Dongeng Indah Guus Hiddink dan Korea Selatan: Capai Semifinal Piala Dunia 2002, Diabadikan Jadi Nama Stadion

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 12 Sep 2022, 15:25 WIB
Guus Hiddink dan kapten Korea Selatan saat itu, Park Ji-sung, pada Piala Dunia 2002. (Jung Yeon-Je / AFP)

Bola.com, Jakarta - Kiprah Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2002 masih menjadi sorotan karena berhasil menembus semifinal, yang belum terulang lagi sampai sekarang. Pencapaian Korsel itu tidak lepas dari tangan dingin sang pelatih, Guus Hiddink. 

Guus Hiddink menjalani karier kepelatihan yang impresif saat mengomandoi timnas Korea Selatan. Piala Dunia 2002 jadi momentum Hiddink untuk menorehkan prestasi di Piala Dunia.

Advertisement

Hiddink baru ditunjuk menjadi pelatih Korea Selatan satu musim sebelum Piala Dunia 2002 bergulir. Di bawah racikan Hiddink, Korea Selatan menjelma menjadi tim kuda hitam yang tangguh.

Pelatih asal Belanda itu berhasil membawa Korea Selatan melaju hingga Semifinal Piala Dunia 2002. Saat itu Korea Selatan tampil mengejutkan dengan menumbangkan beberapa tim unggulan.

Lolosnya Korea Selatan hingga semifinal merupakan rekor terbaik Negeri Ginseng di Piala Dunia. Nama Hiddink akan selalu terkenang sepanjang sejarah sepak bola Korea Selatan.

 

2 dari 4 halaman

Korea Selatan: Mimpi Buruk Portugal

Hiddink bekerja sangat baik saat menduduki kursi kepelatihan Korea Selatan. Di bawah asuhan Hiddink, Korea Selatan tampil impresif selama Piala Dunia 2002.

Tak hanya tampil apik, Korea Selatan bahkan menjelma menjadi pembunuh tim-tim unggulan. Beberapa korban Korea Selatan merupakan tim besar Eropa.

Portugal menjadi korban pertama Korea Selatan. sama-sama tergabung di Grup D, Korea Selatan berhasil menundukkan Portugal dengan skor tipis 1-0 di laga akhir Fase Grup.

Hasil itu juga sekaligus menyingkirkan Portugal dari Piala Dunia 2002. Sementara Hiddink dan Korea Selatan berhasil menjadi juara Grup D.

 

3 dari 4 halaman

Penjegal Tim Unggulan

Dengan kemenangan atas Italia, Korea Selatan pun terus melaju. Di babak perempatfinal Korsel mengalahkan Spanyol lewat adu penalti. Kejutan tuan rumah berakhir di babak semifinal saat dikalahkan Jerman 0-1. Dengan lolos ke semifinal dan akhirnya menempati posisi ke-4 usai takluk dari Turki, Korea Selatan mencetak sejarah sebagai negara Asia dengan pencapaian terbaik hingga saat ini sepanjang sejarah Piala Dunia. (AFP/Kim Jae-hwan)

Portugal hanyalah korban awal ketangguhan tim asuhan Hiddink. Di fase knockout, Korea Selatan kembali memberikan kejutan.

Di babak 16 besar giliran Italia yang menjadi korban. Tim asuhan Giovanni Trapattoni ini harus tunduk 2-1 atas Korea Selatan setelah melalui babak perpanjangan waktu.

Di perempat Final, giliran Spanyol yang merasakan ketangguhan Korea Selatan. Saat itu Spanyol yang bermain imbang 0-0 harus kalah melalui drama adu penalti.

Namun jejak ketangguhan Korea Selatan harus berakhir di semifinal. Bertemu Jerman, Korea Selatan akhirnya tunduk dengan skor tipis 1-0.

 

4 dari 4 halaman

Stadion Guus Hiddink

Guus Hiddink. Eks pelatih berusia 75 tahun yang kini menjadi Direktur Teknik Timnas Curacao sejak awal Mei 2022 ini merupakan pelatih kedua asal Belanda yang mampu meraih trofi Piala Champions. Ia meraihnya di musim kedua pada periode pertamanya membesut PSV Eindhoven pada musim 1987/1988 usai mengalahkan Benfica lewat adu penalti di partai final. Total ia menukangi PSV selama 3 tahun di periode pertamanya, mulai Maret 1987 hingga Juni 1990. (AFP/Jacques Demarthon)

Kontribusi Hiddink bersama timnas Korea di Piala Dunia 2002 tak bisa dilupakan pencinta sepak bola Korea Selatan. Atas jasa besar Hiddink, Korea Selatan mengabadikan namanya di salah satu stadion tempat digelarnya Piala Dunia 2002.

Guus Hiddink Stadium menjadi nama yang dipilih untuk menghargai jasa pelatih kenamaan Belanda tersebut. Guus Hiddink Stadium menggantikan nama sebelumnya yakni Gwangju World Cup Stadium.

Uniknya, stadion ini adalah tempat saat Korea Selatan berhasil menumbangkan Spanyol di perempat final. Laga itu disebut sebagai laga paling mengesankan bagi publik Korea Selatan dan jadi simbol kesuksesan mereka di Piala Dunia.

Sumber: berbagai sumber

Disadur dari: Bola.net (Penulis Ahmad Daerobby/Editor Serafin Unus Pasi, published 8/9/2022)

 

Berita Terkait