Stadion Kamal Muara tarletak di Jalan Kapuk Kamal Raya, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara. Di sekeliling stadion terdapat banyak pemancingan bandeng. Sementara di depannya terdapat sungai kamal yang membentang dan bermuara ke laut utara. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Saat klub yang berjuluk Laskar Si Pitung itu masih eksis, North Jakarta Mania sebagai suporter Persitara pernah mengukir sejarah dan tercatat dalam Rekor Muri ketika 540 suporter melakukan perjalanan dengan menggunakan 11 kapal dari Muara Angke ke ke Kamal Muara pada bulan September 2007. (Bola.com/Bagaksara Lazuardi)
Persitara sendiri pernah eksis di kompetisi paling bergengsi di Indonesia pada tahun 2005 hingga 2010. Sayangnya, karena ada masalah keuangan dan wacana “Jakarta Satu”, klub tersebut akhirnya terdepak dari kasta tertinggi liga. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Saat itu, keberadaan Persitara juga mampu meredupkan hegemoni Persija sebagai satu-satunya klub ibu kota. Rivalitas kedua tim dimulai sejak 2006 ketika Laskar Si Pitung promosi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Derbi Ibu Kota jadi suguhan panas meski pertarunagn kedua tim tak berlangsung lama. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Saat ini tak banyak jejak-jejak Persitara Jakarta Utara yang masih tersisa di Stadion Kamal Muara. Apalagi sejak klub tersebut terdegradasi dan kini dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Jakarta Utara. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Jejak fisik Persitara Jakarta Utara hanya berupa gambar pada selembar kertas yang ada di pintu masuk gedung stadion. Sementara itu, gambar lain yang ada di papan tersebut adalah kegiatan senam di sekitar stadion (kiri) dan kompetisi sepak bola U-10. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Di dalam gambar tersebut terlihat Laskar Si Pitung sedang menjamu Persikabo 1973. Telihat banyak genangan air karena laga yang berlangsung dalam keadaan hujan deras. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Ada juga saksi hidup jejak Persitara Jakarta Utara di stadion tersebut. Achmad (55), merupakan seorang karyawan yang bertugas di bagiaan perawatan lapangan sepak bola di Stadion Kamal Muara. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Ia mengaku bekerja di stadion tersebut sejak dipegang oleh pengembang pada tahun 2006, sebelum akhirnya digunakan oleh Persitara Jakarta Utara. Momen yang paling berkesan saat ia mendapatkan bola yang ditendang pemain hingga keluar dari lapangan menuju tribun tempat dirinya duduk. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Kurniawan Dwi Yulianto dan Gendut Doni merupakan pemain yang paling diingat oleh Pak Achmad. Sebenarnya, pemain bintang lain yang pernah membela Persitara Jakarta Utara termasuk Rivky Mokodompit dan Oktavianus Maniani. Sementara itu, pemain asing top yang pernah mengisi skuat tersebut adalah Itmi Dickson, Kabir Prince Bello, dan Ladislas Bushiri. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Kini, stadion dengan kapasitas 10.000 penonton tersebut masih berfungsi dan dijadikan sebagai tempat latihan umum maupun sekolah sepak bola (SSB). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Stadion tersebut saat ini tengah berbenah. Terbaru, lapangan utama stadion tersebut ditinggikan. Pasalnya, stadion itu sering terkena banjir rob jika air laut dan sungai di sekitarnya naik. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Memori tentang Persitara Jakarta Utara memang selalu terkenang bagi masyarakat setempat. Bahkan ada yang berkata bahwa Laskar Si Pitung tak pernah kalah di stadion tersebut. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)
Mungkin, bagi anak-anak masa kini dan mendatang, nama Persitara akan sangat asing ditelinga mereka. Bahwa, dahulu ada klub ibu kota selain Persija Jakarta dan laga panas yang bertajuk Derbi Ibu Kota. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)