Bola.com, Jakarta - Sporting Director Ducati Corse, Paolo Ciabatti, bicarakan persaingan dalam perebutan gelar dunia MotoGP 2022.
Ducati tak gentar melawan pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo. Ia yakin Ducati masih punya kans besar di enam seri tersisa karena Desmosedici terbukti kuat di segala jenis trek.
Setelah Seri Misano, Pecco Bagnaia sudah mengoleksi lima kemenangan, dan ia kini naik ke peringkat 2 pada klasemen pembalap. Bagnaia pun 'hanya' tertinggal 30 poin dari Quartararo. Melihat ini sebagai margin poin yang masih cukup besar, Ducati pun mulai meminta bantuan dari para ridernya yang lain.
Ducati telah memperingatkan para ridernya untuk hati-hati ketika berduel dengan Bagnaia. Mereka masih diizinkan memburu kemenangan, tetapi diminta menyerahkan posisi yang lebih baik jika tak ikut memperebutkan podium. Mereka juga dilarang melakukan manuver agresif pada Bagnaia di lap terakhir.
Cerdas
Ciabatti tegas menyatakan permintaan Ducati ini bukanlah team order, melainkan hanya meminta para rider mereka untuk bertindak cerdas.
Pasalnya, pabrikan asal Bologna, Italia, ini sudah sangat lama mendambakan gelar dunia pembalap, terutama setelah mereka berhasil menyabet gelar dunia konstruktor dan tim musim lalu.
"Kami tak suka team order, tapi jelas kami harus memikirkan cara menyabet gelar dunia pembalap. Kami baru juara sekali, bersama Casey Stoner pada 2007, sudah lama sekali. Jadi, masih memungkinkan. Kami juga akan pergi ke trek-trek di mana kami kompetitif," ujarnya via BT Sport yang dikutip Crash.net, Senin (5/9/2022).
Jelang Balapan Pekan Depan
Quartararo mengakui berpeluang makin dipepet Bagnaia di Seri Aragon, Spanyol, pekan depan, trek yang biasanya sulit baginya dan Yamaha.
Ia mengakui Thailand, Jepang, dan Australia jadi harapan besarnya untuk menjauh dari para rival. Namun, Ciabatti memperingatkan Ducati juga bisa tangguh di trek-trek itu.
Sebagai catatan, Ducati selalu memiliki wakil di podium sejak Seri Aragon 2021. Ini merupakan podium streak terpanjang Ducati di MotoGP sejak keikutsertaan mereka pada 2003.
Tren Apik Bagnaia
Ciabatti juga menambahkan, MotoGP sudah lama tak pergi ke trek-trek flyaway akibat Covid-19, dan ini bisa mengacak peta persaingan tahun ini.
"Pada prinsipnya, Phillip Island dan Thailand memang bisa jadi harapan utama Fabio menjadi juara. Namun, MotoGP sudah bertahun-tahun tak pergi ke Phillip Island. Selain itu, kini motor kami sudah lebih baik. Motor kami sekarang jauh lebih baik sampai ke titik di mana ia bisa kompetitif di mana pun," tutur pria Italia ini.
Meski sudah mengoleksi tujuh podium sepanjang musim ini, Quartararo juga tercatat belum menang lagi sejak Seri Jerman di Sachsenring pada pertengahan Juni. Sementara itu, Bagnaia justru menang beruntun di empat seri terakhir.
Bola.net (Anindhya Danartikanya, 8/9/2022)