts memoles Persib Bandung per Mei 2019. Selama itu pula Pangeran Biru nihil prestasi.
Persib hanya mampu mengakhiri musim 2019 di peringkat keenam, namun membaik menjadi runner-up pada kompetisi 2021/2022.
Di BRI Liga 1 2022/2023, skuad Persib Bandung dianggap elite, namun menang malah sulit. Pangeran Biru cuma sanggup meraih sebiji poin dari tiga partai.
Robert Out?
Marc Klok dkk. belum pernah menang sekali pun. Terbaru, Persib Bandung dihajar Borneo FC Samarinda 1-4 dalam pekan ketiga BRI Liga 1 di Stadion Segiri, Samarinda, Minggu (7/8/2022).
Kursi Robert Alberts makin panas. Pangeran Biru makin terpuruk di zona degradasi. Persib terdampar di peringkat ke-17, hanya lebih baik dari Persis Solo.
Di media sosial, militan Persib, Bobotoh berbondong-bondong memintanya keluar dari Pangeran Biru. Akankah Robert menjadi korban ke-11 pelatih asing di Kota Kembang?
Persib Pernah Pecat 10 Pelatih Asing
Catatan sejarah menunjukkan Persib tak pernah sukses saat dinakhodai pelatih asing. Sudah sepuluh arsitek impor lengser dengan cara tidak mengenakkan.
Delapan pelatih yang pernah singgah di Persib yaitu Marek Janota asal Polandia pada 1982, Marek Andre Sledzianowski dari Polandia pada 2003, hingga Juan Antonio Paez dari Chile pada 2003-2004.
Selain itu, masih ada Arcan Iurie dari Moldova pada 2006-2007, Darko Daniel Janackovic asal Serbia pada 2010 namun hanya dua bulan, Jovo Cuckovic dari Serbia pada 2010, Drago Mamic asal Kroasia pada 2011, sampai Dejan Antonic dari Serbia pada 2016.
Sebelum Robert Alberts datang, Persib lebih dulu memecat Mario Gomez dari Argentina pada 2018 dan Miljan Radovic asal Montenegro pada 2019.
Dejan Antonic Memilukan
Cerita yang dialami Dejan Antonic cukup memilukan. Datang ke Persib dengan rasa percaya tinggi. Pelatih yang sebelumnya menukangi Pelita Bandung Raya tersebut meyakini ia bisa mengulang sukses Djadjang Nurdjaman (Djanur), yang mempersembahkan gelar Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015.
Nakhoda asal Serbia tersebut pada musim 2014 jadi buah bibir karena sukses meloloskan PBR yang berstatus klub semenjana ke semifinal ISL. Ia sempat digadang-gadang jadi pelatih Timnas Indonesia menggantikan Alfred Riedl seusai gagal Piala AFF 2014.
Dejan didatangkan dengan harapan bisa membantu proses regenerasi di Tim Pangeran Biru. Ia dikenal sebagai pelatih yang senang memberdayakan pemain muda. Tekanan sudah dirasakan Dejan di masa awal kepemimpinannya.
Bobotoh mulai sering membanding-bandingkan dirinya dengan Djanur, terutama ketika Persib hanya menjadi runner-up di turnamen Bali Island Cup dan Torabika Bhayangkara Cup. Di dua ajang tersebut Atep dkk. kalah bersaing dari Arema Cronus.
Apesnya langkah Persib tersendat di laga-laga awal Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Maung Bandung seret kemenangan.
Kelanjutan Nasib Dejan
Pada laga pembuka di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, mereka hanya bermain 1-1 melawan Sriwijaya FC. Selanjutnya Maung Bandung hanya memetik hasil imbang 1-1 di markas Pusamania Borneo FC.
Sempat meraih kemenangan di kandang atas Bali United 2-0, berikutnya performa Persib kembali melempem dengan hasil imbang 0-0 kontra Madura United.
Kinerja pemain-pemain bawaan Dejan layaknya Juan Belencoso, Kim Kurniawan, Hermawan, serta David Laly jadi perhatian Bobotoh.
Posisi Dejan kian sulit setelah Persib dihajar Bhayangkara Surabaya United 1-4 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo. Ia sempat bersitegang dengan Bobotoh seusai pertandingan. Lantaran tidak tahan dengan tekanan, Dejan memutuskan mengundurkan diri.
"Saya tidak merasa nyaman bekerja di bawah tekanan seperti ini," ucap mantan pelatih Pro Duta dan Arema IPL tersebut.
Klub Kaya Raya
Beberapa musim belakangan, Persib merupakan klub terkaya di Indonesia. Injeksi pendanaan dari Konsorsium PT Persib Bandung Bermartabat yang dipimpin pengusaha gila bola, Glenn Sugita, membuat pelatih-pelatih yang menukangi Maung Bandung leluasa melakukan belanja pemain.
Namun, konsekuensinya sang arsitek wajib wajib memberikan prestasi. Bobotoh Persib dikenal rewel bicara pencapaian tim.
Jika tim kesayangannya penampilannya jeblok, mereka tak segan-segan melakukan aksi teror ke pelatih. Djadjang Nurdjaman, merasakan benar tekanan itu di Liga 1 2017.
Keberhasilannya mengantarkan Persib menjadi juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015 seakan tak diingat oleh suporter. Ketika Persib terseok-seok di Liga 1 2017, ia jadi objek makian.
Djanur bahkan sempat terlibat konfrontasi langsung dengan Bobotoh. Dalam sebuah sesi wawancara dengan stasiun televisi lokal, pelatih yang juga legenda hidup Maung Bandung ini menyerang balik bobotoh.
Ia menilai tak sepantasnya diperlakukan bak pesakitan karena sudah berbuat banyak buat Persib, sejak jadi pemain. Keputusannya mundur jelang putaran kedua dipicu rasa tidak nyaman. "Saya diminta keluarga untuk mundur. Mereka tidak tega dengan apa yang saya alami," ujar Djadjang.
Miljan Radovic Dihajar Bobotoh
Persib Bandung mendepak Miljan Radovic sebagai pelatih kepala pada 3 Mei 2019. Radovic menambah panjang daftar pelatih yang bernasib nahas sebagai juru taktik Maung Bandung.
Liga 1 2019 baru dimulai dalam hitungan hari. Namun, Persib sudah menyimpulkan Miljan Radovic gagal total sebagai pelatih dan memecatnya.
Pria asal Montenegro itu padahal baru diresmikan sebagai pelatih pada 9 Januari 2019. Artinya, Radovic hanya awet memegang jabatan pelatih Persib selama 115 hari.
Keputusan kilat yang diambil manajemen Persib diduga karena mengacu pada beberapa pertandingan yang telah dilalui. Contohnya pada Piala Presiden 2019, ketika tim Persib besutan Radovic hanya mampu bertahan sampai fase grup.
Sebagai tuan rumah, Persib hanya finis di peringkat ketiga klasemen akhir penyisihan grup. Klub kebanggaan masyarakat Jawa Barat itu mengumpulkan tiga poin hasil sekali menang dan dua kali kalah.
Saat di Piala Presiden 2019, Radovic bahkan sempat dihajar oleh Bobotoh yang menyerangnya di pinggir lapangan
Adapun di Piala Indonesia, laju Persib bersama Radovic terlihat kepayahan. Dalam lima laga yang dimainkan, Persib menang sekali, kalah sekali, imbang tiga kali.
Catatan-catatan tersebut diduga membuat manajemen Persib tak berani melakukan perjudian lebih lama dengan Radovic. Pelatih 43 tahun itu didepak dan digantikan Roberts Alberts.