Bola.com, Malang - Ada fenomena menarik dari penunjukkan Javier Roca sebagai pelatih baru Arema FC di BRI Liga 1 2022/2023.
Pada awal penyatuan kompetisi Galatama dan Perserikatan pada 1994 yang melahirkan Liga Indonesia, banyak berdatangan pemain asing dari belahan dunia yang berkarier di Indonesia. Mereka mayoritas dari Amerika Latin, seperti Brasil dan Chile.
Para kontestan kasta tertinggi di Tanah Air berminat merekrut pemain dari dua negara itu, karena karakter dan gaya permainan cocok dengan atmosfer sepakbola Indonesia.
Khusus bicara Arema. Klub eks Galatama ini seolah identik dengan legiuner asing asal Chile. Karakter dan gaya pesepakbola asal Chile cocok dengan pakem yang diusung Arema; keras, lugas, dan pantang menyerah di lapangan.
Alasan memori indah itu, mungkin jadi alasan manajemen Arema FC merekrut Javier Roca sebagai pelatih anyar menggantikan Eduardo Almeida asal Portugal.
Kampanye Javier Roca
Yang menarik, Javier Roca pun berkampanye akan mengembalikan permainan gaya Malangan untuk Arema FC di BRI Liga 1 2022/2023. Sebuah kampanye yang sangat menarik bagi publik Malang, khususnya Aremania yang selama ini menilai Dedik Setiawan dkk. kehilangan pakem Malangan yang telah hilang beberapa musim lalu.
Javier Roca yang telah sebelas tahun malang melintang di Indonesia dengan membela beberapa klub, tentu saja tahu betul apa yang sedang diinginkan pencinta klub berlogo Singa mengepalkan tangan ini.
Menoleh ke belakang. Terhitung ada sebelas pemain asal Chile yang pernah berbaju Arema sejak Ligina III 1996 hingga ISL 2008 lalu. Pada rentang waktu itu, sebagian besar The Chilean Footballers merupakan ikon dan legenda yang hingga kini masih diingat Aremania.
Gelombang Pertama Sepak Bola Chile di Arema
Gelombang pertama pemain asal Chile tahun 1996 diisi Juan Manuel Rubio, Julio Cesar Moreno, dan Nelson Leon Sanches. Juan Rubio tercatat sebagai penggawa asal Chile paling lama membela Arema yakni pada 1996, 1997, dan 1999.
Ketika dua kompatriotnya hijrah dari Malang, Juan Rubio tetap bertahan dan mengajak adiknya, Franciscus Javier 'Pacho' Rubio.
Lini tengah diisi gelandang flamboyan, Rodrigo Araya. Selanjutnya, ketika Rubio bersaudara kembali ke Chile, Rodrigo Araya pun jadi bintang di Arema. Singo Edan juga pernah memiliki Jamie Rojas sebagai pengganti Rodrigo Araya.
Gelombang Terakhir
Gelombang pemain Chile terakhir adalah Patricio Morales. Pada ISL 2007-2009, Pato Morales keluar masuk Arema. Kini Javier Roca datang sebagai pelatih yang diharapkan mampu mengembalikan Marwah gaya sepak bola Malangan.
"Kita dulu datang ke Indonesia, karena atmosfer sepakbola di Chile sedang kurang bagus. Klub-klub di sana kesulitan keuangan. Sehingga sering terjadi kasus gaji pemain tak dibayar. Makanya kami mengadu nasib di sini," kata Javier Roca dalam sebuah perbincangan dengan Bola.com ketika dia masih melatih di Persik.
Kenapa Tak ke Indonesia Lagi?
Jika dulu pemain asal Chile mau datang ke Indonesia, kenapa mereka sekarang enggan berkiprah di sini lagi?
"Sepak bola di Chile sudah sehat lagi. Gaji mereka tinggi-tinggi. Pemain dari Chile akan berpikir panjang, jika ingin main di Indonesia. Sekarang, saya kira klub di Indonesia juga belum tentu bisa memenuhi gaji pemain asal Chile tersebut," tuturnya.