Melejit tapi Cepat Redup, 5 Pemain yang Flop Setelah Menggila di Piala Dunia

oleh Choki Sihotang diperbarui 18 Agu 2022, 09:30 WIB
6. Asamoah Gyan, striker asal Ghana itu pindah dari Al Ain ke Shanhai SIPG dengan harga 6,75 juta poundsterling dan gaji 227.000 poundsterling per pekan. (AFP/Khaled Desouki)

Bola.com, Jakarta - Masih ingat kisah Mesut Ozil yang sukses memikat hati Real Madrid? Semua berawal dari aksi hebat Ozil kala membela Jerman di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.

Sempat dipandang sebelah mata, Ozil mampu tampil impresif hingga Jerman melangkah ke semifinal sebelum disingkirkan Spanyol. Sukses Panser Eropa bercokol di peringkat ketiga tak lepas dari kontribusi Ozil.

Advertisement

Real Madrid lalu memboyong gelandang kelahiran 15 Oktober 1988 itu ke Santiago Bernabeu setelah membayar mahar 15 juta euro atau setara Rp280,41 miliar kepada Weder Bremen.

Bersama Madrid (2010–2013) Ozil tetap cemerlang. Selain Madrid, dia juga pernah meramaikan pentas Premier League dalam balutan jersey Arsenal (2013-2021).

Ozil yang kini merumput bersama İstanbul Başakşehir akan dikenang sebagai salah satu pemain sukses menjadikan Piala Dunia sebagai batu loncatan ke klub-klub beken Eropa.

Namun, tak banyak yang bernasib sama dengan Ozil. Di bawah ini ada lima pemain yang justru antiklimaks setelah moncer di Piala Dunia.

 

2 dari 6 halaman

1. Salif Diao (Dari Sedan ke Liverpool)

Pemain Timnas Senegal, Salif Diao. (Franck Fife/AFP)

Mimpi Salif Diao bermain di Liga Inggris akhirnya terwujud. Piala Dunia 2002 benar-benar mendatangkan berkah bagi gelandang bertahan Timnas Senegal kepunyaan Sedan itu.

Adapun Senegal tampil luar di Piala Dunia 2002 Korea Selatan dan Jepang. Mereka suskes menorehkan sejarah dengan menembus perempat final. Diao merupakan salah satu aktor utama, selain Aliou Cisse dan El Hadji Diouf.

Liverpool kemudian mendaratkan Diao ke Anfield. Saat itu, The Reds ditukangi Gerard Houllier. Akan tetapi, pemain seharga 5 juta pounds tersebut tak dimainkan di posisi terbaiknya. Dia justru diplot sebagai full-back.

Ketika Rafael Benitez menggantikan Houllier pada 2004, Diao dipinjamkan ke Birmingham, Portsmouth, dan Stoke, yang bergabung dengannya secara permanen pada 2007. Dia meninggalkan Anfield setelah menorehkan 61 penampilan.

 

3 dari 6 halaman

2. Stephane Guivarch (Dari Auxerre ke Newcastle)

Guivarch memainkan peran penting di Timnas Prancis saat memenangi Piala Dunia 1998. Atas dasar itulah, Newcastle kemudian meminangnya dari Auxerre.

Dia mencetak gol pada debutnya saat melawan Liverpool. Tetapi, lama kelamaan, Guivarch tak menunjukkan peningkatan performa. Empat bulan setelah direkrut atau tepatnya pada November 1998, Magpies melepasnya ke Rangers.

 

4 dari 6 halaman

3. Asamoah Gyan (Dari Rennes ke Sunderland)

6. Asamoah Gyan, dirinya mampu menjadi bintang timnas Ghana dengan membawa negara Afrika itu melaju ke perempat final Piala Dunia 2010. Hal ini membuat Sunderland memboyongnya dari Stade Rennais, namun sayang dirinya meredup. (AFP/Graham Stuart)

Gyan bisa menjadi salah satu kisah sukses yang langka, setelah menandatangani kontrak dengan Sunderland hanya beberapa pekan setelah membintangi Ghana di Piala Dunia 2010.

Striker itu mencetak tiga gol saat Ghana melaju ke perempat final, meskipun kegagalan penaltinya melawan Uruguay membuat mereka kehilangan tempat di empat besar.

Sunderland tidak menunda, meski harus mengeluarkan dana 13 juta pounds. Pelatih saat itu, Steve Bruce, bermaksud memasangkan Gyan di depan dengan Darren Bent.

Pemain asal Ghana itu masih menikmati musim debut yang baik di Liga Inggris, mencetak 10 gol dalam 31 pertandingan. Namun, Gyan tergoda oleh tawaran menggiurkan dari klub Uni Emirat Arab, Al Ain.

Bruce merasa dikhianati, karena sangat menyukai dan mengagumi sang striker. Tapi Bruce tak bisa mencegah, karena Gyan menjelaskan bahwa dia tidak berniat lagi bermain bersama Sunderland.

 

5 dari 6 halaman

4. Robert Jarni (Dari Real Betis ke Real Madrid, via Coventry)

Robert Jarni merupakan pemain pertama yang diboyong Juventus dari Torino. Bek legendaris Timnas Kroasia ini datang pada awal musim 1994/1995 setelah bermain di Torino selama semusim. Ia diboyong dengan biaya sebesar 465 ribu euro atau setara 7,1 miliar rupiah. (AFP/Eric Feferberg)

Jarni tampil mengesankan sebagai bagian dari tim Kroasia yang finis di tempat ketiga di Piala Dunia 1998 Prancis. Pelatih Coventry saat itu, Gordon Strachan, bertindak cepat, sehingga mengalahkan Real Madrid untuk mendapatkan tanda tangannya dalam kesepakatan senilai 2,6 juta pounds.

Tapi, segera setelah Jarni tiba di Highfield Road, Madrid berhasil mendapatkannya dan mengontraknya hanya seminggu kemudian, seharga 3,4 juta pounds. Jarni tidak pernah membuktikan dirinya di Madrid dan pada 1999 dia dilepas Las Palmas. Di Las Palmas, Jarni hanya sebatas pemain lapis kedua.

 

6 dari 6 halaman

5. Divock Origi (Dari Lille ke Liverpool)

Divock Origi - Pemain bernomor punggung 27 tahun ini memang bukan pilihan utama di skuat Liverpool. Namun ketika dibutuhkan, pemain yang dijuluki Origol ini hampir selalu tampil cemerlang dan mencetak gol-gol krusial The Reds. (Paul Ellis)

Origi pergi ke Piala Dunia 2014 Brasil bersama Timnas Belgia saat berusia 19 tahun. Dia mencetak gol penentu pada menit ke-88 dalam kemenangan 1-0 Belgia atas Rusia, yang memastikan tempat di babak sistem gugur.

Liverpool bergerak cepat, mengamankan tanda tangannya dan meminjamkannya kembali ke Lille untuk musim 2014/2015. Dia mencetak 10 gol dalam 23 pertandingan.

Di Liverpool pada tahun berikutnya, ia diberi banyak kesempatan di tim utama saat Jurgen Klopp menggantikan Brendan Rodgers sebagai juru taktik.

Tapi, di musim 2017/2018, dia dipinjamkan ke Wolfsburg karena Klopp tidak bisa menjaminnya masuk skuad utama. Dia kemudian dilepas ke AC Milan.

Sumber: Daily Mail 

Berita Terkait