Bola.com, Malang - Big match tersaji di Stadion Kajuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (11/09/2022). Tuan rumah Arema FC akan menjamu Persib Bandung dalam lanjutan BRI Liga 1 202/2023.
Ini adalah pertemuan dua tim besar yang kini masih terdampar di papan tengah. Sehingga Arema maupun Persib bakal ngotot memburu poin sebagai jalan kembali ke papan atas.
Jika melihat catatan pertemuan kedua tim, tensi tinggi selalu terjadi. Karena laga ini selalu dibalut gengsi. Apalagi dua tim sama-sama punya warna biru sebagai identitasnya.
Arema mewakili tim biru timur, sedangkan Persib biru barat. Kedua tim ini juga punya basis suporter besar. Aremania dan Viking maupun Bobotoh. Meski mereka mencoba islah, namun masih ada adu gengsi diantara internal suporter.
Laga Sengit Arema versus Persib di Kanjuruhan
Berbagai faktor itu membuat pertemuan Arema dan Persib selalu seru. Dua tim seperti mengerahkan semua kekuatannya demi memenangi tiga poin sekaligus menjaga gengsi didepan pendukung masing-masing.
Bola.com coba merangkum tiga partai sengit antara Arema dan Persib yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Ada cerita kemenangan telak, sampai hasil imbang berujung kerusuhan.
Imbang Berujung Ricuh di Liga 1 2018
Waktu itu Arema FC sedang tidak dalam performa terbaik. Arema sulit menang sekalipun main di kandang sendiri.
Situasinya Arema menjamu Persib di pekan 4 Liga 1 2018. Arema butuh menang agar lepas dari posisi dasar klasemen. Tapi apa mau dikata, justru hasil imbang 2-2 yang diraih.
Thiago Furtuoso dan Balsa Bozovic yang mencetak gol untuk Arema. Sedangkan dua gol Persib diborong Ezzechiel N'Douassel.
Sebelum wasit meniup peluit panjang, Aremania meluapkan kekecewaannya. Awalnya beberapa dari mereka turun ke lapangan.
Bench Persib juga tak luput dari lemparan. Sampai dahi pelatih Persib waktu itu, Mario Gomez berdarah karena lemparan benda keras.
Setelah itu, suasana makin tak kondusif. Wasit menyatakan laga tak bisa dilanjutkan. Aremania masuk ke lapangan dalam jumlah besar.
Personel keamanan terpaksa membubarkan aksi itu dengan gas air mata. Imbasnya, korban sesak nafas berjatuhan di lorong Stadion Kanjuruhan.
Sebenarnya, dari segi permainan dua tim memperlihatkan tontonan menarik. Jual beli serangan terjadi. Namun Aremania terlanjut kecewa dengan performa tim pujaannya.
Sehingga mereka masuk lapangan sebagai bentuk protes. Bukan untuk mencelakai tim Persib.
Kemenangan telak Arema 5-1 musim Liga 1 2019
Pertemuan di musim 2019 memperlihatkan Arema lebih dominan. Mereka bertemu dalam laga tunda pekan ke empat Liga 1.
Waktu itu Arema ditangani Milomir Seslija. Sedangkan Persib Bandung dibawah kendali Robert Rene Alberts. Arema tampil dengan kekuatan penuh. Makan Konate, Sylvano Comvalius dan lainnya turun sejak menit awal.
Sedangkan Persib mengandalkan semua pemain lokal di lini belakang. Bahkan mereka memasang kiper muda Aqil Savik.
Imbasnya, Arema menang telak 5-1. Ini jadi rekor kemenangan terbesar Arema atas Persib sepanjang sejarah pertemuan kedua tim.
Terlihat lini belakang Persib sangat keropos di laga ini. Setiap serangan Arema dengan mudah menembus jantung pertahanan Maung Bandung.
Euforia Stadion Kanjuruhan penuh dengan sorak sorai Aremania. Mereka berpesta merayakan kemenangan besar ini.
Persib Pecundangi Arema di Liga 1 2020
Kondisi Stadion Kanjuruhan waktu itu penuh sesak dengan Aremania. Maklum, di Liga 1 2022, Arema bertemu Persib di pekan kedua.
Ini sekaligus jadi laga kandang pertama Arema musim itu. Ekspektasi Aremania sangat tinggi karena mereka menargetkan juara.
Pelatih Mario Gomez didatangkan. Gomez sendiri merupakan mantan pelatih Persib. Sehingga laga ini cukup spesial. Karena Persib juga ditangani mantan pelatih Arema, Robert Rene Alberts.
Partai seru terjadi. Karena Persib melayani Arema dengan permainan terbuka. Di luar dugaan, Arema menelan kekahalan 1-2.
Persib mencetak gol lewat bunuh diri Syaiful Indra Cahya dan tendangan penalti Wander Luiz. Sementara Arema mencetak gol lewat penalti Elias Alderete.
Ini memperlihatkan sengitnya duel kedua tim. Sehingga ada 3 penalti yang diputuskan wasit. Tapi satu penalti dari Persib di babak pertama gagal berbuah gol. Eksekusi Geoffrey Castillion bisa ditepis kiper Arema, Teguh Amiruddin.
Sayangnya, setelah memasuki pekan ketiga, Liga 1 dihentikan karena pandemi virus corona. Beberapa saat kemudian, operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru memutuskan tidak melanjutkan kompetisi ditengah pandemi.