Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya menelan kekalahan kandang perdana di BRI Liga 1 2022/2023. Mereka dipermalukan Bali United dengan skor 0-1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada pekan kedelapan, Jumat (2/9/2022).
Penampilan Tim Bajul Ijo memang belum mengesankan sampai delapan laga. Persebaya Surabaya baru mengemas 10 poin, hasil dari tiga menang, satu seri, dan empat kalah. Selisih golnya pun 0 karena sama-sama memasukkan dan kemasukan tujuh gol.
Apa yang dicatatkan anak asuh Aji Santoso itu berbeda dibandingkan musim lalu. Sampai delapan laga, Persebaya mampu mencetak 14 gol di Liga 1 2021/2022. Artinya, mereka rata-rata mencetak lebih dari sebiji gol setiap laga.
Selain itu, Persebaya tercatat tiga kali mencetak tiga gol dalam sebuah pertandingan sampai delapan laga musim lalu. Hal itu tentu menunjukkan produktivitas dalam membobol gawang lawan. Tetapi, kondisi kali ini berbeda.
Jumlah gol mereka masih kalah dari jumlah laga di Liga 1 2022/2023 sampai sejauh ini. Persebaya Surabaya juga belum berhasil mencetak lebih dari dua gol. Paling mentok memang dua gol, yakni saat menang 2-0 atas Persita Tangerang dan imbang 2-2 kontra Madura United.
Alarm untuk Aji Santoso
Penampilan Persebaya memang masih angin-anginan. Mereka sebenarnya sempat membukukan dengan kemenangan beruntun dengan skor identik 1-0 kontra PSIS Semarang dan PSS Sleman. Tapi, torehan kontra Bali United menunjukkan hasil berbeda.
Kekalahan di kandang menjadi alarm buat pelatih Aji Santoso. Manajemen klub sudah memasang target kepada sang pelatih untuk membawa Persebaya menembus tiga besar klasemen akhir musim nanti.
Musim lalu, Persebaya Surabaya mungkin memperlihatkan performa moncer, meski tidak juara. Mereka menduduki peringkat kelima klasemen akhir. Situasinya juga mengandalkan pemain muda yang minim pengalaman.
Demi Tembus Turnamen Asia
Upaya untuk finis di peringkat ketiga itu dilakukan demi menembus turnamen Asia. Selama dua musim ke depan, pelatih berusia 52 tahun itu juga diberi beban mencetak tim juara.
Tapi, bongkar pasang pemain terjadi pada Persebaya. Penyebabnya, sejumlah pemain andalan musim lalu memilih hengkang dari klub.
Sebut saja Taisei Marukawa, Alie Sesay, Bruno Moreira, Samsul Arif, Arif Satria, Ady Setiawan, Ricky Kambuaya, hingga kapten Rachmat Irianto. Deretan nama itu adalah sosok yang secara reguler bermain untuk Persebaya musim lalu.
Banyak Rekrut Pemain Muda
Persebaya musim ini menerima ejekan dari publik karena terlalu banyak merekrut pemain muda. Bukan hal yang mudah membangun tim baru dalam waktu singkat sebelum Liga 1 digelar mulai akhir Juli ini.
Tak banyak anggota skuat lama yang tersisa. Delapan di antaranya adalah anggota skuat musim lalu, yakni Ernando Ari Sutaryadi, Andhika Ramadhani, Satria Tama, I Gede Dida, Rizky Ridho, Koko Ari Araya, Alwi Slamat, dan Muhammad Hidayat.
Terdapat empat eks pemain Elite Pro Academy (EPA) yang didatangkan yaitu Deni Agus, Arief Catur, Risky Dwiyan, dan Widi Syarief.
Lalu, ada enam pemain direkrut dari klub lain, yakni Andre Oktaviansyah, Mochamad Zaenuri, Leo Lelis, Januar Eka, Salman Alfarid, dan Dandi Maulana. Lalu Brylian Aldama yang merupakan eks Persebaya U-20 berhasil dipulangkan.
