5 Pelatih Top yang Tak Pernah Jadi Pemain Profesional: Jangan Salah, Prestasinya Enggak Kaleng-kaleng

oleh Suharno diperbarui 08 Agu 2022, 11:10 WIB
Maurizio Sarri - Pelatih Lazio ini merupakan sosok yang terkenal sebagai perokok berat. Sarri mengaku mampu menghabiskan 60 batang per hari. (Fabio Ferrari/LaPresse via AP)

Bola.com, Jakarta - Ada beberapa pelatih sepak bola di kompetisi teratas Eropa yang ternyata tidak memiliki karier sebagai pemain profesional. Meski tidak bermain di level profesional, mereka mampu menangangi tim-tim besar Eropa.

Mereka mungkin saja tidak seperti Pep Guardiola, Zinedine Zidane hingga Mikel Arteta. Para pelatih yang pernah berkarier di klub profesional tentu saja memiliki pengalaman langsung di ruang ganti, atau dalam menerapkan taktik saat masih bermain aktif.

Advertisement

Mereka pernah merasakan saat menjadi pemain dan melihat cara seorang pelatih memberikan instruksi strategi secara detail. Lalu pendekatan seorang pelatih kepada pemain baik di lapangan maupun di luar lapangan.

Meski demikian, tidak jarang ada pelatih yang tidak pernah berkarier sebagai pemain profesional tetapi memiliki pendekatan bagus ke pemain. Mereka juga memiliki detail rancangan strategi yang jelas dan ampuh.

Berikut lima pelatih atau manajer terkenal yang tidak memiliki karier sebagai pemain profesional. Curriculum Vitae (CV) mereka tidak kaleng-kaleng saat menjadi pelatih atau manajer.

 

2 dari 6 halaman

5. Andre Villas-Boas (Portugal)

3. Andre Villas-Boas. Manajer asal Portugal ini mulai menghuni Satmford Bridge pada 1 Juli 2011. Kegemilangannya bersama Porto tidak berlanjut di Chelsea. Ia dipecat petinggi klub pada 4 Maret 2012, alias 247 hari menukangi The Blues. (AFP/Ian Kington)

Villas-Boas pernah melatih Porto, Chelsea, Tottenham Hotspur, Zenit, dan Marseille. Dia tidak pernah berkarier sebagai pemain sepak bola profesional dan hanya ahli di bidang manajemen.

Saat berusia 16 tahun dia tinggal di blok apartemen yang sama dengan Pelatih Porto saat itu Sir Bobby Robson. Villas-Boas memiliki ide brilian tentang sepak bola yang membuat Sir Robson tertarik dan memasukannya ke Departemen Observasi Porto.

Setelah itu, dia mendapat lisensi A kepelatihan saat berusia 19 tahun. Dia juga mampu membawa Porto meraih treble winers musim 2010/2011 saat melatih Porto.

 

3 dari 6 halaman

4. Leonardo Jardim (Portugal)

Nama Leonardo Jardim (kanan) bersinar ketika menangani AS Monaco dengan pemain mudanya. Salah satunya Kylian Mbappe (kiri) yang berusia 18 tahun saat itu. (Foto: AFP/Romain Perrocheau)

Leonardo Jardim pernah menangani Braga, Olympiacos, Sporting Lisbon, dan Monaco. Mirip dengan Andre Villas-Boas, Leonardo Jardim memulai karier kepelatihan saat masih muda, pada usia 27 tahun.

Karir Jardim di tiap klub tidak bertahan lama dan hanya menghabiskan satu musim di Braga, Olympuacos dan Sporting Lisbon. Baru setelah di AS Monaco, dia memiliki kestabilan karier.

Jardim mempersembahkan satu gelar Ligue 1 musim 2016/2017 untuk AS Monaco. Dia juga pernah mengantarkan AS Monaco ke semifinal Liga Champions hingga menemukan bakat Kylian Mbappe.

 

4 dari 6 halaman

3. Maurizio Sarri (Italia)

Sarri berlari yang merayakan kemenangan Lazio ke arah para suporter. Mantan pelatih Chelsea itu langsung diberikan burung elang hidup yang dibawa suporter sebagai lambang klub ikonik. (AFP/Vincenzo Pinto)

Maurizio Sarri pernah menangani Napoli, Chelsea, dan Juventus, meski tidak pernah berkarier sebagai pemain sepak bola prosefional. Dia sempat mencoba menjadi pemain profesional tetapi tidak lulus dan memutuskan melakoni pekerjaan bankir sembari bermain di level amatir.

Setelah cedera, Sarri memutuskan menjalani pekerjaannya sembari melatih klub sepak bola saat berusia 30 tahun. Dia melakoni peran sebagai pelatih mulai dari klub amatir hingga akhirnya menangani klub Serie B, Empoli, pada 2012.

Di musim pertamanya, Sarri gagal membawa Empoli promosi ke Serie A dan baru sukses di musim kedua. Napoli kemudian merekrutnya hingga Chelsea dan Juventus tertarik untuk memakai jasanya.

 

5 dari 6 halaman

2. Brendan Rodgers (Irlandia Utara)

Manajer Leicester City, Brendan Rodgers.(AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Meski tidak berkarier sebagai pemain profesional, Brendan Rodgers pernah membesut Watford, Swansea, Liverpool, Celtic, hingga Leicester City. Jika bukan karena masalah lutut bawaan, dia seharusnya menjadi pemain profesional bagi Reading.

Pada 2004, Jose Mourinho mengundangnya untuk menjadi pelatih tim muda serta menjadi menangani tim cadangan dua tahun kemudian. Rodgers kemudian mendapat kesempatan menjadi pelatih kepala di Watford hingga Swansea City.

Setelah itu, sejumlah tim besar pernah dibesutnya di antaranya Liverpool, Glasgow Celtic, hingga Leicester City. Prestasi terbaiknya saat meraih gelar juara Liga Skotlandia bersama Glasgow Celtic.

 

6 dari 6 halaman

1. Julian Nagelsmann (Jerman)

Julian Nagelsmann - Juru taktik asal Jerman ini juga masuk dalam jajaran pelatih muda. Meski baru berusia 34 tahun namun mantan pelatih RB Leipzig ini telah dipercaya menangani klub sebesar Bayern Munchen. (AFP/Christof Stache)

Sebelum ke Bayern Munchen, Julian Nagelsmann pernah melatih Hoffenheim dan RB Leipzig. Cedera saat usia remaja membuat Nagelsmann tidak berkarier menjadi pemain sepak bola profesioanl dan mengambil studi administrasi bisnis dan ilmu olahrga.

Pada usia 28 tahun, pekerjaan pertama sebagai pelatih kepala adalah bersama Hoffenheim pada Oktober 2015 dan jadi pelatih termuda dalam sejarah Bundesliga. Nagelsmann mengubah Hoffenheim dari tim papan bawah hingga lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya.

Nagelsmann kemudian pindah ke RB Leipzig pada musim 2019/2020 dan menjadi tim kuat di Jerman maupun Eropa. Kini, klub raksasa Jerman, Bayern Munchen akan memakai jasanya.

Sumber: Sportkeeda 

Berita Terkait