Cerita Syamsir Alam: Sukses Turunkan Bobot hingga 13 Kg Berkat Hamka Hamzah

oleh Aryo Atmaja diperbarui 07 Sep 2022, 09:30 WIB
Syamsir Alam (Bola.com/Arief Bagus)

Bola.com, Jakarta - Nama Syamsir Alam pernah bersinar terang sebagai talenta yang digadang-gadang bakal memiliki masa depan cerah. Sempat dijukuki si bocah ajaib dengan pengalaman segudang ketika masih junior.

Bakatnya saat itu terendus legenda Timnas Indonesia, Ronny Pattinasarany. Syamsir diajak bergabung ke SSB ASIOP. Ini menjadi langkah pembuka karier Syamsir Alam.

Advertisement

Lantas ia terpilih masuk ke dalam program pelatihan pesepak bola muda yang digelar PSSI. Program yang bernama Sociedad Anonima Deportiva (SAD) itu membawa Syamsir Alam menimba ilmu ke Uruguay selama empat tahun.

Nama Syamsir Alam semakin akrab di Indonesia saat membela Timnas Indonesia U-19 pada ajang kualifikasi Piala Asia U-19 2007 di Vietnam. Penampilan apik Syamsir Alam kemudian membuat Club Atletico Penarol pada 2008 tertarik.

2 dari 6 halaman

Pengalaman di Uruguay

Reffa Money (kiri) saat menempuh pendidikan di SAD Uruguay sempat dipinang klub top Uruguay, Penarol, bareng rekannya Syamsir Alam. (Istimewa)

Syamsir Alam juga sempat menimba karier junior bersama klub Belanda SC Heerenveen (2009) dan SBV Vitesse (2010). Karier Syamsir Alam semakin menanjak setelah bergabung dengan CS Vise di Belgia. Hingga berlanjut ke Timnas Indonesia U-23 di ajang SEA Games 2013.

Akan tetapi, Syamsir Alam gagal bersinar di Belgia dan memutuskan berkarier di Indonesia. Kiprahnya tak semulus perkiraan, ia justru sulit bersaing di kompetisi domestik dengan bergabung di tim seperti Sriwijaya FC, Pelita Bandung Raya (PBR), dan Persiba Balikpapan.

3 dari 6 halaman

Banting Setir

Syamsir Alam (Bola.com/Arief Bagus)

Seolah kariernya tenggelam hingga membuatnya banting setir menjadi seorang selebritis. Dirinya kerap masuk televisi dengan menjadi pembawa acara program televisi bertema petualangan.

Atau sejak masa pandemi COVID-19 tahun 2020, ia membintangi sinetron berlatar sepak bola di stasiun televisi swasta bersama Cristian Gonzales dan Hamka Hamzah.

Kini ia kembali memasuki babak baru dalam kehidupannya, dengan memutuskan kembali menjadi pesepakbola. Usianya yang baru menginjak 30 tahun, masih banyak kesempatan yang bisa ia torehkan di lapangan hijau.

4 dari 6 halaman

Pengaruh Hamka Hamzah

Hamka Hamzah (dua kiri) selaku kapten tim Rans Cilegon FC menyumbang satu dari dua gol yang diperoleh saat mengalahkan Persiba Balikpapan. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Syamsir Alam kembali merumput sejak tahun 2021 kemarin dengan memperkuat RANS Cilegon FC untuk tampil di Liga 2. Ia berhasil mengantarkan timnya promosi ke BRI Liga 1 2022/2023.

Nama timnya telah berubah menjadi RANS Nusantara FC sekaligus menandai debut bagi tim milik selebriti Raffi Ahmad di kasta tertinggi. Banyak hal yang dipetik Syamsir Alam, termasuk saat harus menurunkan berat badan.

Ya, Syamsir Alam bersama Hamka Hamzah memperkuat RANS Cilegon musim lalu. Meski di tahun ini, Hamka merapat ke Bekasi FC di kompetisi Liga 2. Namun Syamsir Alam tak akan melupakan jasa Hamka yang pernah membantunya menurunkan bobot hingga 13 kilogram.

Vakum cukup lama di sepak bola karena menekuni dunia entertainment, membuat fisik Syamsir tidak seperti dulu. Alhasil ia dibantu Hamka Hamzah melakukan program diet dan kembali ke berat badan yang ideal dalam waktu singkat.

“Menjaga fisik setelah tampil jadi artis cukup berat. Selama 5 tahun vakum, saya masih sering bermain setidaknya tiga kali seminggu. Kemudian gabung RANS Cilegon tahun lalu, berat saya mencapai 84 kg,” kata Syamsir Alam menjawab pertanyaan dalam Ngobrol Seru BRI Liga 1 edisi ketiga, Selasa (6/9/2022).

“Bobotnya turun hingga 71 kg. Ada Hamka Hamzah yang ikut membantu saya menjaga kondisi fisik. Butuh waktu empat bulan untuk menurunkan berat badan seperti sekarang ini,” tegasnya.

5 dari 6 halaman

Insting Striker Uruguay

Syamsir Alam. (Bola.com/Dody Iryawan)

Syamsir Alam pernah berkiprah di Uruguay saat masih menimba ilmu dalam program PSSI. Ia mengaku masih ingat betul adanya perbedaan gaya bermain terutama untuk para striker di Uruguay dengan di Indonesia.

Yaitu mengenai pemahaman untuk seorang penyerang yang sebenarnya punya satu tujuan, yaitu harus mencetak gol.

“Bedanya mindset striker di Uruguay adalah harus mencetak gol, bukan berapa kali membawa bola. Meski banyak membawa bola tapi tidak mencetak gol jadinya ya sia-sia. Tidak ada gol yang terjadi dengan buruk, tapi yang buruk adalah tidak mencetak gol,” jelasnya.

6 dari 6 halaman

Yuk Tengok Persaingan Tim Favoritmu Musim Ini