Bola.com, Jakarta - Musim ini, Real Madrid memboyong sejumlah wajah-wajah baru ke Santiago Bernabeu. Satu di antaranya adalah Antonio Rudiger. Bek jangkung itu datang secara gratis dari klub Inggris, Chelsea.
Kehadiran Rudiger memberi kekuatan dan memperkokoh skuad besutan Carlo Ancelotti. Kehadirannya berguna tak hanya di La Liga 2022/2023, tapi juga Liga Champions dimana mereka berstatus sebagai juara bertahan.
Mendapat kesempatan bergabung dengan klub besar, Rudiger senang. Dia bernazar siap bertarung maksimal dalam setiap menit agar membuat bahagia bos Ancelotti.
Siapa Mengecewakan?
"Ini merupakan babak baru dalam hidup saya. Bahkan, ini merupakan yang terbesar dari karier saya," kata Rudiger. Ia memang harus kerja ekstra keras. Jika tidak, dia akan tersisih dan masuk daftar hitam rekrutan terburuk Los Blancos sepanjang masa.
Soalnya, dalam perjalanan panjang Madrid di pentas balbalan, mereka bukannya tanpa blunder terkait merekrut amunisi. Di bawah ini lima di antaranya :
Nicolas Anelka (Dari Arsenal, 34,5 juta euro, 2009)
Anelka boleh panen sanjungan di Paris Saint Germain dan Arsenal, namun di Real Madrid tunggu dulu. Datang dengan harga selangit, 22 juta pounds atau sekitar Rp 421 miliar, Anelka meninggalkan catatan tak sedap kala mebela Los Blancos (1999-2000).
Striker yang kini berusia 43 itu sejantinya tampil buas di lini terdepan. Buktinya, dia langsung tancap gas dengan mencetak gol kala melakoni duel El Clasico kontra Barcelona. Dua gol lainnya dia ceploskan saat bentrok versus Bayern Munchen di semifinal Liga Champions 1999/2000.
Tak Cukup
Namun, itu saja tidak cukup bagi Anelka untuk mendapat simpati dari fans, terlebih para petinggi Madrid. Pemilik paspor Prancis itu pernah diskors selama 45 hari lantaran menolak berlatih. Hubungan Anelka dengan klub yang memberinya nafkah mulai memanas.
Real Madrid memilih melepas Anelka ke klub lamnya, PSG. Praktis, pemain yang kerap gonta-ganti klub itu hanya bermain satu musim di Santiago Bernabeu.
Elvir Baljic (Dari Fenerbahce, 26 juta euro, 1999)
Hallo Madridista... Masih kenal Elvir Baljic, nggak? Pastinya sudah lupalah ya. Yup! Baljic sepertinya bukan sosok yang layak untuk dikenang. Soalnya, doi tak meninggalkan kesan mendalam selama mengenakan jersey Real Madrid (1999-2002).
Tak lama setelah diboyong dari Fenerbahçe dengan nilai transfer menggiurkan, Baljic diterpa cedera lutut. Ketika pulih, sang striker tak mampu kembali ke permainan terbaiknya. Makan gaji buta, Baljic lalu dipinjamkan ke Fenerbahçe dan Rayo Vallecano, akhirnya dilego ke Galatasaray pada 2002.
Antonio Cassano (Dari AS Roma, 5 juta euro, 2006)
Antonio Cassano sah-sah saja besar kepala dengan julukan don juan kelas wahid. Tapi justru itu yang membawanya ke liang kehancuran.
Real Madrid membawa Antonio Cassano dari AS Roma, Italia, dengan segepok asa. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Penyerang kelahiran 12 Juli 1982 tersebut gagal total. Tak hanya dalam urusan menjebol gawang lawan, tapi juga soal sikap dan pola makan.
Antonio Cassano berujar, di Madrid punya teman yang bekerja sebagai pelayan hotel. Pekerjaannya tergolong spesial, karena membawa beberapa kue.
Sayang, pengantaran itu bertalian dengan unsur asusila yang membuat Antonio Cassano tak cemerlang. Tercatat, ia berstatus sebagai pemain Real Madrid 2006 hingga 2008 namun pernah dipinjamkan ke Sampdoria.
Danilo (Dari Porto, 31.5 juta euro, 2015)
Namanya juga klub beken. Semua tindak tanduk pemain pasti disorot. Itulah yang dialami Danilo, eks Porto yang merapat ke Madrid pada 2015. "Kesalahan sekecil apa pun bisa menjadi viral," keluhnya.
Bek asal Brasil itu jadi sasaran cibiran lantaran tak jua menampilkan permainan terbaiknya selama musim perdana di Santiago Bernabeu. Walhasil, Danilo perlahan tergeser dari skuad utama. Dia memang bertahan hingga 2017, hanya saja tak lagi menghiasi starting XI.
Royston Drenthe (Dari Feyenoord, 14 juta euro, 2007)
La Liga ternyata bukan tempat yang tepat bagi Drenthe. Oke di Feyenoord, memble di Real Madrid. Mimpinya untuk mengibarkan nama di kasta sepak bola tertinggi Spanyol tak kesampaian alias bertepuk sebelah tangan.
Ketika kontra Deportivo La Coruna misalnya, Drenthe tampil buruk di lini belakang. Dia kerap kalah berduel dengan striker lawan. Kesal, publik Santiago Bernabeu yang terkenal nyinyir kontan mencemooh Drenthe.
Juande Ramos, pelatih Madrid saat itu, berupaya untuk membantu Drenthe karena sang pemain dinilai punya banyak potensi. Tapi Drenthe tetap memble. Terhitung sejak 2010, Drenthe dipinjamkan ke Hercules dan Everton. Pada 2012, Real Madrid melepasnya ke klub antah berantah Alania Vladikavkaz. Nasibmu Drenthe...
Baca Juga