Bola.com, Jakarta - Sahabat Bola.com pasti sudah ngebet ingin menyaksikan tim jagoan serta pemain idola beraksi di Piala Dunia 2022 Qatar. Sabar ya! Pesta bola terakbar empat tahunan itu sebentar lagi kok akan dimulai.
Jika tak ada aral melintang, Piala Dunia ke-22 FIFA bakal dimulai pada 21 November 2022. Sembari menanti, ada baiknya nih kalian mengenal lebih dekat tiga wasit perempuan yang akan bertugas di Piala Dunia 2022.
Sosok Istimewa
Sejak bergulir pada 1930, inilah kali pertama FIFA memberikan kesempatan kepada perempuan untuk menjadi pengadil di pentas balbalan tertinggi. Ternyata, ketiganya punya rekam jejak yang oke.
Jadi wajarlah kalau FIFA memberikan tugas sarat gengsi kepada ketiganya. Oh ya, kalian juga 'kudu' tahu nih. Qatar juga punya perwakilan wasit di Piala Dunia 2022.
Penunjukan bukan karena semata-semata tuan rumah, namun yang bersangkutan memang punya track reccord yang membanggakan. Penasaran, siapa saja? Yuk, segera kepoin informasinya di bawah.
Stephanie Frappart
Kebangsaan: Prancis
Usia di Piala Dunia: 39
2014 - Menjadi wasit perempuan pertama di Ligue 2
2015 - Wasit di Piala Dunia Wanita
2019 - Bertanggung jawab atas Final Piala Super Eropa antara Chelsea dan Liverpool
2019 - Wasit untuk Final Piala Dunia Wanita antara Amerika Serikat & Belanda
2020 - Memimpin pertandingan Liga Champions Juventus Vs Dynamo Kyiv
Yoshimi Yamashita
Kebangsaan: Jepang
Usia di Piala Dunia: 36
2019 - Memimpin pertandingan kontinental pria di Asia (Piala AFC)
2019 - Wasit di Piala Dunia Wanita
2021 - Perempuan pertama yang memimpin pertandingan J. League
2021 - Wasit di Pertandingan Olimpiade
2022 - Perempuan pertama yang menjadi wasit pertandingan Liga Champions AFC
Salima Mukansanga
Kebangsaan: Rwanda
Usia di Piala Dunia: 34
2016 - Wasit di Piala Afrika Perempuan
2017 - Memimpin pertandingan dengan ketinggian tertinggi di dunia di Gunung Kilimanjaro
2021 - Wasit di Olimpiade
2022 - Perempuan yang memimpin pertandingan Piala Afrika pria
Pujian untuk Salima
Kualitas apa yang akan dibawa Salima Mukansanga di Piala Dunia 2022? Menurut jurnalis olahraga Ghana, Ayishatu Zakaria Ali, gaya wasit Mukansanga “keras” tetapi adil.
"Orang-orang berasumsi karena dia perempuan, mereka ingin dia menjadi lembut. Mereka berharap dia lebih lunak. Salima adalah wasit top. Sangat percaya diri. Sudah ada tekanan menjadi wasit perempuan, tapi dia tidak pernah mengecewakan saya. Dia wasit yang hebat menurut saya," kata Ayishatu Zakaria Ali.
"Saya percaya kami memiliki wasit yang sama baiknya. Saya sebenarnya tidak suka menyebut mereka sebagai wasit perempuan, karena mereka melakukan kursus yang sama (seperti pria)," imbuhnya.
Sejarah Qatar
Selain menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya, Qatar juga akan memiliki wasit pertamanya dalam sejarah turnamen. Abdulrahman Al-Jassim akan menjadi salah satu dari 36 wasit yang ambil bagian dalam satu di antara acara olahraga terbesar tahun ini.
"Al-Jassim mungkin masih muda di usia pertengahan tiga puluhan, tetapi dia sudah menjadi wasit FIFA selama hampir satu dekade," kata Matt Monaghan, seorang Editor Sepak Bola Timur Tengah.
"Ini adalah perjalanan nyata baginya. Ini bukan seseorang yang mendapatkan pertunjukan, karena dia orang Qatar. Dia menjadi wasit Final Liga Champions AFC. Dia menjadi ofisial VAR di Piala Dunia 2018 dan menjadi wasit Final Piala Dunia Antarklub tahun 2019. Ini bukan hal baru baginya," ujar Monaghan, menambahkan.
Kebangkitan Teknologi
Selain kehadiran pengadil perempuan, ada inovasi lebih lanjut di Qatar dalam hal teknologi. VAR digunakan untuk kali pertama di Piala Dunia Rusia pada 2018.
Kini, empat tahun kemudian di Qatar, VAR akan tetap ada. Namun kini lebih canggih. Sebuah tim yang terdiri dari 24 ofisial pertandingan video (VMO) akan beroperasi di Qatar untuk membantu ofisial di lapangan dengan insiden-insiden yang terjadi selama pertandingan.
Teknologi offside semi-otomatis juga akan teraplikasi. Hal itu berarti panggilan offside yang ketat tidak akan lagi menjadi panggilan sepersekian detik dari asisten wasit.
Teknologi baru ini menggunakan 12 kamera pelacak khusus yang dipasang di bawah atap stadion untuk melacak bola. Juga menggunakan hingga 29 titik data dari setiap pemain individu, 50 kali per detik, menghitung posisi tepat mereka di lapangan. Sebuah sensor juga akan berada di dalam bola yang mengirimkan data ke ruang operasi video dengan kecepatan 500 kali per detik.
Sumber: euronews