Kisah Awal Karier Bejo Sugiantoro hingga Melejit di Persebaya dan Timnas Indonesia: Bermula dari Pantauan Tetangga

oleh Hery Kurniawan diperbarui 24 Agu 2022, 05:00 WIB
Timnas Indonesia - Bejo Sugiantoro (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Bejo Sugiantoro kini dikenal sebagai satu di antara legenda Timnas Indonesia. Rupanya, awal karier Bejo cukup berliku, apalagi ia datang dari keluarga yang kurang mampu.

Kepada Tiento Indonesia, Bejo menyatakan peran tetangganya yang sangat penting terhadap awal mula kariernya di dunia sepak bola. Sang tetangga itu lah yang pertama kali menemukan bakat Bejo.

Advertisement

Tak hanya itu, si tetangga juga memasukkan Bejo Sugiantoro ke Sekolah Sepak Bola (SSB). Kemudian ia bisa menjadi pemain sepak bola profesional di Persebaya Surabaya.

"Berawal dari talent scouting tetangga saya yang mempunyai uang dan menemukan bakat saya dan diikutkan SSB," ungkapnya.

"Karena saya dari keluarga yang tidak mampu, kebetulan tetangga saya itu mampu," sambungnya.

2 dari 4 halaman

17 Tahun Sudah di Tim Senior

Bejo Sugiantoro yang berposisi sebagai pemain belakang mengemas dua gol.Bejo Sugiantoro merupakan legenda Persebaya yang ternyata pernah menolak untuk bergabung bersama Tim PSSI Baretti di Italia. (AFP/Weda)

Setelah mengikuti SSB itu, karier Bejo Sugiantoro pun terbuka. Di tan 1994 ketika usianya masih 17 tahun, Bejo Sugiantoro sudah mendapatkan kontrak di tim senior Persebaya.

"Dimulai dari Persebaya junior tiga tahun, terus ke senior jadi berjenjang, dulu itu Piala Soeratin. 1994 saya masuk tim senior Persebaya, saya umur 17 sudah di tim profesional Persebaya," katanya.

Persebaya memang klub yang paling lama dibela Bejo. Ia pertama kali membela Persebaya di tahun 1994 hingga 2003. Di tahun 2004 ia kembali lagi ke Persebaya dan bermain di klub itu sampai tahun 2008.

Dua gelar liga pernah diberikan Bejo untuk Persebaya, yakni Liga Indonesia musim 1997 dan 2004. Menariknya, 2004 adalah kali terakhir Bajul Ijo menjadi juara di liga kasta tertinggi.

3 dari 4 halaman

Fasilitas Minim

Bejo Sugiantoro saat berduel dengan salah satu pemain Thailand di Piala Tiger 1998. (Bola.com/Dok. AFF)

Bejo Sugiantoro kemudian membandingkan sepak bola di eranya dengan era sekarang. Menurut dia, saat itu sepak bola Indonesia masih belum dikelola dengan profesional.

Di klub saja kelengkapan tim medis tidak dipenuhi. Bejo menyatakan di eranya tidak ada yang namanya fisioterapis, yang ada hanyalah tukang pijat.

"Dulu nggak ada fisioterapis, hanya tukang pijat saja. Pemain dituntut siap. Sekarang medis semuanya lengkap. Dulu di ultimatum sama manajemen kalau nggak sembuh dalam seminggu kita dicoret," ujarnya.

Dengan fasilitas yang sudah komplet di masa sekarang, manajemen klub pun seharusnya bisa menuntut lebih kepada pemain mereka. Terutama tuntutan soal meraih prestasi.

"Sekarang semuanya komplet tinggal prestasi yang dituntut sama manajemen," tandas ayah dari Rachmat Irianto ini.

Pelatih Persebaya Surabaya, Bejo Sugiantoro, memberikan arahan saat melawan Bhayangkara FC pada laga Shopee Liga 1 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Sabtu (31/8). (Bola.com/Yoppy Renato)

 

Bejo Sugiantoro merupakan libero terbaik yang pernah beredar di kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia.

Pesepak bola kelahiran Sidoarjo, 2 April 1977 ini juga pernah berkostum Timnas Indonesia pada 1997 hingga 2004 dan meraih perak SEA Games 1997 dan perunggu SEA Games 1999. Sementara di level klub, dua kali meraih trofi bersama Persebaya Surabaya, yaitu pada 1996/1997 dan 2004.

Perjalanan kariernya di dunia sepak bola yang dimulai dengan bergabung di Indonesia Muda, klub internal Persebaya Surabaya. Pada 1994, ia membela Persebaya junior di Piala Haornas.

Dalam ajang itu, Bejo tampil apik sehingga namanya terpantau masuk dalam program PSSI Primavera yang berguru di Italia.

4 dari 4 halaman

Intip Posisi Tim Favoritmu