Bola.com, Jakarta - Timnas Spanyol menjadi satu-satunya negara yang berhasil mempertahankan trofi Piala Eropa, yakni 2008 dan 2012. Tak hanya itu, La Roja juga berhasil melengkapi prestasi itu dengan menjuarai Piala Dunia 2010.
Pada final Piala Eropa 2008, Timnas Spanyol yang ketika itu diasuh Luis Aragones berhasil membungkam Jerman dengan skor 1-0. Gol tunggal Tim Matador dicetak Fernando Torres menit ke-33.
Bagi Spanyol, trofi tersebut adalah gelar kedua di Piala Eropa. Sebelumnya, mereka menjadi kampiun untuk pertama kalinya pada 1964.
Selang empat tahun kemudian, tepatnya pada Piala Eropa 2012 yang dilangsungkan di Polandia dan Ukraina, Timnas Spanyol kembali menjadi juara.
Kali ini, La Furia Roja berhasil mempertahankan gelar dengan melibas Italia dengan skor 4-0. Keempat gol Timnas Spanyol disarangkan David Silva pada menit ke-14, Jordi Alba menit ke-41, Fernando Torres menit ke-84, dan Juan Mata menit ke-88.
Tak berhenti di situ, sebelum mengukir kisah indah pada gelaran Piala Eropa, Spanyol di bawah asuhan Vicente del Bosque sukses memenangi Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Timnas Spanyol keluar sebagai juara setelah membungkam Belanda berkat gol semata wayang Andres Iniesta pada menit ke-116. Dengan adanya gelar Piala Dunia, La Furia Roja menjadi negara pertama pengumpul tiga gelar utama secara berturut-turut.
Menghapus Kutukan
Tidak ada tim yang bisa meraih back-to-back juara Piala Eropa sebelum 2012. Uni Soviet dan Jerman pernah nyaris mencatat sejarah dengan masing-masing pada edisi 1964 dan 1976, tetapi mengalami kegagalan pada partai final.
Spanyol ketika itu berstatus kampiun Piala Eropa 2008, melaju ke partai puncak gelaran Piala Eropa 2012. Menghadapi Italia di final, Timnas Spanyol mengandaskan perlawanan Negeri Pizza empat gol tanpa balas.
Dengan hasil itu, La Furia Roja resmi menciptakan sejarah baru dengan mempertahankan trofi Piala Eropa sekaligus menyamai perolehan gelar terbanyak milik Jerman (3).
Rekor Fernando Torres
Selain menjadi negara pertama yang sanggup mempertahankan gelar Piala Eropa, striker mereka Fernando Torres juga mencetak sejarah baru. Torres menjadi pemain pertama yang mencetak gol dalam dua partai puncak Piala Eropa.
Fernando Torres menjadi aktor pencetak gol pada partai final Piala Eropa 2008. Dia kembali mengukir namanya di papan skor pada laga puncak Piala Eropa 2012.
Menjadi Tim Paling Sedikit Mencetak Gol
Pada gelaran Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Spanyol hanya mencetak delapan gol dari tujuh laga. Jumlah itu membuat mereka menorehkan rekor, yakni tim juara dengan jumlah gol paling minim di Piala Dunia.
Jumlah tersebut lebih sedikit dari Inggris (11 gol, di Piala Dunia 1966) dan Brasil (11 gol di Piala Dunia 1994). Spanyol hanya meraih kemenangan tipis 1-0 sejak 16 besar sampai partai final Piala Dunia 2010.
Akurnya Barcelona dan Real Madrid
Tak dipungkiri, kekuatan timnas Spanyol kala itu bertumpu pada kualitas dua klub penguasa La Liga, Real Madrid dan Barcelona.
Namun, keberadaan bintang-bintang Real Madrid dan Barcelona justru seringkali menimbulkan masalah bagi pelatih. Rivalitas abadi kedua raksasa La Liga itu menghalangi para pemain untuk melebur, serta bahu-membahu berjuang mengantarkan Spanyol meraih prestasi.
Keadaan mulai berubah lebih baik sejak La Furia Roja menjuarai Piala Eropa 2008. Pelatih Luis Aragones terbukti berhasil menyatukan pemain Real Madrid dan Barcelona. Keadaan terus berlanjut saat tongkat estafet kepelatihan berpindah ke tangan Vicente Del Bosque.
Diperkuat para Pemain Generasi Emas
Selepas menjuarai Piala Eropa 2008 bermodalkan pemain belia yang terdiri dari pemain-pemain bertalenta seperti Sergio Ramos, Andres Iniesta, dan Fernando Torres, Spanyol begitu tampil digdaya di kejuaraan mayor berikutnya.
Mereka dikombinasikan dengan personel senior semacam Iker Casillas, Xavi Hernandez, Carles Puyol, dan Marcos Senna. Membuat performa La Furia Roja begitu mengerikan.
Kekuatan utama generasi emas Spanyol terletak pada taktik brilian yang belakangan dikenal dengan sebutan Tiki-taka. Istilah tersebut berarti memainkan operan-operan pendek nan cepat dan menuntut para pemain lebih rajin bergerak di atas lapangan.
Tiki-taka dilakukan atas dasar pemikiran pelatih Luis Aragones yang menyadari kenyataan Spanyol tak cukup tangguh dalam beradu fisik, lantaran postur mereka kurang mendukung.
Dengan raihan tiga gelar berturut-turut pada Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012, wajar jika banyak yang bilang Spanyol 2008-2012 adalah generasi sepak bola terbaik dunia sejauh ini.
Sumber: Berbagai sumber
Disadur dari: Bola.net (Yoga Radyan/Published: 17/08/2022)