Bola.com, Jakarta - Momen-momen atau insiden di Piala Dunia bisa memengaruhi dunia sepak bola, baik di level klub maupun internasional. Pemain yang tampil bagus di Copa Del Mundo akan diburu banyak klub top Eropa dan tentu saja harganya melejit karena melimpahnya tawaran.
Piala Dunia juga jadi ajang menciptakan legenda. Namun, kompetisi yang digelar Federasi Sepak Bola Dunia atau FIFA ini bisa saja menghancurkan karier pemain.
Tidak hanya cedera, pemain yang tampil buruk juga akan jadi sorotan. Apalagi jika mereka melakukan blunder fatal yang membuat negaranya kalah dan tersingkir dari Piala Dunia.
Kesalahan ini bisa saja berlanjut ke permainannya selanjutnya, hingga akhirnya timnas tidak memanggilnya lagi. Jika sang pemain langsung pensiun setelah membuat kesalahan fatal, tentu akan menjadi penyesalan besar baginya.
Berikut lima blunder terburuk yang pernah terjadi di Piala Dunia. Kesalahan-kesalahan itu masih belum terlupakan meski sudah terjadi puluhan tahun lalu.
1. Tangan Robert Green Tak Lengket
Penjaga gawang Timnas Inggris kerap melakukan blunder fatal pada ajang Piala Dunia. Namun kesalahan fatal yang dibuat Robert Green pada Piala Dunia 2010 mengubah nasib Timnas Inggris.
Pada laga penentuan juara grup melawan Amerika Serikat, Green terlihat akan mudah menangkap bola tendangan jarak jauh Clint Dempsey. Tetapi bola terlepas dari tangannya hingga akhirnya masuk ke gawang.
Pertandingan akhirnya berakhir imbang dan membuat Inggris jadi runner-up dan harus bertemu Jerman di babak 16 besar. Jika mereka jadi juara grup saat itu, Inggris akan bersua Ghana dan mungkin saja tidak akan kandas di 16 besar.
2. Interupsi Tendangan Bebas Mwepu Ilunga
Pada 1974, Zaire (sekarang Republik Demokratik Kongo), melakukan debut di Final Piala Dunia. Dalam pertandingan grup ketiga dan terakhir, mereka menghadapi Brasil.
Ada blunder fatal yang dilakukan pemain Zaire, Mwepu Ilunga, saat Brasil mendapatkan tendangan bebas. Dia yang saat itu menjadi pagar betis justru menendang bola sejauh mungkin ketika wasit meniupkan peluit.
Ilunga hanya mendapat peringatan karena tampaknya dia tidak mengetahui aturannya. Tetapi beberapa tahun kemudian, Ilunga mengaku sengaja melakukannya demi mendapat kartu merah.
3. Kegagalan Charles Corver untuk menghukum Harald Schumacher
Wasit Belanda Charles Corver ditugaskan memimpin laga semifinal Piala Dunia 1982 antara Jerman melawan Prancis. Namun dia tidak memberikan hukuman apa pun untuk kiper Jerman Harald Schumacher pada menit ke-60.
Saat itu pemain Prancis, Patrick Battiston, mencoba mengecoh Harald. Tetapi, sang penjaga gawang menerjang Patrick hingga terkapar dan pingsan serta kehilangan tiga gigi.
Charles Corver hanya memberikan tendangan gawang kepada Jerman dan bukan merupakan pelanggaran. Bahkan saat Patrick masih terkapar, Harald sudah bersiap melakukan tendangan gawang.
4. Zinedine Zidane Menyundul Materazzi
Final Piala Dunia 2006 adalah pertandingan terakhir bagi karier cemerlang Zinedine Zidane bersama Timnas Prancis. Tentu saja dia berharap mengakhiri karier internasional dengan kado trofi Piala Dunia.
Skenario itu tampaknya bakal terwujud ketika dia membuat Prancis memimpin atas Italia saat mencetak gol di awal laga melalui penalti. Namun selang beberapa menit, bek Italia Marco Materazzi menyamakan kedudukan melalui sundulan.
Pada babak perpanjangan waktu, Zidane melakukan kesalahan fatal dengan menyundul Materazzi usai terprovokasi hingga akhirnya mendapat kartu merah. Prancis akhirnya juga kalah dari Italia di babak adu penalti.
5. Graham Poll Keluarkan 3 Kartu Kuning untuk Satu Pemain
Pada Piala Dunia 2006, wasit Inggris Graham Poll memimpin pertandingan Grup F antara Kroasia dan Australia. Laga berlangsung keras antara kedua tim.
Uniknya dalam laga ini Graham Poll menguarkan kartu kuning kedua untuk Josip Simunic tapi tidak mengeluarkan kartu merah menit ke-90. Tiga menit kemudian, pemain Kroasia ini mendapatkan kartu kuning ketiganya dan baru Poll memberi kartu merah.
Banyak yang mempertanyakan keputusan Poll pada laga yang berakhir imbang 2-2. Setelah Piala Dunia 2006, Poll akhirnya memutuskan berhenti memimpin laga internasional.
Sumber: Blecherreport