Deretan Sindiran Pedas Kubu Vietnam Terhadap Sepak Bola Indonesia dan Shin Tae-yong

oleh Hery Kurniawan diperbarui 18 Sep 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi - Shin Tae-yong Timnas Indonesia (Bola.com/Lamya Dinata/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Indonesia memiliki sejarah rivalitas yang panjang dengan Malaysia dan Thailand di sepak bola Asia Tenggara. Namun, belakangan rival Timnas Indonesia bertambah lagi dalam diri Vietnam.

Sepak bola Vietnam memang berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, Timnas Indonesia di berbagai level usia kerap kesulitan untuk mengalahkan Vietnam.

Advertisement

Menariknya ketika Timnas Indonesia berjumpa dengan Vietnam di berbagai level usia, laga antara keduanya selalu berjalan panas. Tak hanya itu, kondisi di luar lapangan pun ikutan mendidih. Komentar dan analisis pedas kerap muncul dari kedua belah pihak.

Bola.com coba mengumpulkan beberapa komentar dan sindiran pedas dari Vietnam yang ditujukan kepada sepak bola Indonesia.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Komentar Pedas Putra Park Hang-seo

Pelatih Timnas Vietnam U-22, Park Hang-seo. (Bola.com/Muhammad Iqbal Ichsan.

Timnas Indonesia U-23 kalah 0-3 dari Vietnam di laga pembuka fase grup SEA Games 2021 yang berlangsung Mei 2022 lalu.

Selepas laga, Shin Tae-yong memang menjelaskan beberapa kendala yang dialami tim asuhannya sehingga bisa kalah cukup telak.

Namun, putra pelatih Vietnam, Park Hang-seo yang bernama Park Chan-sung tak terkesan dengan komentar dari Shin Tae-yong. Melalui akun Facebook miliknya, Chan-sung memberikan komentar pedas terhadap Shin Tae-yong.

Ia meminta Shin Tae-yong untuk tidak terlalu banyak membuat alasan. Chan-sung merasa, perbedaan kualitas sepak bola Vietnam dan Indonesia memang sangat jelas.

"Berhentilah membuat alasan. Kemenangan Vietnam dikarenakan perbedaan kelas dari pemain dan pelatih," kata Park Chan-sung

 

 

 

 

3 dari 4 halaman

Pelatih Kelas Dunia Gagal di Regional

Pelatih Timnas Indonesia U-20, Shin Tae-yong (kiri), pelatih Timnas Vietnam U-20, Dinh The Nam, pelatih Timnas Hongkong U-20, Cheung Kin Fung, dan pelatih Timnas Timor Leste U-20 Gopalkrishnan A S Ramasamy (kanan) melakukan sesi foto usai memberikan keterangan pers di Surabaya, Selasa (13/9/2022). (Bola.com/Ikhwan Yanuar) 

Piala AFF U-19 2022 berakhir dengan kontroversial. Satu kontroversi yang paling disorot dari ajang yang berlangsung di Indonesia itu adalah kegagalan Timnas Indonesia U-19 lolos ke semifinal.

Shin Tae-yong dan publik sepak bola nasional merasa Thailand dan Vietnam sengaja "bermain sabun" untuk menyingkirkan Garuda Nusantara. Tidak demikian dengan media Vietnam, Dantri.

Mereka justru lebih tertarik dan mempertanyakan kualitas kepelatihan yang dimiliki Shin Tae-yong. Dantri merasa, pelatih asal Korea Selatan itu menodai reputasinya sendiri.

“Jarang ada pelatih Timnas senior yang juga ditugaskan menangani tim U-19. Level profesional seharusnya dipisahkan antara tim nasional senior dan junior,” tulis Dantri.

“Pelatih kelas dunia dengan prestasi mentereng seperti Shin Tae-yong, gagal di turnamen level muda regional. Hal ini membuat Shin Tae-yong meninggalkan catatan sepakbola Indonesia yang pahit,” tutup Dantri.

 

4 dari 4 halaman

Pertanyakan Program Naturalisasi

Pemain Timnas Indonesia U-23, Marc Klok saat pertandingan melawan Timor Leste dalam laga kedua fase Grup A SEA Games 2021 di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Vietnam, Selasa (10/5/2022). (Bola.com/Ikhwan Yanuar)

Sejak tahun 2010, PSSI dan Pemerintah Republik Indonesia memang cukup gencar melakukan program naturalisasi. Belakangan, program itu kembali dilakukan.

Meski saat ini fokus dari program naturalisasi itu agak sedikit berbeda. Hanya pemain keturunan dan mereka yang benar-benar berkualitas saja yang akan dinaturalisasi.

Pengamat sepak bola dari Vietnam, Vu Manh Hai, mengkritik PSSI dan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, soal pemain naturalisasi itu. Ia merasa Indonesia tidak peduli dengan pembinaan pemain muda.

"Sepak bola di negara dengan penduduk sepadat itu tidak fokus dalam pencarian bakat domestik," kata Vu Manh Hai yang dimuat di media lokal Vietnam, Soha.vn, Senin (5/9/2022) lalu.

"Mereka justru menaruh harapan mereka pada pemain naturalisasi. Hal itu menunjukan mereka (Indonesia) tidak memiliki dasar sepakbola yang bagus,” lanjutnya. 

Berita Terkait