Publik Meragukan
Dari situ saja sudah terlihat bahwa mayoritas pemainnya berusia di bawah 23 tahun. Publik meragukan Persebaya bisa meraih prestasi menembus lima besar seperti musim lalu, melihat nama-nama pemain rekrutan yang masih belum familiar.
Meski masih muda, para pemain Persebaya dianggap sudah bermental juara. Di antaranya adalah Ernando, Brylian, dan Andre. Lalu, masih Mochammad Supriadi yang kemungkinan bertahan.
Empat nama itu adalah penghuni Timnas Indonesia U-16 arahan Fakhri Husaini saat menjuarai Piala AFF U-16 2018 di Sidoarjo.
Lalu, para eks jebolan EPA juga pernah menorehkan prestasi gemilang. Bersama Persebaya U-20, mereka menjuarai EPA U-20 pada 2019 di bawah asuhan Uston Nawawi yang kini jadi asisten pelatih Persebaya senior.
Menyulitkan Aji Santoso
Kebijakan Persebaya ini juga menuai pujian. Sebab, keberadaan mereka akan berguna untuk Timnas Indonesia. Tapi, kebijakan ini akan menyulitkan Aji Santoso untuk bisa bersaing di papan atas Liga 1.
Masalahnya, perombakan besar-besaran telah menjadi kendala. Kebanyakan pemain mereka masih belum berpengalaman dengan kompetisi kasta tertinggi. Target tinggi menembus kompetisi Asia juga terkesan muluk.
Melihat kondisi terkini, sulit bagi Persebaya untuk bisa bersaing mencapai target itu. Ada kemungkinan mereka memang hanya finis di posisi lima, seperti yang lakukan musim lalu di bawah arahan Aji Santoso.
Cocok dengan Karakter Persebaya
Lantas, apakah posisi Aji Santoso bakal terancam setelah menerima hasil yang kurang memuaskan? Apakah dia akan berpisah dengan Persebaya?
Perlu diingat, Aji Santoso datang sebagai juru selamat Persebaya yang saat itu sedang tertahan di peringkat kesembilan Liga 1 2019. Secara ajaib, dia mampu membawa Bajul Ijo menduduki posisi runner-up klasemen akhir.
Sosok pelatih berlisensi AFC Pro ini memang cocok dengan karakter Persebaya. Maklum saja, Aji pernah berkarier sebagai pemain di Kota Pahlawan. Dia merupakan kapten Tim Bajul Ijo yang menjuarai Liga Indonesia 1996-1997.
Butuh Waktu
Pengalamannya sebagai orang yang sudah paham seluk beluk Persebaya bisa diterapkan sebagai pelatih. Dia lantas membawa timnya menduduki peringkat kelima klasemen akhir BRI Liga 1 2021/2022 dan itu sesuai target manajemen klub.
Aji Santoso sendiri mampu mencuri perhatian dengan meraih titel pelatih terbaik di BRI Liga 1 2021/2022. Dia berhasil mengalahkan Stefano Cugurra Teco, yang sebenarnya membawa Bali United menjadi juara musim ini.
Pelatih asli Malang itu tentu masih memerlukan waktu membuat Persebaya menemukan gaya bermain yang pas untuk mendulang kemenangan. Sejauh ini, permainan Alwi Slamat dkk. juga sudah cukup baik.
Baca Juga
Rizky Ridho Berbagi Cerita: Peran Sang Ayah, Sempat Berdagang Ayam, hingga Digenjot Latihan Fisik di Awal Gabung Timnas Indonesia
Gilson Costa Jadi Pemain Asing Persebaya dengan Minim Menit Bermain
Klasemen BRI Liga 1 2024 / 2025 Hingga Pekan Ke-10: Borneo FC Dibayangi Persebaya, PSS Menjauh dari Zona Merah