Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Inginku kenang selalu
Petikan dari lirik lagu berjudul 'Kemesraan' yang dipopulerkan Iwan Fals tersebut bisa menjadi cerminan para negara yang sukses di Piala Dunia. Tak sekadar yahud secara performa, melainkan juga status jawara.
Piala Dunia adalah pentas abadi bagi setiap negara yang pernah tampil di dalamnya. Itulah mengapa, setiap negara berjuang mati-matian untuk mendapatkan satu tempai di ajang terakbar dan termegah empat tahunan besutan FIFA ini.
Layak Dikenang
Negara yang pernah tampil akan masuk sejarah dan dikenang dalam sejarah panjang Piala Dunia. Indonesia misalnya, tak akan pernah lepas dari perjalanan Piala Dunia. Empat tahun setelah Piala Dunia pertama digelar di Uruguay, Indonesia yang saat itu bernama Dutch East Indies (Hindia Belanda), tampil di Piala Dunia 1938.
Tak menorehkan prestasi serta tak pernah lagi berpartisipasi kala itu. Setidaknya, kita masih bisa sedikit bangga karena, menurut FIFA, Indonesia merupakan wakil Asia pertama yang mentas di Piala Dunia.
Kita berdoa, suatu saat nanti, Indonesia bisa kembali unjuk gigi bahkan menjadi yang terbaik di Piala Dunia. Aminnn. Soalnya, cara paling mujarab untuk mencapai ketenaran abadi adalah dengan memenangkan turnamen paling bergengsi.
Kalau memang gagal menjadi yang terbaik, ya paling tidak mampu melangkah ke fase gugur. Di bawah ini, seperti dilansir bleacherreport, ada 10 negara yang selalu dikenang karena tampil ciamik di Piala Dunia.
Prancis 1986
Di Piala Dunia 1986, Prancis tidak keluar sebagai pemenang. Tetapi mereka membuat dampak besar di sepanjang turnamen.
Terinspirasi penampilan lini tengah penuh aksi Michel Platini, sang Juara Eropa mencapai semifinal. Sayang, mereka tak sanggup melewati adangan tim Jerman Barat, yang mencapai final kedua mereka secara berturut-turut.
Prancis bisa dibilang kurang berprestasi di tahun 1986, padahal mereka punya banyak bakat yang luar biasa saat itu.
Inggris 1966
Inggris diuntungkan karena bertindak sebagai tuan ryumah. Namun, sesungguhnya, mereka merupakan kekuatan yang harus diperhitungkan.
Pemain seperti Bobby Charlton memberi mereka kekuatan menyerang yang nyata. Kemenangan perpanjangan waktu mereka atas Jerman Barat menjadikan final 1966 satu di antara paling dramatis dalam sejarah Piala Dunia.
Jerman Barat 1954
Hungaria dan Jerman Barat baru bertemu tiga minggu sebelum mereka bersua di final Piala Dunia 1954. Pada kesempatan itu, Hungaria tampil sebagai pemenang 8-3. Namun, di final, giliran mereka yang melibas Hungaria 3-2.
Hungaria memiliki serangan yang luar biasa, tetapi Jerman memiliki akal taktis untuk mengeksploitasi kelemahan pertahanan mereka.
Argentina 1986
Tim ini sering dianggap sebagai "tim satu orang." Itu karena sosok sentral Diego Maradona.
Tak ada yang meragukan, Maradona berperan penting bagi kesuksesan mereka saat itu. Namun, Maradona dikelilingi pemain lain yang bermain dengan agresi, kecerdasan, dan tidak kekurangan keterampilan.
Uruguay 1950
Surat kabar Brasil menyatakan tim nasional mereka sebagai "juara dunia" pada malam final 1950. Sayang, mereka mendapat kejutan kala bersua Uruguay di final.
Bertanding di Maracana, Tim Samba kalah 1-2. Sukses Uruguay tak lepas dari materi pemain yang mumpuni di semua lini.
Italia 1982
Dililit banyak skandal, Italia justru tampil sebagai pemenang Piala Dunia 1982. Di fase grup, Gli Azzurri hanya mampu bermain imbang dalam tiga laga.
Hal ini muncul dari kekacauan untuk memenangkan Piala Dunia. Selanjutnya mereka mengalahkan Argentina dan Brasil, serta akhirnya menaklukkan Jerman Barat di partai final.
Uruguay 1930
Uruguay tampil impresif di Piala Dunia 1930 dengan toerah 15 gol di sepanjang turnamen dan hanya kebobolan tiga kali. Mereka mengalahkan tetangga sekaligus rival terberat mereka yakni Argentina.
Prancis 1998
Pada tahun 1998, tuan rumah Prancis memenangkan turnamen tanpa mengalami kekalahan satu pertandingan pun. Terlebih lagi, mereka hanya kebobolan dua gol di seluruh kompetisi. Di final, mereka mengalahkan Brasil dengan skor mencolok 3-0.
Jerman Barat 1990
Jerman menjalani tiga tahun hanya dengan satu kekalahan kompetitif. Setelah mencapai semi-final di Euro 1988, mereka maju untuk memenangkan Piala Dunia pada tahun 1990.
Franz Beckenbauer, yang mendominasi Piala Dunia sebagai pemain, adalah manajer yang memimpin tim berisikan pemain-pemain beken seperti Rudi Voeller dan Jurgen Klinsmann.
Italia 1938
Ahli taktik legendaris Vittorio Pozzo menjadi pelatih pertama dan, sejauh ini, satu-satunya pelatih yang memenangkan dua Piala Dunia. Hal itu mengulangi kesuksesan pada tahun 1934 dengan Italia, untuk mengalahkan Hungaria 4-2 di final tahun 1938.
Pemain bintang adalah Giuseppe Meazza. Namanya kemudian diabadikan untuk stadion San Siro.