Bola.com, Jakarta - Siapa tak mengenal Christian Vieri. Sosoknya, terutama bagi generasi akhir '90-an dan awal 2000, menjadi bagian dari cerita dinamis seorang pesepak bola. Bagaimana tidak, ia kerap menjadi kutu loncat alias tak betah pada satu rumah.
Pada musim panas 1997, Christian 'Bobo' Vieri meninggalkan Juventus yang baru saja memenangkan Serie A dan mencapai final Liga Champions. Ia bergabung dengan Atletico Madrid. Itu jelas mengejutkan banyak pihak. Ada apa?
Alasan Pindah
Saat itu, Juventus merupakan satu di antara klub elite Italia yang mapan di bawah Marcelo Lippi. Mereka memasuki dan menikmati era kesuksesan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sementara itu, Atletico Madrid tampil tak konsisten. Ketika Vieri datang, Los Rojiblancos hanya mampu finis di posisi kelima La Liga 1996/1997 atau terpaut 21 poin dari pemuncak klasemen Real Madrid.
Langsung Dikejar
Presiden klub, Jesús Gil, lantas mengambil tindakan. Bersama dengan manajer Radomir Antic, pasangan ini mengidentifikasi Christian Vieri (Juventus) dan Juninho dari Middlesbrough sebagai target utama musim panas.
Juninho relatif mudah digaet, karena Middlesbrough terlempar atau degradasi dari Premier League. Namun, untuk mendapatkan Vieri, tentunya tak semudah membalikkan telapak tangan.
Tawaran awal sebesar 9 juta pounds langsung ditolak pemilik Juventus, Gianni Agnelli. Kubu Turin lantas meledek Atletico. "Seperti Brigitte Nielsen, dia tidak ada di pasar," sindir Agnelli. Itu adalah kode keras kalau I Bianconeri emoh melepas Vieri.
Banteng dengan Langkah Kupu-Kupu
Direkrut dari Atalanta setahun sebelumnya, Vieri mengepak sembilan gol dalam 21 pertandingan Serie A musim 1995/1996. Sementara bersama Juve, bomber kelahiran 12 Juli 1973 itu mengemas 10 gol dalam 16 pertandingan tanpa cedera.
Dia mencetak gol kandang dan tandang melawan Ajax di semi-final Liga Champions 1996/1997. La Republica menjulukinya "banteng dengan langkah kupu-kupu" setelah dia mencetak dua gol saat Juve menghancurkan AC Milan 6-1 di San Siro.
Vieri Takkan Pergi
Tapi Atletico tidak mau menyerah. "Saya menginginkannya. Vieri mati masih lebih baik dari pada penyerang lain yang masih hidup," tegas Radomir Antic.
Atletico kembali dengan tawaran 12,5 juta pounds. Kondisi tersebut menjadi biaya transfer yang besar kala itu. Juventus mulai goyah.
Terlebih, mereka baru saja mengamankan tanda tangan Filippo Inzaghi untuk menggantikan Alen Boksic yang cabut ke Lazio. Akhirnya, setelah berdiskusi, petinggi Juventus sudi melepas Vieri.
Saya ke Spanyol
"Saya Pergi ke Spanyol". Dalam otobiografinya, Vieri bicara panjang lebar. Termasuk obrolannya dengan seorang petinggi Juventus, Luciano Moggi.
"Suatu hari Moggi memanggil saya ke kantornya dengan agen saya, Bettega," tulis Vieri. Ia bercerita, Moggi mengklaim klub tidak dapat memberi penawaran lebih dari dua juta lira per musim.
"Sementara saya sadar Atletico siap untuk menawarkan 3,5 juta lira. Saya segera berkata kepada mereka, 'Saya akan pergi ke Spanyol,' dan itu adalah akhir dari pertemuan itu." sebut Vieri.
Murni Ekonomi
Sang bomber mengakui, kepergian ke Atletico Madrid berlatar murni ekonomi. "“Jika saya bisa memutar kembali waktu, saya akan tetap tinggal di Turin," tegas Vieri.
Vieri juga mengklarifikasi komentarnya dalam sebuah wawancara dengan Marca: “Saya tidak menentang Atletico, tidak pernah. Saya tidak menyesal pergi ke Atletico. Kami memiliki tim yang hebat dan Madrid adalah kota yang luar biasa," sebutnya.
Awal di Atletico
Atletico Madris menghabiskan besar musim panas itu. Manajemen mengucurkan 45 juta pounds demi merekrut sederet penyerang lain seperti Juninho, Paulo Futre, Jordi Lardin, dan bintang Maccabi Tel Aviv, Avi Nimni.
Hanya saja, lini tengah, utamanya gelandang bertahan, masih terlihat rapuh setelah Diego Simeone memutuskan hijrah ke Inter Milan. Beruntung, kekhawatiran reda menyusul hasil imbang 1-1 pada laga pembuka La Liga kontra Real Madrid di Bernabeu.
Kala itu, Juninho menyelamatkan Atletico, sekaligus mengakhiri tujuh kekalahan beruntun di liga versus Los Blancos. Fans Atleti harus menunggu gol Vieri. Akhirnya, gol dari Vieri datang ketika menjadi penentu kemenangan 2-1 atas Leicester City di ajang Piala UEFA.
Gol La Liga
Tapi itu tidak penting bagi Vieri. Dia ingin diakui di La Liga. Sebelas hari kemudian, dua gol melawan Celta Vigo membuatnya bangkit dan berlari selebrasi di kasta tertinggi Spanyol.
Saat itulah kesenangan benar-benar dimulai. Tiga kemenangan liga berturut-turut, Vieri sukses mencatatkan namanya di papan skor. Puncaknya terjadi saat melawan Real Zaragoza. Perpaduan kecepatan, kekuatan, dan keterampilan membuat Vieri mencetak hat-trick yang luar biasa.
Pindah Lagi
Menang 5-1, Vieri membawa Atlético naik ke peringkat ketiga setelah sebelumnya berada di peringkat 10. Vieri tak lama di Atletico. Pada 1998, dia mudik ke Italia, meneruskan petualangannya bersama Lazio.
Meski begitu, Vieri akan tetap dikenang sebagai pemain penting yang pernah memberikan warna berbeda bagi Atletico Madrid.