Bola.com, Jakarta - Manchester United (MU) memasuki era baru bersama Erik ten Hag. Manajer asal Belanda itu berhasil melakukan banyak perubahan di awal musim 2022/2023.
Erik ten Hag bukan hanya mengubah MU secara tim. Dia juga membuat beberapa pemain bangkit dan berkembang pesat.
Manchester United memenangkan empat laga terakhirnya di Liga Inggris 2022/2023. Hasil tersebut diraih setelah pasukan Erik ten Hag terpuruk pada dua laga awal dengan kekalahan dari Brighton dan Brentford.
Setan Merah menang ketika berjumpa lawan-lawan sulit. MU menang atas dua rival berat yakni Liverpool dan Arsenal. Lalu, mereka juga menang melawan klub kuda hitam seperti Southampton dan Leicester City.
Pada empat laga terakhir MU mencetak tujuh gol dan hanya kebobolan dua kali. Performa United meningkat pada level kolektif maupun individu. Lantas
1. Raphael Varane
Varane datang ke Manchester United dengan status superstar. Varane punya empat trofi Liga Champions dan satu Piala Dunia. Musim lalu, tak ada pemain United yang mampu menyamai level Varane.
Hanya saja, musim pertama Varane tidak berjalan dengan mulus. Varane acap kali cedera dan performanya angin-anginan. Varane tidak memberi dampak signifikan di lini belakang.
Di tangan Ten Hag, Varane kembali pada level terbaiknya. Varane menjadi bek sentral yang sangat kukuh. Duet Varane dan Lisandro Martinez menjadi kunci dari empat kemenangan beruntun Setan Merah.
2. Marcus Rashford
Rashford seperti mendapat berkah dari kedatangan Erik ten Hag. Performanya meningkat drastis jika dibanding musim 2021/2022.
Musim lalu, Rashford memang punya masalah dengan kebugaran. Performanya jauh dari kata konsisten. Rashford sangat jarang bermain selama 90 menit. Jika tidak diganti, maka Rashford menjadi pemain pengganti.
Ten Hag lantas mengubah nasib Rashford. Awalnya, Rashford dimainkan sebagai winger. Lalu, Martial cedera. Rashford dipilih sebagai penyerang tengah, mengungguli Ronaldo. Sejauh ini, dia sudah membuat tiga gol dan dua assist dari enam laga.
3. Jadon Sancho
Sancho menjadi pesakitan pada musim 2021/2022. Dia dibeli dengan harga 85 juta euro. Sancho datang dengan reputasi mentereng bersama Dortmund di pentas Bundesliga.
Namun, Sancho justru kesulitan mendapat level terbaiknya. Sancho hanya mencetak tiga gol dari 29 laga Premier League yang dimainkan musim lalu. Sancho harus menerima banyak kritik.
Ten Hag mengubah nasib Sancho. Pemain berusia 22 tahun itu seperti mendapatkan sentuhan terbaiknya awal musim ini. Dua gol dicetak Sancho hanya dari enam laga di Premier League, hanya terpaut satu gol dari catatannya musim lalu.
4. Scott McTominay
McTominay, bersama Fred tentunya, telah menjadi duet andalan MU pada era Solskjaer dan Rangnick. Erik ten Hag sempat menjajal duet ini pada awal kedatangannya.
Ten Hag kemudian mengubah komposisi. McTominay diduetkan dengan Eriksen dan Fred duduk di bangku cadangan. Lalu, Casemiro didatangkan dengan maksud menggusur McTominay. Akan tetapi, skenario Ten Hag belum bisa berjalan.
McTominay tampil sangat bagus sejak MU menang atas Liverpool pada pekan ke-3 Premier League. McTominay menjadi monster di lini tengah. Dia sangat kuat dan akhirnya terus menjadi pilihan utama.
5. Bruno Fernandes
Sejak kedatangannya pada Januari 2020, Fernandes menjadi pemain penting di United. Namun, perannya sedikit menurun pada paruh kedua musim 2021/2022. Fernandes berada dalam situasi yang sangat sulit.
Namun, Fernandes kembali berada dalam kondisi terbaiknya bersama Erik ten Hag. Keputusan Ten Hag memainkan Eriksen punya andil pada kembalinya sentuhan terbaik pemain asal Portugal tersebut.
Pada musim 2022/2023, Ten Hag juga memberi kepercayaan kepada Fernandes untuk menjadi kapten. Ketika Harry Maguire duduk di bangku cadangan, maka Fernandes akan menjadi kapten dan tugas itu dilakukan dengan baik.
6. Diogo Dalot
Dalot sempat tersingkir dari rencana utama MU. Pada musim 2020/2021, dia dilepas ke AC Milan dengan status pinjaman. Musim berikutnya, Dalot juga bukan pemain yang bermain secara reguler dan konsisten.
Dalot menjadi pemain yang penting pada era Erik ten Hag. Dari enam laga Premier League yang sudah dimainkan United, Dalot selalu menjadi pilihan utama. Bahkan, Dalot hanya sekali diganti.
Dalot punya kontribusi menyerang yang bagus. Dia sudah membuat satu assist untuk United. Namun, pemain berusia 23 tahun itu perlu lebih konsisten untuk tugas bertahan.
7. Berdamai dengan David de Gea
Salah satu kelemahan David de Gea adalah distribusi bola yang buruk. De Gea punya kaki yang cekatan untuk menghalau tendangan lawan, akan tetapi tidak untuk melepas umpan.
Ten Hag sempat mencoba mengubahnya. De Gea dicoba untuk lebih terlibat dalam penguasaan bola pada sesi pramusim dan dua laga awal. Namun, rencana ini tak berjalan dengan baik.
Pada akhirnya, Ten Hag berdamai dengan kelebihan dan kekurangan De Gea. Pada empat laga terakhir, De Gea bermain lebih simpel saat menguasai bola. Dia tidak mendapat beban ikut build-up dan kesalahan yang dilakukan berkurang.
Sumber: berbagai sumber
Disadur dari: Bola.net (Penulis Asad Arifin, published 5/9/2022)