Foto: Bak Raja sebagai Pemegang Keputusan, Deretan 6 Transfer yang Digagalkan akibat Penolakan Suporter Garis Keras

oleh Hendriyan diperbarui 22 Agu 2022, 16:37 WIB
Suporter menjadi elemen penting bagi sebuah klub di mana saja, termasuk di Eropa. Di samping menjadi bagian penting untuk terus mendukung klub kesayangannya, mereka juga mempunyai andil dalam menentukan keputusan-keputusan strategis klub, seperti mendatangkan pemain dalam bursa transfer. Tercatat, ada 6 transfer yang pernah gagal akibat penolakan suporter garis keras klub. Berikut daftar keenam transfer yang gagal tersebut. (AFP/Pierre-Philippe Marcou)
Lee Bowyer. Gelandang Inggris yang kini berusia 45 tahun dan telah pensiun pada Juli 2012 bersama Ipswich Town ini pernah membela Leeds United pada 1996/1997 hingga tengah musim 2002/2003. Liverpool pun tertarik mendatangkannya pada awal musim 2002/2003, namun proses transfernya menjadi berlarut-larut dan akhirnya buntu akibat protes para suporter Liverpool yang tidak menginginkan sang pemain karena pernah terlibat kasus rasisme. Pada tengah musim 2002/2003 Lee Bowyer akhirnya berlabuh ke West Ham United. (AFP/Paul Barker)
El Hadji Diouf. Striker Senegal yang kini berusia 41 tahun dan telah pensiun pada Januari 2016 bersama Sabah FC ini pernah membela Blackburn Rovers pada tengah musim 2008/2009 hingga akhir musim 2010/2011 setelah sebelumnya pernah berseragam Bolton, Sunderland dan Liverpool. West Ham pun tertarik mendatangkannya pada awal musim 2011/2012, namun proses transfernya menjadi berlarut-larut hingga El Hadji Diouf sempat berstatus tanpa klub. Proses transfer pun akhirnya gagal total akibat penolakan fans garis keras The Hammers yang mengaggap sang pemain memiliki perilaku yang buruk di lapangan, seperti sering melakukan diving. Pada Oktober 2011 ia akhirnya berlabuh ke Doncaster Rovers. (AFP/Andrew Yates)
Joey Barton. Gelandang Inggris yang kini berusia 39 tahun dan telah pensiun pada Juni 2018 bersama Burnley ini pernah membela Queens Park Rangers selama 1 musim pada 2011/2012 setelah sebelumnya berseragam Newcastle United. West Ham United pun tertarik mendatangkannya pada awal musim 2012/2013, namun proses transfernya gagal akibat adaya penolakan dari para fans The Hammers yang menganggap sang pemain penuh dengan rekam jejak negatif kala memperkuat Newcastle United. Saat ini Joey Barton menjabat sebagai manajer tim Bristol Rovers sejak Februari 2021. (AFP/Adrian Dennis)
Paul Pogba. Saat memperkuat manchester United di periode keduanya, Paul Pogba sempat diincar oleh PSG pada awal musim 2021/2022. Namun rencana para petinggi PSG mendatangkan sang pemain akhirnya mentok dan gagal akibat ditentang para suporter Les Parisiens yang sempat mendengar wawancara Paul Pogba pada 2018 yang berujar tidak akan pernah bermain bersama PSG karena sang ibu adalah pendukung Marseille. Paul Pogba akhirnya bertahan di Manchester United hingga akhir musim 2021/2022 sebelum akhirnya meninggalkan Old Trafford pada awal musim 2022/2023 menuju Juventus. (AFP/Fabrice Cofrini)
Cristiano Ronaldo. Saat Manchester United gagal bermain di Liga Champions di awal musim 2022/2023, Cristiano Ronaldo sempat berniat meninggalkan Setan Merah menuju klub yang bisa memberinya fasilitas bermain di kompetisi tertinggi Eropa tersebut. Salah satu klub yang dituju adalah Atletico Madrid. Namun sayang, para fans Atletico Madrid menolaknya karena sang pemain pernah lama membela klub rival sekota, Real Madrid. (AFP/Lindsey Parnaby)
Marko Arnautovic. Striker Austria yang sejak awal musim 2021/2022 memperkuat Bologna di Serie A Liga Italia ini sempat menjadi incaran Manchester United di bursa transfer musim panas 2022/2023 untuk antisipasi jika Cristiano Ronaldo mninggalkan Old Trafford. Namun rencana itu mentah di awal Agustus 2022 usai adanya penolakan dari fans Manchester United yang menganggap sang pemain pernah tersandung kasus rasisme terhadap pemain Makedonia Utara, Ezgjan Alioski pada Euro 2020 lalu saat Austria menghadapi Makedonia Utara. (AFP/Pool/Justin Setterfield)

Berita Terkait